CEK FAKTA: Hoaks Pejabat Denmark Meninggal saat Umumkan Larangan Vaksin AstraZeneca
Faktanya, pejabat tersebut yang diketahui sebagai Kepala Badan Obat-obatan Denmark, Tanja Erichsen hanya pingsan dan tidak meninggal karena diracun.
Kabar pejabat pemerintah Denmark meninggal dunia karena diracun saat mengumumkan larangan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca beredar di Facebook. Klaim tersebut terdapat video menunjukkan momen saat seorang perempuan terjatuh di hadapan peserta sebuah forum.
Dalam video tersebut terdapat tulisan: "Denmark melarang vaksin AstraZeneca dan selama pengumuman berlangsung salah satu pejabat pemerintah pingsan dan meninggal."
-
Apa yang dimaksud dengan fakta? Fakta adalah informasi objektif atau bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Fakta adalah sesuatu yang dapat diamati, diukur, dibuktikan, dan diverifikasi oleh berbagai pihak yang dapat melihat fenomena yang sama.
-
Apa yang dimaksud dengan kalimat fakta? Kalimat fakta adalah jenis kalimat yang menyajikan informasi yang benar, dapat diverifikasi, dan tidak terbantahkan.
-
Kapan sebuah kalimat fakta dianggap benar? Fakta adalah pernyataan yang kebenarannya dapat dibuktikan dan tidak tergantung pada keyakinan individu.
-
Apa yang menjadi ancaman kesehatan yang serius bagi Indonesia dan dunia terkait kusta? Penyakit kusta, meskipun termasuk penyakit tropis yang terabaikan, masih menjadi ancaman kesehatan yang signifikan di berbagai negara, termasuk Indonesia.
-
Apa ciri khas orang yang suka memutar balikan fakta? Orang yang suka memutar balikan fakta sering kali mengubah versi cerita mereka. Setiap kali mereka berbicara, rincian atau konteks cerita bisa berbeda, tergantung pada situasi atau siapa yang mendengarnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari tanggung jawab atau menyembunyikan kebenaran.
Unggahan tersebut juga bernarasi:
"Ini risikonya kalau berani melawan ndoro globe. Kemarin presiden Tanzania yg sempat 1 minggu menghilang dan dinyatakan meninggal akibat serangan jantung. Sekarang salah satu pejabat pemerintah Denmark meregang nyawa saat mengumumkan pelarangan vax astrazeneca. Mungkin di racun."
Penelusuran
Hasil penelusuran, menunjukkan perempuan yang terjatuh dalam video tersebut adalah Kepala Badan Obat-obatan Denmark, Tanja Erichsen. Namun, ketika itu, Erichsen hanya pingsan, tidak meninggal karena diracun.
Dilansir dari Tempo, video tumbangnya Erichsen ini pernah dipublikasikan oleh sejumlah media. Media Inggris, The Sun, memuat video itu dalam artikelnya yang berjudul "Dramatic moment Danish vaccine chief FAINTS during a Covid conference announcing the permanent ban of AstraZeneca jab" pada 15 April 2021.
Erichsen pingsan dalam sebuah konferensi pers yang mengumumkan larangan permanen Denmark terhadap vaksin Covid-19 AstraZeneca. Namun, menurut The Sun, pemerintah Denmark mengumumkan bahwa Erichsen sudah sadar dan telah dilarikan ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Klaim-klaim palsu terkait pingsannya Tanja Erichsen itu tidak hanya beredar di Indonesia, tapi juga di Eropa. Di sana, menyebar klaim yang menyebut bahwa dia pingsan setelah menerima vaksin Astrazeneca.
Dilansir dari Associated Press, Direktur Jenderal Otoritas Kesehatan Denmark Soren Brostrom mengatakan bahwa Erichsen baik-baik saja. Brostrom menjelaskan bahwa Erichsen pingsan karena terlalu banyak bekerja dan berdiri terlalu lama. Juru bicara Badan Obat-obatan Denmark Kim Voigt Ostrom juga mengatakan bahwa Erichsen belum menerima vaksin Covid-19.
Lewat akun pribadinya di Twitter, pada 19 April 2021, Tanja Erichsen pun menyatakan bahwa pemulihannya berjalan dengan baik.
"Terima kasih banyak atas perhatian dan salam Anda. Ini adalah pukulan keras yang harus saya terima, tapi untungnya saya dalam pemulihan yang baik sekarang. Ini sangat berarti bagi saya, dengan dukungan besar yang saya terima, baik di sini di Twitter maupun di platform lain. Terima kasih banyak," kata Erichsen dalam bahasa Denmark.
Sementara itu, dilansir dari Liputan6.com, Denmark memutuskan untuk menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca untuk program imunisasi COVID-19 mereka. Keputusan itu diambil setelah adanya laporan kemungkinan risiko pembekuan darah yang langka tetapi serius.
Kebijakan itu diambil meskipun World Health Organization (WHO) dan European Medicines Agency (EMA) masih merekomendasikan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca, mengingat manfaatnya masih lebih besar ketimbang risiko efek sampingnya.
"Kampanye vaksinasi COVID-29 di Denmark akan diteruskan tanpa vaksin AstraZeneca," kata Soren Brostrom, kepala otoritas kesehatan Denmark dalam konferensi persnya Rabu waktu setempat, seperti dikutip dari The Guardian pada Kamis (15/4/2021).
Mengutip CNA, Denmark kemungkinan akan menggunakan vaksin COVID-19 Johnson & Johnson, yang peluncurannya di Eropa juga masih ditunda terkait masalah pembekuan darah serupa. Negara itu pun masih menahan pemakaiannya.
Menurut Brostrom, penghentian vaksin AstraZeneca itu diambil karena hasil penyelidikan terhadap pembekuan darah terkait penyuntikan "menunjukkan efek samping yang nyata dan serius."
"Karena itu kami memilih untuk melanjutkan program vaksinasi untuk semua kelompok sasaran tanpa vaksin ini," katanya.
Kesimpulan
Informasi pejabat Denmark meninggal dunia saat mengumumkan mengumumkan pelarangan vaksin AstraZeneca adalah tidak benar. Faktanya, pejabat tersebut yang diketahui sebagai Kepala Badan Obat-obatan Denmark, Tanja Erichsen hanya pingsan dan tidak meninggal karena diracun.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
https://cekfakta.tempo.co/fakta/1337/keliru-pejabat-denmark-meninggal-karena-diracun-saat-umumkan-larangan-vaksin-astrazeneca
https://www.liputan6.com/health/read/4532585/denmark-setop-total-penggunaan-vaksin-astrazeneca#