Israel Tangkap Seorang Warga Palestina, Dua Jam Kemudian yang Kembali Hanya Jasadnya
Jasad pria asal Tepi Barat ini dipenuhi tanda bekas penyiksaan.
Pasukan penjajah Israel menangkap seorang pria Palestina berusia 58 tahun pada Senin (2/9) pagi. Namun dua jam kemudian, tentara mengembalikan jasad pria tersebut ke keluarganya.
Kondisi jasadnya penuh tanda yang mengindikasikan pria tersebut disiksa dan dipukul dengan sadis di dalam penjara, seperti dikutip dari Middle East Eye, Rabu (4/9).
Keluarga korban mengatakan kepada Middle East Eye, tentara menggerebek rumah Ayman Abed di desa Kafr Dan, Tepi Barat yang diduduki sekitar pukul 03.30.
Menurut putri Ayman Abed, Isra Abed, tentara Israel membawa ayahnya ke penjara pada pukul 06.00 dan mengembalikan jasadnya tak lama setelah itu.
"Kami yakin mereka menyiksanya di dalam jip militer karena tidak perlu banyak waktu sampai mereka mengembalikan jasadnya," kata Isra.
"Saya melihat jasadnya dan ada tanda penyiksaan di hidung, rambut, tangan, dan bagian lain. Jelas dia mengalami penyiksaan parah, dan juga jelas bahwa dia dipukul."
"Ayah saya tidak punya masalah kesehatan. Dia tidak pernah mengeluh masalah kesehatan. Dia tidak pernah ditangkap sebelumnya atau dipanggil untuk interogasi."
Penuh Tanda Penyiksaan
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina juga mengatakan jasad Abed menunjukkan tanda-tanda penyiksaan.
Seorang jurnalis dari Jenin, Mohammad Atiq mengatakan kepada Middle East Eye, dia melihat jasad Ayman setelah Israel mengembalikannya pada pukyl 08.00.
"Dia memiliki banyak tanda penyiksaan di wajahnya dan jelas mereka secara brutal memukulnya. Anda bisa melihat tanda-tanda itu di dada dan bagian lain," kata Atiq.
Dua dari putra Ayman Abed juga ditahan di penjara Israel. Seorang putranya yang lain diyakini terluka dalam pertempuran baru-baru ini di Jenin dan sedang diburu penjajah Israel.
Klub Tahanan Palestina, NGO yang mendukung para tahanan di penjara Israel, mengatakan militer Israel berulang kali menggerebek rumah keluarga Abed dalam beberapa hari terakhir, menekannya agar putranya menyerahkan diri.
Dobrak Pintu
Isra Abed mengatakan tentara Israel mendobrak pintu rumah tanpa menunggu dibukakan dan langsung memukul adik laki-lakinya yang berusia 15 tahun, membanting ponselnya, menginterogasinya, dan memeriksa unggahannya di media sosial.
Sejak operasi genosida Israel berlangsung di Gaza, pasukan penjajah menangkap sekitar 1.400 warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki, menurut Badan Urusan Tahanan Palestina. Sejumlah media melaporkan banyak tahanan Palestina di penjara Israel mengalami penyiksaan, perlakuan buruk, dan pelecehan seksual.
Kelompok HAM terbesar Israel, B'Tselem menyebut sistem penjara Israel sebuah "jaringan kamp penyiksaan".