CEK FAKTA: Tidak Benar Pernyataan Mahathir Mohamad Soal Pendidikan di Indonesia
Komentar Mahathir Mohamad terkait pendidikan di Indonesia adalah salah. Faktanya tidak ditemukan pernyataan Mahathir tentang pendidikan di Indonesia.
Beredar sebuah narasi mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Mahathir Mohamad yang mengomentari pendidikan Indonesia.
Salah satu yang mengunggah akun Peter F. Gontha. Ia mengunggahnya di Facebook pada Minggu (22/11/2020). "Apa betul ini tulisan Mahathir?"
-
Apa yang dimaksud dengan fakta? Fakta adalah informasi objektif atau bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Fakta adalah sesuatu yang dapat diamati, diukur, dibuktikan, dan diverifikasi oleh berbagai pihak yang dapat melihat fenomena yang sama.
-
Kapan sebuah kalimat fakta dianggap benar? Fakta adalah pernyataan yang kebenarannya dapat dibuktikan dan tidak tergantung pada keyakinan individu.
-
Apa yang sebenarnya dikatakan oleh PM Singapura mengenai Indonesia? Tidak ada pembahasan terkait PM Singapura sebut Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama.
-
Apa saja yang dilakukan Mahmud Yunus untuk kemajuan pendidikan Islam di Indonesia? Seorang ahli ulama dan tafsir Al-Qur'an ini begitu berjasa terhadap pelajaran Agama Islam agar bisa tercantum di kurikulum nasional melalui jabatannya di Kementerian Agama.
-
Apa contoh kalimat fakta yang menunjukkan ciri khas dari negara Indonesia? Indonesia adalah negara kepulauan, terdiri atas lima pulau besar, yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Jawa.
-
Apa yang dimaksud dengan kalimat fakta? Kalimat fakta adalah jenis kalimat yang menyajikan informasi yang benar, dapat diverifikasi, dan tidak terbantahkan.
Unggahan tersebut berupa foto Mahathir Mohamad disertai narasi sebagai berikut:
"...PELAN-PELAN anak-anak sekolah negeri di Indonesia akan tertinggal dalam penguasaan sains. umurnya habis untuk menghafal ayat-ayat dan doa, belajar soal haram, dosa, bidadari, menghitung pahala, mencari dalil, memikirkan akerat. Setelah kalah bersaing lalu memusuhi pemerintah dan mendirikan negara syariah sebagai solusi semuanya..." (Mahatir Muhammad).
©Liputan6.com
Penelusuran
Hasil penelusuran tidak ditemukan komentar Mahathir Mohamad terkait pendidikan di Indonesia. Namun ditemukan pernyataan Mahathir Mohamad terkait pendidikan di Malaysia dimuat Medcom.id pada 3 Januari 2019 berjudul "Mahathir Kurangi Jam Belajar Agama di Sekolah Malaysia".
Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad memutuskan untuk mengurangi jam belajar pada mata pelajaran Agama di sekolah-sekolah di Malaysia. Menurutnya, pelajaran Bahasa Inggris lebih penting untuk bekal siswa di masa depan.
“Belajar Bahasa Inggris sejak dini akan lebih berguna untuk masa depan dan pekerjaan mereka nantinya. Kalau mereka belajar agama terus-menerus, mereka akan tidak fasih dalam bidang lainnya dan berlomba-lomba menjadi ulama,”kata Mahathir, dikutip dari Strait Times, Kamis 3 Januari 2019.
Akibatnya, tambah Mahathir, keadaan ini akan berpotensi memecah bangsa, karena para ulama ini akan berbeda pendapat satu sama lain. Selain itu juga dikhawatirkan akan menciptakan kondisi yang menyesatkan.
“Pelajaran agama akan tetap ada. Namun tidak terus menerus dalam satu pekan. Mungkin hanya satu sampai dua kali dalam sepekan,” ujar Mahathir lagi.
