Begini Reaksi Menlu Rusia Dengar Tudingan Trump Antek Moskow
Lavrov mengatakan dalam sebuah konferensi pers, laporan-laporan media AS yang mengklaim bahwa Trump mungkin agen Rusia mencerminkan telah anjloknya standar jurnalisme secara drastis.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov tertawa mendengar tudingan-tudingan yang menyebut Presiden AS Donald Trump kemungkinan bekerja untuk kepentingan Moskow.
Lavrov mengatakan dalam sebuah konferensi pers, laporan-laporan media AS yang mengklaim bahwa Trump mungkin agen Rusia mencerminkan telah anjloknya standar jurnalisme secara drastis, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (16/1).
-
Kenapa Rusia menjual Alaska ke Amerika Serikat? Penjualan Alaska dilakukan oleh Rusia karena mereka menghadapi tekanan politik dan keuangan yang sulit pada saat itu. Setelah Perang Krimea, Rusia mengalami kesulitan keuangan dan penjualan Alaska menjadi salah satu cara untuk mengatasi situasi tersebut.
-
Kapan Rusia menjual Alaska ke Amerika Serikat? Alaska dijual oleh Rusia kepada Amerika Serikat dengan nilai sebesar 7,2 juta dolar pada tanggal 30 Maret 1867.
-
Mengapa dunia khawatir dengan Rusia? Namun, perhatian dunia saat ini sepenuhnya tertuju pada Rusia seiring dengan invasinya ke Ukraina.
-
Bagaimana Bule Rusia tersebut diamankan? Bule tersebut, diketahui linglung di Lapangan Puputan, Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (30/8) kemarin sekitar pukul 20:39 WITA.
-
Kenapa Bule Rusia tersebut diamankan? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Apa yang terjadi pada Bule Rusia tersebut? Bule tersebut, saat diamankan di Kantor Satpol PP Kota Denpasar, Bali, sempat membuka pakaian dan celananya hingga telanjang dan sempat memanjat pintu sel. "Mungkin dia depresi. Iya (Telanjang) saat baru di ruangan karena depresi ngamuk-ngamuk buka baju itu mungkin, di ruangan binaannya," kata Kepala Satpol PP Kota Denpasar, AA Ngurah Bawa Nendra saat dikonfirmasi, Kamis (31/8).
Trump sendiri pekan ini mengatakan, ia tidak pernah bekerja untuk Rusia.
Ditanya apakah Rusia bersedia merilis isi pembicaraan tatap muka Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang ketika itu hanya dihadiri penerjemah masing-masing, Lavrov menolak gagasan tersebut dengan mengatakan bahwa itu melanggar budaya diplomasi.
Ia bahkan mengatakan, permohonan seperti itu mencerminkan campur tangan ilegal terhadap hak konstitusi presiden AS dalam menjalankan kebijakan luar negeri.
Lavrov juga membantah tuduhan-tuduhan yang dikenakan terhadap mantan penasehat keamanan nasional Trump, Michael Flynn, dan mengatakan bahwa Flynn hanya berbicara ke dubes Rusia dalam usaha melindungi kepentingan-kepentingan AS.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membantah pernah menjalin kerja sama terselubung dengan Rusia dan mencaci-maki laporan-laporan terbaru terkait dugaan hubungan khusus antara dirinya dan Moskow.
Berbicara di hadapan wartawan di Gedung Putih, sebelum perjalanannya ke negara bagian Louisiana, dia berkata, "Saya tidak pernah bekerja untuk Rusia."
"Saya pikir itu memalukan bahwa Anda bahkan mengajukan pertanyaan itu karena itu adalah kebohongan besar," lanjut Trump, sebagaimana dikutip dari BBC pada Selasa (15/1).
Menurut harian New York Times, FBI telah meluncurkan penyelidikan terhadap isu terkait, yang hingga saat ini tidak dilaporkan ke Donald Trump.
Kecurigaan FBI meningkat setelah Trump memecat direktur lembaga intelijen tersebut, James Comey, pada Mei 2017, lapor surat kabar yang berbasis di New York itu.
Penyelidikan FBI kala itu diambil alih oleh penasihat khusus Kementerian Kehakiman AS, Robert Mueller. Dia memimpin investigasi mengenai apakah kampanye Trump berkolusi dengan Kremlin untuk mempengaruhi pemilu presiden 2016.
Di kesempatan yang sama, Donald Trump juga membantah keras laporan surat kabar Washington Post bahwa dia telah menyembunyikan terjemahan pertemuan dengan Putin.
Sebelumnya dilaporkan oleh The Post bahwa Trump telah menyita catatan penerjemah pribadinya terkait pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Tetapi pada hari Senin, Trump membela diskusi hampir satu jam yang dilakukannya bersama dengan Putin pada pada Juli 2017, di sela-sela pertemuan puncak G20 di Hamburg, Jerman.
"Itu pertemuan yang sangat bagus. Itu sebenarnya pertemuan yang sangat sukses," katanya.
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Trump: Saya Lebih Keras Terhadap Rusia Daripada Presiden AS Sebelumnya
Pertemuan Rahasia Trump dan Putin yang Kini Jadi Polemik di AS
Kekhawatiran FBI Soal Benarkah Trump Adalah Boneka Rusia
Bikin Heboh, Koran Tiruan Washington Post Kabarkan Donald Trump Mundur
The Killers Luncurkan Lagu tentang Anti Donald Trump
Singapura dan Negara Ini Berpeluang Jadi Lokasi Kedua Pertemuan Trump & Kim Jong-un