Bayangan kegagalan referendum Mesir
Baru hari pertama, pemungutan suara sudah diwarnai bentrokan.
Mesir mulai menghadapi babak baru demi mengatasi krisis politik di negara mereka. Pemungutan suara demi menetapkan konstitusi baru pun digelar. Namun seolah bisa terbaca, kegiatan itu berlangsung penuh konflik. Referendum gagal.
Entah militer terlalu percaya diri atau pemerintah memang kurang persiapan, banyak warga heran mengapa referendum diadakan di tengah situasi belum tenang. Bentrokan masih terjadi di sana sini bahkan di hari pertama pemungutan suara konflik menyebabkan lima orang tewas, seperti dilansir surat kabar Al-Ahram (14/1).
-
Apa yang ditemukan oleh tentara Israel di perbatasan Mesir? Tentara penjajah Israel menemukan sistem terowongan Hamas bertingkat yang rumit di sepanjang perbatasan Mesir di Jalur Gaza selatan.
-
Apa yang Meisya Siregar lakukan di Mesir? Meisya Siregar terlihat berada di Mesir, dan ia membagikan momen keberadaannya di sebuah bangunan bersejarah di negara tersebut di Instagram dengan akun Berada di Mesir Bangunan itu terlihat dari kejauhan, dan Meisya Siregar menggunakan bangunan itu sebagai latar belakang dalam fotonya.
-
Kapan Amenhotep III memimpin Mesir? Secara bersamaan, ia juga memimpin Mesir melalui periode kemakmuran dan kekuatan internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya pada abad ke-14 sebelum Masehi.
-
Siapa yang menemani Meisya Siregar di Mesir? Kebahagiaan terpancar dari Meisya Siregar bersama Bebi Romeo. Mereka terlihat selalu harmonis dan bahagia.
-
Apa yang ditemukan petani di Mesir? Seorang petani di Ismailia, Mesir menemukan sebuah prasasti batu kuno berusia 2.600 tahun yang didirikan oleh Firaun Apries, yang memerintah Mesir dari tahun 589 hingga 570 SM.
-
Kapan dinasti firaun di Mesir muncul? Dinasti firaun di Mesir baru muncul sekitar 5.000 tahun lalu.
Satu yang tewas yakni pendukung presiden terguling Muhammad Mursi dan lainnya pasukan keamanan di Kota Nasser. Pendukung Mursi itu mencoba merangsek ke sebuah tempat pemungutan suara (TPS).
Bentrokan juga terjadi di kawasan Nahya, Kota Giza. Seorang pendukung Mursi bernama Hassa E;-Aqabawy tewas. Laporan itu dibenarkan kementerian dalam negeri. Di wilayah kegubernuran Sohag, di Mesir bagian utara tiga orang juga dilaporkan meninggal dalam bentrokan dengan petugas keamanan. Tiga orang itu merupakan pendukung Ikhwanul Muslimin.
Konflik memang terbaca lantaran pemungutan suara demi konstitusi baru yang diyakini sejumlah pengamat bakal semakin memperkuat pemerintah militer. Banyak pakar politik menilai referendum ini hanya kedok agar rakyat Mesir mendukung kemungkinan panglima militer Jenderal Abdul Fatah al-Sisi menuju kursi presiden, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya (14/1).
Namun para pendukung referendum yakin konstitusi baru ini bakal memperluas peran kaum perempuan dan mereka juga diberikan kesempatan berpendapat. Di sisi lain pihak militer berharap referendum dilaksanakan dua hari ke depan bakal mengakhiri perselisihan soal kepemimpinan.
Baca juga:
Anggota Ikhwanul Muslimin ketahuan bohong mogok makan
Sidang Mursi ditunda hingga 1 Februari
Sulitnya mengadili Ikhwanul Muslimin
Mansur: Presiden baru Mesir bakal punya kekuatan penuh
Pria Mesir ingin ganti nama dari Mursi jadi Sisi