AS ingin kerahkan pasukan gulingkan rezim Suriah, siap lawan Rusia?
51 pejabat di Kementerian Luar Negeri AS menandatangani surat meminta langkah militer buat jatuhkan rezim Suriah.
Lebih dari 50 pejabat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menandatangani surat pernyataan internal yang memprotes kebijakan AS di Suriah. Mereka menyerukan militer AS dikerahkan untuk menggulingkan rezim Basyar al-Assad sebagai satu-satunya cara buat mengalahkan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Stasiun televisi CNN melaporkan, Jumat (17/6), para pejabat itu mengatakan kebijakan di Timur Tengah kian mengkhawatirkan seiring masih terus terjadi kekerasan di Suriah. Mereka mendesak dilakukan langkah tepat untuk memecah kebuntuan supaya proses diplomatik lebih terarah.
Stasiun televisi CNN mendapatkan rancangan dari surat pernyataan yang dikategorikan rahasia negara itu.
Sebanyak 51 orang yang menandatangani surat itu kebanyakan adalah pejabat karir yang sebelumnya sudah pernah bertugas di luar negeri dan terlibat dalam pengambilan kebijakan terkait Suriah dalam beberapa tahun belakangan.
Surat pernyataan itu menggambarkan betapa AS menginginkan tindakan militer yang lebih tegas untuk memaksa Assad merundingkan sebuah solusi diplomasi.
Sumber di Kementerian Luar Negeri terkait soal surat itu mengatakan para pejabat itu sudah membahas hal ini sejak lama dan akhirnya mereka memutuskan mengambil langkah maju karena perundingan dengan Rusia soal peralihan kepemimpinan politik di Suriah sudah gagal dan upaya gencatan senjata sepertinya tidak berhasil.
Jika benar AS menginginkan langkah yang lebih konkret buat melengserkan rezim Assad di Suriah maka hal itu tentu akan bertentangan dengan kepentingan Rusia yang ingin tetap membela dan mempertahankan Assad. Apakah ini akan memicu timbulnya kembali Perang Dingin antara AS dan Rusia? Atau yang lebih jauh, apakah konflik Suriah ini akan menjadi pemantik Perang Dunia Ketiga? Waktu yang akan menjawabnya.
-
Mengapa dunia khawatir dengan Rusia? Namun, perhatian dunia saat ini sepenuhnya tertuju pada Rusia seiring dengan invasinya ke Ukraina.
-
Apa yang terjadi pada Bule Rusia tersebut? Bule tersebut, saat diamankan di Kantor Satpol PP Kota Denpasar, Bali, sempat membuka pakaian dan celananya hingga telanjang dan sempat memanjat pintu sel. "Mungkin dia depresi. Iya (Telanjang) saat baru di ruangan karena depresi ngamuk-ngamuk buka baju itu mungkin, di ruangan binaannya," kata Kepala Satpol PP Kota Denpasar, AA Ngurah Bawa Nendra saat dikonfirmasi, Kamis (31/8).
-
Bagaimana Bule Rusia tersebut diamankan? Bule tersebut, diketahui linglung di Lapangan Puputan, Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (30/8) kemarin sekitar pukul 20:39 WITA.
-
Kenapa Rusia menjual Alaska ke Amerika Serikat? Penjualan Alaska dilakukan oleh Rusia karena mereka menghadapi tekanan politik dan keuangan yang sulit pada saat itu. Setelah Perang Krimea, Rusia mengalami kesulitan keuangan dan penjualan Alaska menjadi salah satu cara untuk mengatasi situasi tersebut.
-
Kapan Rusia menjual Alaska ke Amerika Serikat? Alaska dijual oleh Rusia kepada Amerika Serikat dengan nilai sebesar 7,2 juta dolar pada tanggal 30 Maret 1867.
-
Kenapa Bule Rusia tersebut diamankan? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
Baca juga:
Indeks Perdamaian Global 2016: Hanya 10 negara bebas dari konflik
Serangkaian bukti Amerika dan Saudi sebenarnya dukung ISIS
Ibrahim, pengungsi Suriah yang sukses membuka usaha di Eropa
Aktivitas keseharian warga Homs usai dilanda perang di negerinya
Potret kehancuran Kota Homs di Suriah usai perang selama 4 tahun
Tanda-tanda kekalahan ISIS, ibu kota Raqqa dalam keadaan darurat
Menikmati suasana damai di Kota Tua Damaskus