CEK FAKTA: Tidak Benar Anies Sebut Solusi Banjir Tunggu Musim Kemarau
Klaim Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebut solusi banjir menunggu musim kemarau adalah tidak benar. Faktanya tidak ditemukan pernyataan Anies seperti dalam klaim tersebut.
Beredar sebuah foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengebutkan jika solusi banjir adalah menunggu musim kemarau viral di media sosial.
Foto yang diunggah bernarasi;
-
Apa berita bohong yang disebarkan tentang Anies Baswedan? Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi sasaran berita bohong atau hoaks yang tersebar luas di media sosial. Terlebih menjelang Pilkada serentak 2024.
-
Siapa kakek dari Anies Baswedan? Sebagai pria berusia 54 tahun, Anies Baswedan adalah cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang diplomat yang pernah menjabat sebagai wakil Menteri Muda Penerangan RI dan juga sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
-
Siapa kakek buyut dari Anies Baswedan? Umar merupakan kakek buyutnya.
-
Apa yang dikatakan Anies Baswedan dalam video yang beredar? "Dengan kekalahan saya pada pemilu presiden yang lalu, saya memutuskan untuk menjadi gamer," Anies terlihat mengatakan hal itu dalam sebuah video yang beredar."Untuk itu saya akan memperkenalkan gim yang saya mainkan, Honor of Kings."
-
Kenapa Anies Baswedan menjadi target berita bohong? Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi sasaran berita bohong atau hoaks yang tersebar luas di media sosial. Terlebih menjelang Pilkada serentak 2024.
"SOLUSI BANJIR ITU MUDAH TINGGAL TUNGGU MUSIM KEMARAU."
Kominfo
Penelusuran
Cek Fakta merdeka.com menelusuri klaim Anies Baswedan jika solusi banjir adalah menunggu musim kemarau. Hasil penelusuran foto yang digunakan berasal dari artikel Detik.com yang berjudul "Anies: Anggaran Lem Aibon Diramaikan tapi DKI Provinsi Bebas Korupsi" dimuat pada Selasa, 10 Desember 2019.
Penelusuran dilakukan menggunakan Google Search dengan kata kunci "solusi banjir dari anies tunggu musim kemarau", hasilnya tidak ditemukan artikel yang menyebutkan hal tersebut. Namun ditemukan artikel Kompas.com berjudul "Antisipasi Banjir di Musim Hujan, Anies Siapkan Dua Solusi" dimuat pada 11 November 2018.
Artikel tersebut berisi:
JAKARTA,KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menyiapkan cara dalam mengantisipasi adanya banjir pada musim hujan tahun ini.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan, langkah pertama adalah dengan membuat vertical drainage atau sumur serapan. Adapun langkah kedua adalah meminta warga cepat tanggap dengan datangnya banjir.
"Satu, air yang turun di Jakarta itu sebisa mungkin kita masukkan ke dalam tanah kita sudah siapkan gambaran programnya tidak lama lagi. Kita akan kick off untuk vertikal drainase, sekarang sedang diuji coba di beberapa titik, nanti kalau sudah selesai ceritakan," kata Anies di Kali Ciliwung, Condet, Jakarta Timur, Minggu (11/11/2018).
Anies mengatakan, pihaknya mendorong pentingnya mengembalikan sungai-sungai menjadi sebuah ekosistem yang natural atau disebut naturalisasi. Ia berharap agar masyarakat bisa ikut andil dalam mewujudkan dengan menjaga lingkugan.
"Kedua, untuk air yang turun dari hulu, semua masyarakat terutama di sepanjang daerah aliran sungai yaitu antisipasi kita akan siapkan untuk respon cepat bila terjadi limpahan air dari hulu, yang di Jakarta sebisa mungkin saluran air semuanya bersih," terangnya.
Pemprov DKI, lanjut Anies, juga telah melakukan uji coba naturalisasi di beberapa tempat. Tetapi ia belum ingin mengungkap titik tempat uji coba dan hasilnya.
Kesimpulan
Klaim Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebut solusi banjir menunggu musim kemarau adalah tidak benar. Faktanya tidak ditemukan pernyataan Anies seperti dalam klaim tersebut.
Pada tahun 2018, Anies mengungkapkan solusi banjir ada dua, pertama membuat vertical drainage atau sumur serapan. Adapun langkah kedua adalah meminta warga cepat tanggap dengan datangnya banjir.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/noe)