Kedutaan Suriah di Rusia Kibarkan Bendera Tiga Bintang Lambang Pemberontak
Hingga saat ini, Rusia belum memberikan tanggapan terkait kejatuhan rezim Assad di Suriah.
Kedutaan Besar Suriah yang berada di Moskow telah mengibarkan bendera pemberontak Suriah yang menampilkan tiga bintang, yang menjadi simbol perubahan kekuasaan di ibu kota negara sekutu Bashar al-Assad. Foto-foto yang memperlihatkan bendera baru tersebut dipasang oleh para diplomat di kedutaan Moskow muncul bersamaan dengan laporan dari media negara yang menyebutkan bahwa mantan pemimpin Suriah itu telah mendapatkan suaka di Rusia.
Sejumlah pria terlihat bertepuk tangan dan bernyanyi saat bendera baru tersebut dinaikkan di tengah salju yang turun di ibu kota Rusia. "Pada hari ini, kedutaan telah dibuka dan beroperasi seperti biasa dengan bendera yang baru," ungkap seorang perwakilan kedutaan kepada kantor berita Rusia TASS, sebagaimana dikutip dari Middle East Eye, pada hari Selasa (10/12/2024).
Rusia telah lama menjadi pendukung utama pemerintahan Assad, dan intervensi militer Rusia yang dimulai pada tahun 2015 dalam konflik Suriah dianggap telah mengubah arah pertempuran yang sebelumnya merugikan Assad. Pada hari Minggu (8/12), Assad melarikan diri dari Damaskus setelah serangan yang dilakukan oleh kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS).
"Assad dan keluarganya telah tiba di Moskow," kata seorang sumber dari Kremlin kepada kantor berita TASS dan Ria Novosti. "Rusia memberikan suaka kepada mereka dengan pertimbangan kemanusiaan." Rusia memiliki sejumlah pangkalan militer di Suriah, menjadikannya sebagai sekutu terpenting di kawasan tersebut.
Namun, Rusia tampaknya tidak mampu atau mungkin tidak bersedia menghentikan pengambilalihan cepat beberapa kota besar di Suriah, seperti Hama, Aleppo, dan Homs, dalam kurun waktu seminggu terakhir. Kejadian ini pada akhirnya berujung pada jatuhnya rezim Assad. Kepresidenan Rusia pada hari Senin (9/12) menolak untuk mengonfirmasi apakah Assad berada di negara tersebut, maupun mengenai kemungkinan adanya pertemuan antara Assad dan Presiden Vladimir Putin.
"Saya tidak memiliki informasi mengenai kedatangan atau keberangkatan Presiden Assad," jelas juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, sambil menambahkan bahwa tidak ada pertemuan dengan Assad yang terdaftar dalam agenda resmi presiden Rusia.
Kisah di balik bendera Suriah
Bendera yang saat ini digunakan oleh Suriah telah ada sejak tahun 1980 dan menjadi simbol persatuan Arab. Setiap warna dalam bendera ini memiliki makna tersendiri:
- Merah melambangkan darah yang tumpah dalam revolusi untuk kebebasan rakyat Suriah.
- Putih melambangkan masa depan yang damai.
- Bintang hijau di tengah mewakili Suriah dan Mesir, dua negara pendiri Republik Arab Bersatu.
- Hitam melambangkan penindasan yang dialami oleh bangsa Arab.
Bendera ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1958, saat Suriah merdeka dari pengaruh Eropa dan membentuk Republik Arab Bersatu bersama Mesir. Sejak saat itu, negara ini telah mengganti benderanya sebanyak tiga kali antara tahun 1961 hingga 1980, sebelum akhirnya menetapkan desain yang ada sekarang. Namun, dengan kejatuhan Assad, kemungkinan perubahan bendera sangat terbuka.
Bendera pemberontak Suriah memiliki kemiripan dengan bendera resmi negara saat ini. Desain bendera ini terdiri dari warna hijau di bagian atas, putih di tengah, dan hitam di bagian bawah, serta dihiasi dengan tiga bintang merah di tengahnya. Mengutip NDTV, bendera pemberontak merupakan versi modifikasi dari bendera kemerdekaan yang pertama kali digunakan pada tahun 1932 ketika Suriah merdeka dari Prancis. Tiga bintang merah tersebut melambangkan tiga wilayah yang pernah menjadi bagian dari Kekaisaran Ottoman, yaitu Damaskus, Aleppo, dan Deir Ezzor, yang kemudian bersatu untuk membentuk negara baru. Pihak oposisi Suriah memilih bendera ini sebagai simbol kemerdekaan dari pemerintahan Assad.