Begini cara ISIS rekrut gadis muslim Inggris buat dinikahi
Wartawan Daily Mail menyamar sebagai gadis yang ingin berangkat ke Suriah.
Surat kabar the Daily Mail baru-baru ini mengungkap cara kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) merekrut gadis-gadis Inggris untuk dijadikan istri bagi para anggotanya.
Wartawan Daily Mail menyamar sebagai seorang gadis 16 tahun dan berkomunikasi dengan perempuan perekrutnya. Wartawan itu menyamar sebagai teman dari seorang gadis berusia sama yang akan direkrut. Dia rencananya akan menemani gadis itu berangkat ke Suriah.
Dengan bukti-bukti yang dimiliki Daily Mail mengabarkan kepada polisi antiterorisme yang kemudian menggerebek rumah gadis 16 tahun itu. Gadis 16 tahun itu direncanakan berangkat ke Suriah pekan depan.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Kamis (22/5), dia dibujuk oleh kakak perempuannya yang ternyata adalah seorang perekrut ISIS. Sang kakak kabur dari rumahnya di London tahun lalu untuk menikahi anggota jihadis ISIS di Suriah.
Rute perjalanan sang adik dimulai dari Swiss lalu ke Istanbul, Turki, kemudian ke perbatasan Suriah. Di sana dia akan diselundupkan oleh anggota ISIS untuk nantinya menikah dengan seorang anggota kelompok militan.
Untuk berkomunikasi dengan sang perekrut, Daily Mail mengungkapkan, ISIS telah mengembangkan sebuah aplikasi obrolan khusus di ponsel dan tablet. Melalui aplikasi obrolan seperti Kik, Surespot, Wickr, dan Telegram, mereka bisa merekrut dan membujuk korban tanpa diketahui oleh intelijen atau polisi.
Aplikasi itu ternyata dikelola oleh kelompok aktivis sayap Kiri Inggris. Aplikasi itu dikembangkan oleh para aktivis kebebasan sipil di Amerika Serikat, Kanada, dan Rusia.
Remaja-remaja Inggris dibujuk untuk ke Suriah dengan kedok berlibur di sejumlah negara di Eropa.
Oleh para perekrutnya mereka disuruh berpakaian biasa tanpa jilbab, tanpa menunjukkan identitas keislaman, seperti membawa Alquran atau hal-hal yang bercirikan Islam, supaya tidak dicurigai petugas keamanan. Mereka juga tidak dibolehkan memberitahu siapa pun dan harus pergi dengan diam-diam.
Berikut pembicaraan lewat aplikasi obrolan di ponsel atau tablet antara wartawan Daily Mail yang menyamar sebagai Y, gadis 16 tahun, dengan perekrut ISIS, F, sebut saja Fatima. F meminta Y menemani Aisha pergi ke Suriah.
Y: Saya ngobrol dengan teman kamu dan dia bilang kamu dari London dan bisa membantu saya untuk Hijrah (pergi ke Suriah).
F: Berapa umur kamu? Kamu gak bisa langsung ke Istanbul kecuali kalau mau ditangkap. Saya punya tawaran buat kamu. Kamu akan pergi sendiri kan? Kamu gak punya teman atau keluarga yang akan menemani?
Y: Saya 16 tahun. Saya belum memberi tahu siapa pun. Ya, saya akan pergi sendiri.
F: Ada gadis lain yang seumuran kamu. Dia juga dari London dan punya uang yang kira-kira sama dengan kamu. Dia akan Hijrah kira-kira akhir bulan ini. Kamu bisa menemaninya supaya punya alasan lebih kuat.
Y: Dari mana kamu tahu soal gadis itu?
F: Dia adik kandung saya hahaha. Saya waktu itu pergi sendiri dan dia mau menyusul. Kamu bisa memesan tiket pesawat dan hotel bersama. Dia sudah berkemas. Apa kamu sudah berkemas? Jangan membawa identitas Islam apa pun. Jangan bawa buku-buku Islam, Alquran, atau cuplikan video YouTube, pdf, apa pun. Kalau kamu setuju, kita bisa bergerak secepatnya.
Selanjutnya dalam pembicaraan rahasia itu F menjelaskan tahapan-tahapan pergi ke Suriah dari mulai Y bertemu dengan Aisha di sebuah kafe di London.
Y: Di kota mana nanti kami tinggal setelah menyeberang ke Suriah?
F: Madafah di Raqqa. Saya akan ke sana untuk menemui adik saya. Kamu akan tinggal di sana sampai menikah. Suami saya sudah punya calon suami untuk kamu.
Menteri Dalam Negeri Inggris mengapresiasi penyelidikan Daily Mail ini.
"Penyelidikan Daily Mail ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman ISIS. Polisi dan petugas keamanan bekerja keras setiap hari untuk menjaga agar negara kita aman," kata dia.