Dunia Membisu, Ini Data Perampasan Tanah Besar-besaran & Pembunuhan Warga Palestina di Tepi Barat & Yerusalem Timur oleh Israel Tahun 2024
Bukan hanya membunuh warga Palestina di Tepi Barat & Yerusalem Timur, Israel juga rampas tanah besar-besaran sepanjang 2024.
Serangan masif Israel ke Palestina sejak 7 Oktober 2023 lalu sejatinya bukan hanya untuk membalas serangan Hamas ke wilayah mereka.
Momentum tersebut diduga sengaja digunakan oleh Israel untuk terus menekan posisi warga Palestina yang semakin terdesak agar bisa meninggalkan wilayah mereka.
Kebrutalan Israel yang telah membunuh lebih dari 40.600 warga Palestina selama genosida di Gaza juga sekaligus menjadi upaya mereka dalam melancarkan gelombang perampasan tanah dan serangan kekerasan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki.
Menurut pengakuan dari sejumlah pejabat di kabinet Israel, mereka secara blak-blakan menyatakan tujuan mereka adalah menghentikan pembentukan negara Palestina.
Salah satunya adalah dengan penerjunan militer Israel untuk menyerang dan merampas milik warga Palestina yang dilakukan oleh pemukim Israel.
Beberapa data berikut bisa menjadi gambaran seberapa banyak Israel merampas tanah dan membantai warga Palestina sepanjang tahun 2024. Simak ulasan selengkapnya dikutip dari Instagram @ajplus, Selasa (3/9).
Perampasan Tanah Israel Atas Palestina
Sejak awal Januari 2024, Israel telah banyak melakukan serangan dan menghancurkan lebih dari 1000 rumah dan bangunan warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat yang diduduki.
Akibatnya, ada lebih dari 2.150 warga Palestina terpaksa mengungsi dari rumah mereka. Penghancuran tersebut bukan tanpa alasan karena diduga ada misi perampasan tanah dari warga Palestina.
Benar saja, pada bulan Juni 2024, Israel mengumumkan penyitaan terbesar atas tanah Palestina dalam lebih dari 30 tahun.
Sepanjang tahun 2024, mereka telah mengambil alih hampir 24 kilometer persegi Tepi Barat sebagai “tanah negara” . Menurut pengamat nilai tukar, tindakan tersebut belum pernah terjadi dalam sejarah.
Tujuan perampasan itu tak lain adalah untuk perluasan wilayah. Pada bulan Juli, Israel mengumumkan lebih dari 5.000 rumah baru di pemukiman ilegal mereka.
Sejak Oktober 2023, Israel telah melegalkan delapan pos pemukim Israel yang dibangun di atas tanah Palestina yang dirampas. Sampai saat ini, ada 25 pos terbaru yang dipakai oleh pemukim Israel.
Permukiman Israel itu dianggap ilegal menurut hukum internasional. Meski demikian, mereka telah menguasai sekitar 40% wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Siasat licik mereka yang juga dipakai adalah dengan memecah belah komunitas Palestina agar tidak terjadi penumpukan masyarakat lokal di satu tempat.
Pembangunan pos-pos terdepan juga dianggap sebagai pemukiman tidak resmi dan ilegal menurut hukum internasional dan Israel.
Israel Tambah Target Serang Wilayah Kependudukan Tepi Barat
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich adalah seorang pemukim sekaligus pemilik kekuasaan hukum baru untuk mengendalikan warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Dalam keterangannya, ia mengatakan, “misi hidupnya adalah untuk menggagalkan pembentukan negara Palestina.”
Tak lagi hanya menargetkan Gaza, terhitung sejak bulan Agustus, Israel juga telah melancarkan serangan paling kejam di Tepi Barat dalam 20 tahun.
Mereka membunuh sedikitnya 17 warga Palestina, menghancurkan rumah-rumah dan membuat keluarga mereka mengungsi.
Menteri Luar Negeri Israel juga telah menyerukan adanya “evakuasi sementara” di sebagian wilayah Tepi Barat.
Selama Agustus, Israel mulai menginvasi ke Kota Jenin dan kamp pengungsi di bagian utara Tepi Barat.
Serangan militer di Jenin itu telah meluas dengan pasukan Israel menyerbu kamp pengungsi, kawasan timur, dan Kota Zababdeh.
Para tentara Zionis itu bukan hanya mengepung rumah-rumah namun juga melakukan penggeledahan, dan menginterogasi sejumlah besar penduduk.