5 Dokter psikopat gemar menyiksa hingga membunuh pasien
Dokter-dokter dari pelbagai negara ini tega mencabut nyawa serta melukai pasien. Mereka akhirnya dipenjara
Dokter merupakan sebuah profesi yang mulia. Seorang dokter seharusnya bertugas untuk menyelamatkan nyawa manusia sebisa mungkin sesuai dengan yang terucap dalam sumpah mereka.
Meski demikian, ada beberapa dokter yang dianggap seperti 'psikopat'. Para dokter ini bukannya membantu menyembuhkan, malah senang menyiksa pasien-pasiennya.
-
Apa yang bikin Sekala jago bahasa Inggris? Sekala, yang semakin jago bahasa Inggris, selalu bikin gemas deh. Dia ngajarin Ditto bahasa Inggris dengan sabar banget, kayak orang dewasa banget deh.
-
Mengapa pasukan Inggris menjajah Indonesia? Sebab utama penjajahan tersebut bermula dari adanya perjanjian politik Inggris dengan Belanda.Saat itu, Belanda yang tengah dijajah oleh Prancis, di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte merasa kalah dan bangkrut.
-
Siapa yang memuji kemampuan berbahasa Inggris Almira? Tiba-tiba, Almira menerima banyak pujian dari netizen. Banyak yang terkesan dengan kemampuan berbahasa Inggrisnya, sementara beberapa lainnya mengagumi kecantikannya.
-
Siapa yang bisa memanfaatkan kata-kata bahasa Inggris ini? Orang yang berhasil akan mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan yang ia lakukan, dan akan mencoba kembali untuk melakukan dalam suatu cara yang berbeda.) – Dale Carnegie
-
Apa tujuan utama dari pepatah Bahasa Inggris? Pepatah ini bisa terbuat berdasarkan dari pengalaman hidup seseorang yang kemudian dapat mewakili perasaan pembacanya.
-
Apa yang dimaksud dengan sinonim dalam Bahasa Inggris? Sinonim sendiri merupakan persamaan kata dengan arti yang serupa atau hampir sama.
Contoh dokter sadis yang menyiksa pasiennya adalah Josef Mengele Rudolf. Dia dikenal dengan eksperimen sadis tergadap para tahanan kamp konsentrasi selama Perang Dunia II.
Dokter Rudolf merupakan tenaga medis lulusan Frankfurt Medical School. Dia mengikuti wajib militer kala itu dan menawarkan diri masuk dalam unit medis.
Pada 1943, Rudolf dipromosikan menjadi kapten dan dikirim ke kamp Nazi di Auschwitz-Birkenau. Di sinilah dokter sadis itu beraksi.
Dia menyeleksi anak-anak yang tingginya tak mencapai 150 cm untuk dikirim ke kamar gas, sementara sisanya digunakan untuk percobaan. Tangan mereka dipotong bahkan ada yang tengkoraknya dibuka tanpa dibius terlebih dulu. Sungguh kejam!
Namun, lima dokter yang kisahnya berhasil dirangkum merdeka.com juga tak kalah kejam dalam melakukan praktiknya. Penasaran seperti apa aksi kejam dan gila mereka? Berikut beritanya:
Jacobus van Nierop
Jacobus van Nierop adalah dokter gigi berusia 51 tahun. Pengadilan Prefektur Nevers di Prancis, mengganjarnya hukuman penjara delapan tahun. Pria kelahiran Belanda itu terbukti melakukan malapraktik pada pasiennya di kota kecil pedalaman Prancis.
Dia tercatat sengaja melukai gusi, mencabut gigi serampangan, serta memutilasi mulut korban tanpa alasan medis memadai. Surat kabar Prancis, Connexion, menjulukinya 'sang dokter gigi horor'.
Korban tindakan jahat Nierop mencapai 120 orang penduduk Kota Chateau-Chinon di selatan Prancis. Nierop membuka praktik cabut gigi di kota itu sepanjang kurun 2008-2011.
Enam tahun lalu, Asosiasi Dokter Gigi Prancis mencabut izin praktiknya. Belasan pasien melaporkan sang dokter gigi horor ke pemerintah setempat.
Salah satu korbannya, Sylviane Boulesteix (65) mengaku disiksa saat hendak memasang behel. Prosedur yang seharusnya tak menyakitkan itu jadi berdarah-darah, sebab Nierop mencabut delapan gigi sekali operasi. Gigi sang nenek padahal baik-baik saja.
"Dia tampak bahagia sekali melihat saya kesakitan," kata Boulesteix.
