CEK FAKTA: Tidak Benar Virus Corona Bisa Menular dari Sarung Tangan Petugas Rapid Tes
Informasi bahwa virus corona bisa menular dari sarung tangan petugas rapid test adalah tidak benar. Petugas rapid tes selalu mengikuti standar kebersihan dan kesehatan yang sudah ditentukan.
Beredar informasi tentang bahaya sarung tangan yang digunakan para petugas rapid tes atau swab test. Informasi tersebut diterima warga Semarang dan tersebar di aplikasi pesan instan WhatsApp.
-
Siapa yang dinyatakan positif Covid-19 pertama di Indonesia? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana cara tim Cek Fakta merdeka.com memeriksa kebenaran klaim video tersebut? Penelusuran tim Cek Fakta merdeka.com mengarah pada artikel dari turnbackhoax.id berjudul "[SALAH] PRESIDEN JOKOWI DAN KAPOLRI COPOT POLDA JABAR AKIBAT BATALKAN SIDANG PEGI" yang diunggah pada Kamis, (27/6).
-
Apa yang dimaksud dengan fakta? Fakta adalah informasi objektif atau bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Fakta adalah sesuatu yang dapat diamati, diukur, dibuktikan, dan diverifikasi oleh berbagai pihak yang dapat melihat fenomena yang sama.
-
Bagaimana Cek Fakta Merdeka.com melakukan penelusuran terhadap berita hoaks tersebut? Penelusuran Cek Fakta Merdeka.com melakukan penelusuran melalui fitur Google Image. Menemukan bahwa thumbnail video Youtube merupakan foto dari berita Antaranews.com berjudul “Polisi bebaskan perawat DN tersangka gunting jari bayi di Palembang” yang diunggah pada 13 Februari 2023.
Kominfo
"info Tentang Rapid Tes Massal atau Per-kelompok
Mohon menjadi perhatian bagi diri kita sendiri maupu keluarga dan kolega anda/panjenengan semua.
Bila tiba-tiba anda/panjenengan terjebak dalam oprasi rapid tes dadakan/ujug ujug datang petugas yang mengharuskan mengikuti rapid tes, maka yang perlu diperhatikan adalah sarung tangan petugas, kalau sarung tangan yang dipakai hanya itu-itu saja (satu) yang dipakai, tanpa di ganti ganti, dimana setelah petugas itu pegang orang/pasien yang rapid tes, kemudian tanpa ganti sarung tangan petugas lalu memegang anda/panjenengan, maka disinilah leta rawannya penularan virus nya, karena kita ngga tau dan petugas pun ngga tau, apakah orang yang dipegang sebelum kita tadi, orang tersebut positif/reaktif atau negatif..
Jadi penularan bukan karena kita berada ditempat umum saja, akan tetapi saat rapid tes dilakukan massal".
Penelusuran
Menurut penelusuran merdeka.com, informasi tersebut adalah tidak benar. Dalam artikel timesindonesia berjudul "Dinkes Kota Semarang Sanggah Berita Hoaks Penularan Covid-19 Saat Tes Massal" pada 1 Juni 2020, ditegaskan bahwa setiap petugas kesehatan selalu mematuhi aturan kebersihan dan kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr. Abdul Hakam menegaskan bahwa Setiap petugas DKK Semarang dalam melaksanakan kegiatan swab/Rapid test dipastikan mematuhi standar operational prosedur penggunaan APD (Alat Pelindung Diri).
"Petugas rapid/swab test DKK Semarang selalu mengganti sarung tangan setiap kali ganti pasien. Jadi masyarakat tidak perlu resah atau khawatir dengan isu penularan Covid-19 melalui sarung tangan petugas seperti yang diberitakan dalam pesan kaleng tersebut," ujarnya pada Senin (1/6/2020).
Abdul Hakam juga memastikan bahwa setiap pasien yang diperiksa oleh tim penjaringan lapangan yang melakukan tes massal tersebut sudah memenuhi protokol kesehatan seperti misalnya cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tes.
"Demikian juga halnya pasien diharuskan cuci tangan dengan sabun atau handsanitizer setelah mendapatkan pelayanan, sehingga tidak terjadi penularan virus," imbuhnya.
Kemudian dalam artikel surabaya.tribunnews.com berjudul "Jawaban Poliklinik BIN tekait Keraguan Netizen soal Kebersihan Sarung Tangan Petugas Rapid Test" pada 3 Juni 2020, dijelaskan pula standar kebersihan petugas rapid test.
Dr Sri Wulandari Kepala Poliklinik BIN menerangkan, sarung tangan tidak perlu diganti jika tidak terkena bercak darah.
“Kemarin ada yang ngomong ke saya soal pertanyaan itu, jadi sarung tangan itu kalau kena darah, baru kami ganti,” kata Sri Wulandari, saat ditemui di area sisi barat Masjid Al Akbar Surabaya, tempat dia melakukan tes massal, Rabu (3/6/2020).
Menurutnya, virus covid-19 tidak bisa menempel pada sarung tangan. Sebab, sebelum warga melakukan rapid tes, diharuskan terlebih dulu mencuci tangan.
"Orang yang mau diperiksa itu kami minta cuci tangan dulu. Artinya sudah bersih kan, lah itu baru bisa kami periksa," ucapnya.
Sementara untuk memastikan kebersihannya, tenaga medis juga diwajibkan selalu menggunakan hand sanitizer sebelum melakukan rapid tes. Bahkan sering kali, kata Sri Wulandari, petugas mengganti sarung tangannya, setelah menangani lima orang.
“Biasanya setelah periksa lima orang kami ganti kok. Tapi tergantung juga kalau robek atau kena bercak darah ya gak nunggu lima kali langsung kami ganti,” jelasnya.
Kesimpulan
Informasi bahwa virus corona bisa menular dari sarung tangan petugas rapid test adalah tidak benar. Petugas rapid tes selalu mengikuti standar kebersihan dan kesehatan yang sudah ditentukan.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya
(mdk/noe)