Begini Cara Saudi Melacak dan Memantau Para Aktivis Pengkritik Kerajaan
Arab Saudi membeli serangkaian teknologi perangkat lunak spyware buatan Israel untuk melacak dan memantau sejumlah individu penting, termasuk anggota keluarga kerajaan, yang dipandang sebagai musuh pemerintah.
Arab Saudi membeli serangkaian teknologi perangkat lunak spyware buatan Israel untuk melacak dan memantau sejumlah individu penting, termasuk anggota keluarga kerajaan, yang dipandang sebagai musuh pemerintah.
Seperti dikutip dari laman Al Araby, Senin (25/11), pembelian teknologi Israel ini menjadi awal dari kebijakan Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman yang memerintahkan penangkapan sejumlah bangsawan dan pebisnis atas tuduhan korupsi tahun lalu.
-
Kapan Timnas Indonesia bertanding melawan Arab Saudi? Maarten Paes akhirnya melakukan debutnya bersama Timnas Indonesia dan hasilnya cukup mengejutkan. Sebelumnya, Paes diperkirakan tidak akan tampil saat Timnas Indonesia bertandang ke markas Timnas Arab Saudi pada matchday 1 Grup C ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yang berlangsung pada Jumat (06/09/2024).
-
Kapan Timnas Indonesia main lawan Arab Saudi? Timnas Indonesia akan menghadapi Arab Saudi dalam laga pertama putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, pada Jumat (6/9/2024) dini hari WIB.
-
Kenapa Timnas Indonesia ke Arab Saudi? Sebagian anggota Timnas Indonesia telah tiba di Arab Saudi menjelang Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia pada Senin pagi, 2 September 2024, waktu setempat.
-
Mengapa Arab Saudi dianggap lebih diunggulkan saat melawan Indonesia? Selain sebagai tuan rumah, tim yang dilatih oleh Roberto Mancini juga memiliki kualitas pemain dan pengalaman yang lebih baik dibandingkan Indonesia.
-
Kapan Timnas Indonesia akan bertanding melawan Arab Saudi? Timnas Indonesia dijadwalkan bertanding melawan Arab Saudi dalam laga pertama Putaran Ketiga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Surat kabar Haaretz melaporkan, seorang rekan dari mantan kepala intelijen Saudi, Abdullah al Malihi dan Kepala Intelijen Nassir al-Qahtani, bertemu dengan perwakilan dari perusahaan teknologi siber Israel, NSO Group Technologies.
Pertemuan pertama mereka yang berlangsung di Wina dan Siprus pada 2017 membahas perangkat lunak canggih untuk memata-matai individu buatan perusahaan itu, the Pegasus 3.
Sistem perangkat lunak ini bisa menyadap ponsel siapa pun yang dianggap musuh kerajaan, baik di dalam negeri maupun di tempat lain di berbagai belahan dunia.
Dalam pertemuan pertama, perusahaan Israel itu memamerkan kemampuan perangkat lunak buatan mereka yang mampu dengan mudah meretas ponsel seseorang, mendengarkan dan merekam pembicaraan hanya dengan mengetahui nomor telepon si pemilik ponsel.
Menurut lembaga riset internet, Citizen Lab, ketika ponsel itu sudah terkena spyware Pegasus maka peretas bisa mengakses sejumlah konten yang tersimpan di dalam ponsel, termasuk pesan SMS, surel, foto.
Seorang pebisnis Eropa yang mengetahui kabar ini mengatakan, perusahaan Israel itu akhirnya mencapai kesepakatan harga dengan para petinggi Saudi senilai USD 55 juta untuk pembelian Sistem Pegasus 3.
Perusahaan Israel itu menyangkal keterangan soal itu dengan menyebutnya kabar hanya gosip.
"Produk perusahaan kami membantu para aparat penegak hukum untuk melindungi orang di seluruh dunia dari serangan teror, jaringan narkoba, penculik anak untuk uang tebusan, pedofilia, dan pelaku kejahatan lain serta teroris," kata NSO menanggapi hasil investigasi Haaretz.
laporan Citizen Lab pada September lalu mengungkap ada sejumlah negara Teluk, kemungkinan Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Bahrain, memakai perangkat lunak Pegasus untuk mengawasi aktivis.
Dalam situs Citizen Lab dikatakan Uni Emirat Arab menjadi negara dengan 'serangan' spyware Israel terbanyak. Itu artinya banyak para pengkritik pemerintah atau aktivis sudah menjadi target.
Citizen Lab juga menyoroti kasus aktivis UEA Ahmad Mansur yang menjadi target serangan spyware setelah dia membuka tautan yang dikirimkan ke ponselnya soal 'rahasia baru' tahanan yang disiksa di penjara UEA.
Mansur kemudian dijatuhi hukuman penjara 10 tahun karena melontarkan banyak kritikan di media sosial. Di ditangkap aparat keamanan UEA pada 2017.
Spyware Pegasus 3 buatan Israel ini diketahui digunakan di sedikitnya 46 negara, antara lain: Aljazair, Bahrain, Mesir, Irak, Israel, Yordania, Kuwait, Libanon, Libya, Maroko, Oman, Palestina, Qatar, Arab Saudi, Tunisia, Turki, Uni Emirat Arab, dan Yaman.
Pembocor rahasia Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat Edward Snowden awal bulan ini mengatakan perangkat lunak buatan NSO Group itu juga dipakai untuk melacak jurnalis Jamal Khashoggi yang dibunuh di konsulat Arab Saudi di Istanbul 2 Oktober lalu.
Menurut laporan, perangkat lunak spyware Pegasus buatan NSO dipasang di ponsel Umar Abdulaziz, warga Saudi yang tinggal di pengasingan dan juga rekan dari Khashoggi. Abdulaziz mengatakan dia kerap memakai ponselnya untuk berdiskusi soal politik Saudi dengan Khashoggi dan bersama-sama mengerjakan suatu proyek beberapa bulan sebelum wartawan Saudi itu dibunuh. Abdulaziz mengklaim ponselnya dipantau setiap saat.
Baca juga:
Argentina Berencana Tuntut Pangeran bin Salman dengan Kejahatan Perang dan Penyiksaan
Polisi Turki Geledah Vila Mewah Milik Warga Saudi Cari Sisa Jasad Khashoggi
Kasus Khashoggi, Pangeran bin Salman Minta Bertemu Erdogan di KTT G20 Argentina
Pangeran Saudi Sebut CIA Tak Bisa Dipercaya Dalam Kasus Khashoggi
Turki Sebut Donald Trump Tutup Mata soal Pembunuhan Jamal Khashoggi
Jamal Khashoggi di Mata Keluarga: Sosok Ayah Penuh Kasih dan Berhati Besar