CEK FAKTA: Tidak Terbukti Lonjakan Protein Vaksin Covid Sebabkan Kerusakan Organ Anak
Klaim lonjakan protein usai divaksin Covid-19 menyebabkan kerusakan pada organ tubuh anak-anak adalah klaim yang salah. Para ahli mengatakan sama sekali tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut.
Beredar video mengutip pernyataan Robert Malone, seorang yang diklaim sebagai ahli virus dan imunologi asal Amerika Serikat. Dalam video itu, Robert mengatakan vaksin Covid-19 yang disuntikkan ke anak mengakibatkan lonjakan protein beracun dan disebutkan pula menyebabkan kerusakan pada organ tubuh anak-anak.
"Yang pertama adalah bahwa gen virus akan disuntikan ke dalam sel anak anda. Gen ini memaksa tubuh anak anda untuk membuat protein lonjakan beracun. Protein ini sering menyebabkan kerusakan permanen pada organ penting anak-anak, termasuk otak dan sistem saraf anda. Jantung, dan pembuluh darah mereka termasuk pembekuan darah, sistem reproduksi," demikian pernyataan Malone dalam video tersebut.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
Penelusuran
Hasil penelusuran, melansir dari situs factcheck.afp.com, Dokter penyakit menular dan direktur Pusat Pendidikan Vaksin di Rumah Sakit Anak Philadelphia, Paul Offit, mengatakan informasi menyebut lonjakan protein usai divaksin Covid-19 menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh anak-anak adalah klaim yang salah.
"Itu salah. Tidak ada bukti, baik pada hewan percobaan atau manusia," katanya.
Rekan American Academy of Pediatrics Deborah Greenhouse, juga sepakat dengan apa yang dikatakan oleh Paul Offit.
"Sama sekali tidak ada bukti bahwa protein lonjakan yang dihasilkan sebagai respons terhadap vaksin Covid-19 itu beracun," kata Offit.
Selain itu, Alexandra Yonts, seorang dokter penyakit menular pediatrik di Rumah Sakit Nasional Anak di Washington, DC, mengatakan bahwa protein lonjakan dalam vaksin Covid-19 aman karena hanya bertahan di otot lengan seseorang untuk waktu yang singkat.
"Tidak ada bukti yang mendukung bahwa protein lonjakan yang diproduksi oleh vaksin mRNA Covid-19 beracun dengan cara apa pun," kata Yontsa.
Protein lonjakan yang dihasilkan melalui vaksin mRNA Covid-19 sering menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada otak, sistem saraf anak-anak, jantung, pembuluh darah, dan sistem reproduksi. Namun klaim itu diragukan oleh Yonts.
"Itu benar-benar tujuan vaksinasi. Vaksin akan menyebabkan perubahan dalam sistem kekebalan, karena memberikan sistem kekebalan dengan target untuk mengembangkan memori kekebalan terhadap protein lonjakan untuk melindungi orang dari penyakit," kata Yonts.
Sementara, terkait efek samping serius yang langka seperti miokarditis dan perikarditis memang benar adanya. Tapi, kata Yonts dan Offit kondisinya bersifat sementara.
"Miokarditis jelas merupakan konsekuensi dari vaksin mRNA. Jarang, tapi nyata. Berumur pendek, sementara dan sembuh sendiri," kata Offit.
Baik Offit dan Yonts mengatakan bahwa data menunjukkan kasus miokarditis yang jarang terjadi bukanlah akibat langsung dari lonjakan protein itu sendiri, seperti yang dikatakan Malone.
Yonts juga menekankan bahwa sangat bermanfaat memvaksinasi anak-anak Anda untuk Covid-19. "Sementara anak-anak umumnya dilindungi dari penyakit terburuk, Covid-19 memang mempengaruhi anak-anak dan ada kematian terkait Covid-19," katanya.
Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS merekomendasikan agar setiap orang di atas usia lima tahun menerima suntikan Covid-19, menekankan bahwa imunisasi itu aman dan efektif, termasuk untuk anak-anak dan remaja.
Kesimpulan
Klaim lonjakan protein usai divaksin Covid-19 menyebabkan kerusakan pada organ tubuh anak-anak adalah klaim yang salah. Para ahli mengatakan sama sekali tidak ada bukti bahwa protein lonjakan yang dihasilkan sebagai respons terhadap vaksin Covid-19.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya
Referensi
https://factcheck.afp.com/http%253A%252F%252Fdoc.afp.com%252F9V36YN-1
(mdk/lia)