65 Bayi dari pasangan gay Israel terjebak di Thailand
Bayi-bayi itu lahir dari praktik pinjam rahim yang telah disahkan di Negeri Gajah Putih itu.
Praktik pinjam rahim di Thailand bagi pasangan menikah namun perempuannya tidak memungkinkan hamil, atau alasan lain, termasuk melahirkan bayi dari sejoli gay, sudah biasa dilakukan di Negeri Gajah Putih itu. Pemerintah pun mendukung dan mensahkan praktik ini.
Ini menjadi masalah saat banyak pasangan gay asal Israel meminjam rahim mereka demi mempunyai anak. Sekitar 65 bayi dilahirkan dari ibu berstatus warga Thailand tidak bisa membawa bayi itu ke Negeri Bintang Daud sebab kementerian dalam negeri tidak mengabulkan permohonan ganti warga negara, seperti dilansir surat kabar Times of Israel, Senin (20/1).
Ini menyebabkan protes banyak pasangan gay Israel sudah menitipkan spermanya di rahim perempuan Thailand dengan harapan punya anak. Mereka pun segera menggalang bantuan lewat pelbagai jejaring sosial Facebook maupun Twitter. "Bawa bayi kami pulang ke Israel," demikian bunyi pemintaan dukungan tersebut.
Para pasangan sesama jenis itu mengaku telah melengkapi semua persyaratan diajukan pemerintahan Thailand. Mereka juga harus melewati birokrasi cukup rumit demi mendapat izin meminjam rahim. Padahal banyak negara lain juga melakukan hal sama namun hanya Israel mendapat perlakuan berbeda.
Otoritas Thailand membantah hal itu. Mereka mengklaim saat ini gejolak politik di negara mereka tidak menentu dan hukum dipakai yakni undang-undang dasar menuliskan bayi lahir di Thailand langsung mengikuti warga negara ibunya.
Sementara waktu Thailand mengabaikan pelbagai undang-undang lain lantaran demonstrasi besar-besaran di negara itu menuntut pemerintah bubar dan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mundur. Yingluck sendiri telah membubarkan parlemen dan berkonsentrasi menggelar pemilihan umum bulan depan.