Begini Cara Wuhan Tes Massal Covid-19 kepada 11 Juta Warga dalam Dua Pekan
Upaya ini adalah respons dari pemerintah atas kritik yang menyebut aparat lamban dalam menangani pandemi yang sudah menulari hampir enam juta orang di seluruh dunia dan menewaskan lebih dari 360.000 orang.
Kota Wuhan akan segera merampungkan pengetesan virus corona seluruh 11 juta warga untuk mengendalikan penyebaran pandemi covid-19.
Semua warga dan mereka yang terdaftar dalam dokumen sudah dihubungi untuk pemeriksaan dan otoritas setempat sejauh ini hanya melaporkan satu kasus baru sejak dua pekan program ini dimulai pada 13 Mei.
-
Kapan Pertempuran Wuhan terjadi? Pertempuran ini berlangsung pada 11 Juni 1938, mencakup serangkaian operasi militer yang terjadi antara pasukan Kekaisaran Jepang dan pasukan Republik Tiongkok di wilayah Wuhan, yang merupakan pusat politik, militer, dan ekonomi yang penting bagi Tiongkok pada masa itu.
-
Bagaimana Pertempuran Wuhan berakhir? Pada 25 Oktober 1938, pasukan Jepang berhasil memasuki Wuhan setelah mengalahkan pertahanan Tiongkok.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Siapa yang memimpin pasukan Tiongkok dalam pertempuran Wuhan? Lebih dari satu juta pasukan Tentara Revolusioner Nasional dari Zona Perang Kelima dan Kesembilan ditempatkan di bawah komando langsung Chiang Kai-shek, mempertahankan Wuhan dari Tentara Area Tiongkok Tengah dari Tentara Kekaisaran Jepang yang dipimpin oleh Shunroku Hata.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Virus apa yang ditemukan pada bangkai cerpelai, babi guinea, dan muskrat di peternakan bulu di China? Peneliti menemukan lebih dari 100 virus ditemukan di bangkai cerpelai, babi guinea, dan muskrat.
Dilansir dari laman the New Straits Times, Sabtu (30/5), China menggelar proyek besar melibatkan ribuan petugas ini di saat negara lain masih berjibaku melakukan pengetesan warga.
Upaya ini adalah respons dari pemerintah atas kritik yang menyebut aparat lamban dalam menangani pandemi yang sudah menulari hampir enam juta orang di seluruh dunia dan menewaskan lebih dari 360.000 orang.
Beijing juga mempercepat pengembangan vaksin, memperluas pengetesan di seluruh negeri dan menjaga ketat aturan karantina wilayah untuk memastikan angka kasus positif turun.
"China memperlihatkan mereka bisa menggerakkan sumber daya manusia sedemikian rupa dan segala peralatan dalam skala besar," kata Raina MacIntyre, profesor biokeamanan global di Universitas New South Wales di Sydney, Australia.
"Itu adalah kombinasi dari kemampuan teknologi dan kemauan politik."
Perdana Menteri Li Keqiang pekan lalu menyerukan reformasi dalam sistem pencegahan penyakit dan meningkatkan mekanisme untuk pelaporan cepat dan langsung atas suatu wabah.
"Segala jenis penularan, jika ditemukan, harus segera ditangani serius," kata Li dalam jumpa pers Kamis pada pertemuan para tokoh politik.
"Tidak boleh ada yang ditutup-tutupi."
Wuhan yang kini hanya ada lima kasus aktif sejak Jumat kemarin, memakai berbagai metode berbeda untuk memeriksa setiap warga dari mulai diagnosa untuk mengetahui penularan aktif dan penggunaan antibodi untuk mendeteksi virus di dalam darah. Sejumlah tenda didirikan di kawasan pemukiman di seantero kota untuk melakukan tes swab dari tenggorokan atau hidung.
"Ini sungguh suatu keajaiban jika 11 juta warga benar dites dalam waktu dua pekan," kata Zhou Xiangning, pejabat Wuhan yang mengatakan tes swab berlangsung selama 20 menit.
Dengan pengetesan 11 juta orang ini para petugas kesehatan memeriksa sekaligus 10 sampel secara berkelanjutan.
Jika ada hasil positif dalam 10 sampel itu maka otoritas kesehatan menindaklanjuti pemeriksaan orang-orang di lingkar kelompok itu.
Meski begitu, teknik ini tidak bisa diterapkan negara lain yang masih melaporkan ribuan kasus. Metode ini hanya bisa efektif jika angka penularan di bawa 1 persen, kata Peng Zhiyong, direktur unit gawat darurat di Rumah Sakit Zhongnan Wuhan.
"Jika tingkat penularan di antara populasi masih tinggi seperti skenario awal di Wuhan, maka ini akan memperbesar biaya pengetesan," kata Peng kepada media lokal.
Tekanan dari pemerintah dan masyarakat membantu respons warga yang lebih tinggi. Siapa pun yang tidak dites maka status label kesehatannya akan diturunkan dari yang tadinya hijau bisa turun ke kuning. Dan hal itu bisa mempengaruhi izin mereka untuk bekerja atau keluar dari Wuhan, termasuk akses pergi ke restoran, kendaraan umum dan fasilitas publik lainnya.
Warga yang tidak mengikuti tes juga namanya akan terpampang di papan pengumuman, kata Ma Cong, warga setempat.
"Masyarakat sangat ketat soal ini karena mereka bisa dimintai tanggung jawab jika ada kelalaian."
(mdk/pan)