Astronot NASA Dengar Suara Aneh di Luar Angkasa, Mirip Suara Denyut
Astronot Butch Wilmore mendengar suara aneh ketika berada di stasiun luar angkasa.
Seorang astronot Badan Luar Angkasa Amerika Serikat (NASA) di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dua hari lalu melaporkan mendengar suara aneh dari pesawat luar angkasa Boeing Starliner beberapa hari sebelum pesawat itu hendak meninggalkan ISS kembali menuju Bumi.
Astronot Butch Wilmore menghubungi Pengendali Misi di Johnson Space Center di Houston, AS melalui radio untuk menanyakan tentang suara tersebut.
- Dua Astronot NASA Terjebak di ISS, Ini Daftar Antariksawan yang Paling Lama Tinggal di Ruang Angkasa
- Dua Astronot yang Terjebak di Stasiun Ruang Angkasa Terancam Dipulangkan Awal Tahun Depan
- NASA Tak Bisa Pastikan Kepulangan Dua Astronot yang “Terjebak” di Stasiun Ruang Angkasa
- Dua Orang Astronot Terjebak di Stasiun Luar Angkasa Belum Bisa Kembali ke Bumi, Ada Masalah Serius yang Baru Terungkap
Dalam rekaman audio percakapan dengan Houston, Wilmore mengangkat telepon ke pengeras suara sehingga Pengendali Misi dapat mendengar suara yang dimaksudnya.
Suara berdenyut yang keluar dengan interval tetap dapat didengar melalui perangkat Wilmore.
"Suaranya seperti suara berdenyut, hampir seperti bunyi sonar," kata Pengendali Misi, seperti dilansir Fox News, Ahad (1/9).
"Saya perdengarkan sekali lagi dan silakan kalian cari tahu suara apa itu," ujar Wilmore kepada Pengendali Misi.
Kebocoran helium
Pengendali Misi mengatakan rekaman suara itu sudah mereka terima dan mereka akan mencari tahu.
Wilmore menuturkan suara itu berasal dari speaker di dalam Starliner.
Suara aneh tersebut pertama kali dilaporkan oleh Ars Technica, yang mengutip rekaman yang pertama kali diambil dan dibagikan oleh ahli meteorologi asal Michigan, Rob Dale.
Starliner dijadwalkan lepas landas dari ISS dalam keadaan kosong, dan mencoba kembali dengan autopilot dengan pendaratan di gurun New Mexico.
NASA memutuskan terlalu berisiko untuk membawa kembali astronot Wilmore dan Suni Williams hingga Februari.
Para astronot awalnya dijadwalkan untuk perjalanan selama sepekan pada awal Juni, tetapi misi itu menghadapi masalah setelah kegagalan pendorong dan kebocoran helium.