CEK FAKTA: Tidak Benar Indonesia Jadi Kelinci Percobaan Vaksin Covid-19
Informasi uji coba vaksin Covid-19 hanya di Indonesia dan hanya menjadi kelinci percobaan adalah tidak benar. Uji coba vaksin juga dilakukan sejumlah negara, seperti Brasil, Bangladesh, dan Turki
Informasi terkait percobaan vaksin Covid-19 beredar di media sosial Facebook. Informasi itu menyebutkan bahwa percobaan vaksin Covid-19 hanya dilakukan di Indonesia dan hanya menjadi kelinci percobaan.
"Dalam Sejarah Pemimpin Dunia, Hanya Di Rezim Saat ini Yang Bahagia Melihat Rakyatnya Akan Di jadikan Kelinci Percobaan Vaksin Corona Dari China, Sedangkan China Sendiri Tak menguji Coba Pada Rakyatnya Sendiri.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
Apakah ini bagian dari konspirasi jahat dari pejabat penghianat !!Sangat Miris ...."
Penelusuran
Penjelasan terkait percobaan vaksin Covid-19 dijelaskan dalam artikel Antaranews.com yang menuliskan artikel berjudul, "Ahli: Uji Klinis Tahap Tiga Tentukan Efektivitas Vaksin di Indonesia."
Ahli mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Tri Wibawa menyebutkan uji klinis tahap tiga untuk vaksin kerja sama antara Bio Farma dan Sinovac Biotech, China, akan menentukan efektivitas di Indonesia.
"Dari uji klinis fase tiga ini nantinya bisa dilihat apakah itu cukup aman dan bisa membangun antibodi untuk bisa melindungi orang Indonesia atau tidak," kata Tri Wibawa melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Kamis.
Guru Besar UGM ini menjelaskan ada empat tahap dalam uji klinis vaksin. Pada uji klinis fase satu, vaksin diujicobakan pada populasi lima sampai 50 orang yang tidak berisiko terinfeksi COVID-19. Uji coba dilakukan untuk mengetahui aspek keamanan dan kemampuan dalam menimbulkan kekebalan.
Lalu uji klinis fase dua dilakukan dengan tujuan yang sama seperti pada fase satu. Hanya saja, pada fase tiga diujicobakan pada populasi yang lebih besar, yakni antara 25-1.000 orang dan populasi yang telah terjadi transmisi lokal.
Berikutnya, pada uji klinik fase tiga diujikan pada populasi 100-10.000 orang yang memiliki risiko untuk terinfeksi untuk melihat efektivitas vaksin dalam mencegah infeksi virus corona jenis baru itu.
"Jadi uji klinis fase satu dan dua sudah dilakukan di China. Lalu fase tiga ini dilakukan pada populasi yang spesifik akan dilindungi, yakni Indonesia, dilihat cukup aman dan bisa melindungi atau tidak. Kalau ternyata hasilnya tidak efektif maka BPOM tidak akan mengeluarkan izin edar ke masyarakat," kata dia.
Apabila vaksin lolos pada fase tiga, maka dilanjutkan dengan uji klinis fase empat. Pada fase ini dilakukan monitoring untuk melihat efek jangka panjang vaksin (post marketing surveillance). Jika saat peredaranya di masyarakat muncul efek samping, maka vaksin akan ditarik kembali.
Kemudian dalam artikel merdeka.com berjudul "Melihat Uji Klinis Vaksin Sinovac" pada 24 Juli 2020, dijelaskan bahwa Sinovac sudah melalui 2 fase uji klinis di negeri asalnya, China. Pengujian dilakukan dengan melibatkan 500 relawan.
Uji coba tahap ketiga vaksin dari Sinovac ini bukan dilakukan di Indonesia saja. Beberapa negara lainnya juga melakukan uji klinis. Di antaranya Brazil, Bangladesh dan Turki. Di Brazil sendiri, uji coba sudah mulai dilakukan pada 21 Juli lalu dan akan dilakukan selama tiga bulan.
Ketua Tim Riset Fakultas Kedokteran Unpad, Prof Kusnandi Rusmil mengatakan, penelitian pada fase 3 di Indonesia melibatkan 1.620 orang relawan.
"Hasil uji coba di fase 3 hasilnya harus sama. Kalau hasilnya tidak sama (di setiap negara), vaksin tidak boleh dijual. Perhitungan saya begitu," jelas Kusnandi.
Rencananya, proses penelitian uji klinis vaksin Covid-19 dipusatkan di enam fasilitas kesehatan di wilayah Kota Bandung yang dianggap berpengalaman melakukan uji klinis. Yakni, yakni RSP Unpad, Kampus Unpad Dipatiukur, Puskesmas Sukapakir, Puskesmas Ciumbuleuit, Puskesmas Garuda, dan Puskesmas Dago.
Head of Corporate Communication Bio Farma Iwan Setiawan menambahkan, saat uji klinis subjek akan disuntikkan vaksin sebanyak dua kali, yaitu pada hari pertama dan ke-14. Setelah disuntikkan vaksin tersebut, seluruh relawan akan dipantau oleh tim yang telah disiapkan.
Tim akan mengecek efek samping dari penyuntikkan vaksin tersebut secara berkala sampai enam bulan.
Jadi butuh waktu enam bulan untuk menentukan berhasil atau tidaknya suatu vaksin. Jadi enam bulan setelah disuntik, Bio Farma akan mengecek kembali kandungan antibodi pada setiap relawan. Dari antibodi tersebut, barulah bisa dinyatakan berhasil atau tidak.
Kesimpulan
Informasi uji coba vaksin Covid-19 hanya di Indonesia dan hanya menjadi kelinci percobaan adalah tidak benar. Uji coba vaksin juga dilakukan sejumlah negara, seperti Brasil, Bangladesh, dan Turki.
Kemudian, klaim yang menyebut bahwa China tidak menguji calon vaksin di negaranya sendiri adalah salah. China juga sudah melakukan uji coba vaksin ini melalui 2 fase uji klinis dan melibatkan 500 relawan.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/noe)