CEK FAKTA: Hoaks Tulisan Profesor Robert Oswald Tentang Covid-19
Klaim tulisan dari Robert Oswald yang menyebut Covid-19 tidak ada adalah hoaks. Faktanya, Oswald sendiri memberikan bantahannya ia mengatakan Covid-19 nyata
Beredar tulisan yang diklaim berasal dari Robert Oswald, virologis dan immunologis dari Cornell University. Robert disebut tidak percaya adanya Covid-19. Salah satu akun yang mempostingnya bernama Vernon Medeiros. Dia mengunggahnya pada 31 Desember 2020.
Berikut narasinya dalam Bahasa Indonesia:
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
Stanford, Cornell, dan lima laboratorium universitas California lainnya “menemukan C19 khayalan, fiktif, bukan virus dan menuntut CDC untuk Penipuan Covid,” Rob Oswald, PhD dalam virologi dan imunologi, Universitas Cornell: https: //www.vet.cornell .edu / res ... / fakultas / robert-oswald-phd“Jadi yang kami hadapi hanyalah jenis flu lain seperti setiap tahun, C19 tidak ada dan bersifat fiktif. Saya percaya China dan globalis mengatur tipuan COVID ini (flu yang disamarkan sebagai virus baru) untuk membawa tirani global dan negara pengawasan totaliter polisi di seluruh dunia, dan plot ini termasuk Penipuan Pemilu besar-besaran.“Saya memiliki gelar PhD di bidang virologi dan imunologi. Saya adalah seorang ilmuwan laboratorium klinis dan telah menguji 1.500 sampel C19 yang "diduga" positif yang dikumpulkan di sini di S. California. Ketika tim lab saya dan saya melakukan pengujian melalui postulat dan observasi Koch di bawah SEM (mikroskop elektron scanning), kami menemukan NO Covid di salah satu dari 1500 sampel. Apa yang kami temukan adalah bahwa semua dari 1500 sampel sebagian besar adalah Influenza A dan beberapa di antaranya adalah influenza B, tetapi tidak ada satu kasus Covid, dan kami tidak menggunakan B.S. Tes PCR.“Kami kemudian mengirimkan sisa sampel ke Stanford, Cornell, dan beberapa laboratorium Universitas California dan mereka menemukan hasil yang sama seperti yang kami lakukan, TIDAK ADA COVID. Mereka menemukan influenza A dan B. Kami semua kemudian berbicara dengan CDC dan meminta sampel COVID yang layak, yang menurut CDC tidak dapat mereka berikan karena mereka tidak memiliki sampel.“Kami sekarang telah sampai pada kesimpulan yang pasti melalui semua penelitian dan pekerjaan lab kami, bahwa C19 adalah khayalan dan fiktif. Flu itu disebut Covid dan sebagian besar dari 225.000 orang meninggal karena penyakit penyerta seperti penyakit jantung, kanker, diabetes, emfisema, dll. Dan mereka kemudian terkena flu yang selanjutnya melemahkan sistem kekebalan mereka dan mereka meninggal. Saya belum menemukan satu pun sampel C19 yang layak untuk digunakan.“Kami di tujuh universitas yang melakukan tes laboratorium pada 1500 sampel ini sekarang menuntut CDC untuk penipuan C19. CDC belum mengirimkan satu pun sampel C19 yang layak, terisolasi, dan dimurnikan. Jika mereka tidak dapat atau tidak mau mengirimkan sampel yang layak, menurut saya tidak ada C19, itu fiktif. Empat makalah penelitian yang menggambarkan ekstrak genomik virus C19 tidak pernah berhasil mengisolasi dan memurnikan sampel. Keempat makalah yang ditulis pada C19 hanya menjelaskan bit-bit kecil RNA yang panjangnya hanya 37 sampai 40 pasangan basa yang BUKAN VIRUS. Genom virus biasanya 30.000 hingga 40.000 pasangan basa.“Dengan Covid yang seharusnya ada di mana-mana, kenapa tidak ada seorang pun di lab mana pun di seluruh dunia yang pernah mengisolasi dan memurnikan virus ini secara keseluruhan? Itu karena mereka tidak pernah benar-benar menemukan virusnya, yang pernah mereka temukan hanyalah potongan kecil RNA yang tidak pernah diidentifikasi sebagai virus."
Penelusuran
Penelusuran terkait tulisan Robert Oswald, virologis dan immunologis dari Cornell University tentang Covid-19 mengarah pada artikel Snopes.com berjudul "Did Dr. Rob Oswald Claim COVID-19 Was a Hoax?" yang tayang 28 Desember 2020.
Dalam artikel tersebut terdapat penjelasan tulisan itu telah tersebar sejak awal Desember lalu. Awalnya tulisan itu ditulis oleh blogger anonimus bernama 'Sojourner' di dalam artikel yang dipublikasikan di Wadeburleson.org.
Awalnya tulisan itu banyak dipertanyakan kebenarannya. Namun Sojourner mengklaim tulisan itu berasal dari seseorang yang bereputasi yakni Rob Oswald. Tetapi terbukti tulisan itu hoaks dan bukan dari Oswald.
Dalam website Cornell University, Oswald sendiri memberikan bantahannya dan memberikan komentarnya terkait covid-19. Berikut link website Cornell University terkait profil Robert Oswald...
"Covid-19 adalah nyata. Setiap posting Facebook yang menyarankan sebaliknya adalah hoaks dan tidak benar. Pakailah masker, jaga jarak, dan dapatkan vaksin jika sudah tersedia," ujar Oswald.
Snopes.com juga telah menghubungi Rob Oswald secara langsung untuk meminta konfirmasi.
"Saya jelas tidak menulis ini dan jujur agak mengerikan membacanya. Dalam tulisan ini mencantumkan saya sebagai ahli virologi dan ahli imunologi yang tinggal di California Selatan dan tidak ada satupun deskripsi yang cocok dengan saya," ujar Oswald.
"Selain itu tulisan menyebut Cornell akan mengajukan tuntutan pada CDC dan itu sama sekali tidak benar. Cornell justru menjadi yang terdepan dalam penelitian dan pengujian pada covid-19 agar tidak terus menyebar. Sungguh sangat mengecewakan tulisan itu membawa-bawa nama Cornell University."
Oswald juga menambahkan isi tulisan itu sama sekali tidak berdasar penjelasannya.
"Konten artikel itu sama sekali salah. Virus itu telah dipelajari dengan sangat baik, mendapatkan sekuens genom lengkap dari pasien."
"Menulis bahwa virus itu tidak ada sangat salah. Salah satu dari mantan siswa kami juga pernah menulisnya."
Kesimpulan
Klaim tulisan dari Robert Oswald yang menyebut Covid-19 tidak ada adalah hoaks. Faktanya, Oswald sendiri memberikan bantahannya ia mengatakan Covid-19 nyata.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/noe)