Pada 2014, Nierop kabur ke Kanada setelah terbit surat pemanggilan kepolisian. Berkat kerja sama aparat kedua negara membuat sang dokter gigi tertangkap. Dia pun diekstradisi ke Negeri Anggur akhir tahun yang sama.
Jaksa Lucile Jaillon-Bru menyatakan sang dokter gigi itu diduga mengidap narsisme akut serta psikosis ringan. Belum diketahui apakah Nierop akan mengajukan banding atas putusan ini.
John Bodkin Adams
John Bodkin Adams dijuluki 'dokter kematian'. Julukan tersebut berdasar pada kesengajaannya membuat pasien yang ditangani meninggal dunia.
Diduga Adams sengaja memberikan resep yang salah kepada lebih dari 163 pasiennya.
Adams dikenal bukan sebagai dokter yang ahli di bidangnya, namun pria ini terkenal ramah dan perhatian sehingga banyak yang suka berobat padanya. Pasiennya kebanyakan janda tua dan orang-orang kaya.
Setelah beberapa kematian terungkap, diketahui pula alasan Adams melakukan perbuatan keji tersebut. Dia sering meminta namanya dituliskan dalam surat wasiat pasiennya, sebagai ganti pembayaran berobat padanya.
Dengan menyiksa pasiennya pakai obat yang salah, dia dengan cepat berhasil mendapat warisan dari pasiennya tersebut.
Pria dengan uang banyak hasil 'merampas' warisan pasiennya ini sempat berhasil menyuap hakim yang mengakibatkan dia dinyatakan bebas dari bersalah. Meski demikian, dia tewas pada 1983 dan tidak diketahui apa penyebabnya.
Harold Frederick Shipman
Harold Frederick Shipman merupakan dokter lulusan Leeds School of Medicine di Inggris. Dia kemudian menjadi anggota Dewan British Medical dan mendirikan klinik pada 1993.
Pria kelahiran 1946 ini dituduh bertanggung jawab atas 250 kasus kematian. Melihat angka yang cukup tinggi, rekan sejawatnya mengeluh kepada dewan tentang tingginya angka kematian tersebut.
Setelah dilaporkan ke kepolisian, terungkap dia memberikan diamorfin berlebih pada pasiennya. Hal ini menyebabkan kecanduan pada pasiennya.
Jika dikonsumsi berlebih, maka pasien akan mengalami ketergantungan. Efek samping yang terjadi pada orang overdosis diamorfin adalah sesak napas yang dapat menyebabkan kematian.
Shipman akhirnya dijatuhi 15 hukuman seumur hidup karena melakukan praktik sadis ini. Dia ditemukan tewas bunuh diri di selnya pada 2004 silam.
John Hall
Kali ini seorang dokter gigi bernama John Hall yang masuk salah satu dokter keji. Pria ini dianggap memiliki kelainan seksual dan melakukannya pada pasien-pasiennya.
Hall sering sekali menyuruh asistennya keluar jika ada pasien perempuan. Dengan penuh nafsu, dokter ini membius pasiennya. Dalam keadaan setengah sadar, Hall memberikan pasiennya 'obat' berbentuk cairan.
Tak disangka obat yang dimaksud itu adalah cairan sperma milik si dokter.
Para asisten yang curiga akhirnya melaporkan Hall pada pihak pemilik klinik. Setelah diselidiki, dia sempat berusaha mengelak, namun barang bukti berupa cairan mani yang ada dalam wadah yang digunakannya membuat pria bejat ini tidak bisa berkutik lagi.
Hall akhirnya dilaporkan ke polisi dan dituduh bersalah. Untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, dokter ini dihukum penjara selama lima bulan, tak hanya itu, izin praktiknya juga dicabut.
Lutfi Dervishi
Pada 2013 lalu, kepolisian Kosovo menangkap seorang kepala sebuah klinik kesehatan di wilayah tersebut. Dia adalah dokter Lutfi Dervishi dan lima dokter lainnya yang terlibat dalam sindikat penjualan organ tubuh manusia.
Para dokter ini membujuk penduduk miskin Turki, Rusia, Moldova dan Kazakhstan untuk menjual ginjal mereka dengan iming-iming bayaran 26 ribu Euro (setara Rp 388 juta).Â
Setelah setuju, dokter ini kemudian mengoperasi pasiennya dengan cara asal. Hal ini menyebabkan infeksi pada luka bekas operasi yang mengakibatkan sedikitnya 30 pasiennya meninggal.
Selain menyebabkan kematian, dia juga tidak membayar sepeser pun pada orang-orang malang yang dioperasinya itu. Dia kemudian ditangkap dan dijatuhi hukuman bersalah 7 tahun dan tiga bulan penjara.
(mdk/ard)