Pria berusia 93 tahun ini menegaskan, warga Malaysia harus bisa berbahasa asing, bukan hanya membaca Alquran. Seperti diketahui, Mahathir juga menjabat sekaligus menjadi Menteri Pendidikan Malaysia. Kendati demikian, rencana ini dapat memicu kontra, terutama dari Muslim Melayu konservatif. Pemerintahan Malaysia sebelumnya sempat secara rutin menayangkan siaran agama dengan ulama konservatif."
Selain itu, artikel dari Kompas.com berjudul "Malaysia Berencana Kurangi Fokus pada Pelajaran Agama" dimuat 11 Januari 2019.
KOMPAS.com - "Kita (tetap) masih akan belajar agama, tetapi ini tidak akan menjadi satu hari penuh karena kita tidak ingin siswa hanya tahu cara melafalkan doa tetapi kurang pengetahuan dalam mata pelajaran lain," ujar Perdana Menteri Malayasia Mahathir Mohamad, saat berbicara pada jamuan makan malam tahunan almamaternya Sultan Abdul Hamid College (SAHC) di Kuala Lumpur (22/12/2018).
Dikutip dari Says, Mahathir menyampaikan pihaknya akan memperbaiki kurikulum sekolah untuk mengurangi fokus pada studi agama. " Kita perlu menguasai semua mata pelajaran lainnya jika ingin maju, orang Malaysia harus berpendidikan, tidak hanya dalam baca doa (melafalkan doa)..." ujarnya.
Menguasai semua pengetahuan Ia menambahkan, kurikulum sekolah akan diubah dan dimodifikasi sehingga Malaysia akan memiliki sekolah nasional yang akan mengajarkan semua orang semua mata pelajaran penting yang akan berguna bagi mereka ketika mereka dewasa dan menjadi individu mandiri.
“Dan kemudian kamu memiliki terlalu banyak ulama, mereka selalu berbeda satu sama lain dan kemudian mereka menyesatkan pengikut mereka dan mereka bertengkar satu sama lain. Itulah masalah yang kita hadapi sekarang. Dan karena itu, kami akan mengubah jadwal, kurikulum di sekolah-sekolah," kata Mahathir.
"Karena jika kita ingin maju, orang Malaysia harus berpendidikan, tidak hanya dalam membaca Quran tetapi juga dalam bahasa lain. Jika tidak, kita akan sangat tertinggal," katanya.
Ia menambahkan bahwa negara Malaysia saat ini melalui fase sulit dan membutuhkan pengembangan yang membutuhkan orang-orang berpendidikan yang mampu berinteraksi dengan orang lain.
Penguasaan bahasa Inggris Selain soal jam pelajaran agama
Mahathir juga menyoroti semakin menurunnya kemampuan siswa Malaysia dalam bahasa Inggris. Padahal dulu siswa Malaysia dikenal akan kefasihan mereka dalam penguasaan bahasa asing ini.
Mahathir mendorong warga Malaysia untuk menguasai bahasa Inggris dengan mengatakan bahwa belajar "bahasa pengetahuan" tidak akan menghilangkan identitas Melayu atau Malaysia mereka.
"Bahasa Inggris bukan hanya untuk orang-orang Inggris. Bahasa Inggris adalah bahasa universal," tegas Mahathir.
Dalam pidatonya, Mahathur juga mengatakan orang Malaysia sebelumnya dikenal memiliki kemampuan bahasa Inggris sangat baik, namun saat ini siswa kurang memahami bahasa Inggris dan kualitas sekolah mengalami penurunan selama bertahun-tahun.
"Bukannya kita kurang Melayu atau Malaysia ketika kita bersikeras menguasai bahasa Inggris. Jika kita benar-benar orang Malaysia yang baik, kami (justru) ingin mengesankan orang-orang dengan kemampuan bahasa Inggris kita, " tegasnya.
Kesimpulan
Komentar Mahathir Mohamad terkait pendidikan di Indonesia adalah salah. Faktanya tidak ditemukan pernyataan Mahathir tentang pendidikan di Indonesia.
Jangan percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/noe)