Kremlin: Putin Tidak Ada Rencana Ucapkan Selamat Kepada Donald Trump
Kremlin menyatakan bahwa Rusia akan secara hati-hati mengawasi informasi terkait pemilihan presiden di Amerika Serikat.
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, tidak memiliki niatan untuk mengucapkan selamat kepada Donald Trump, yang berhasil meraih suara elektoral dan suara populer dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS).
"Presiden Rusia Vladimir Putin tidak berencana memberi selamat kepada Donald Trump," ungkap Dmitry Peskov, yang dikutip dari laman CNN, pada Rabu (6/11/2024). Ia menambahkan, "Jangan lupa bahwa kita berbicara tentang negara yang tidak bersahabat secara langsung dan tidak langsung terlibat dalam perang melawan negara kita."
-
Kapan Putin menyampaikan belasungkawa? Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa terhadap semua korban serangan teroris di gedung teater Crocus City Hall.
-
Apa yang terjadi pada Donald Trump? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Apa pendapat Putin tentang Biden? Putin menyebut kepemimpinan Biden akan menguntungkan Rusia karena presiden AS itu 'lebih berpengalaman, mudah ditebak, dan sosok politikus gaya lama.'
-
Siapa yang mengatakan tidak ada refleksi khusus karena Jokowi tidak diundang? 'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Siapa yang didukung Putin? Putin mengatakan dia lebih suka Joe Biden ketimbang Donald Trump dalam pemilu Amerika Serikat November mendatang.
Menurut Peskov, Rusia dengan seksama memantau perkembangan terkait Pilpres AS dan tidak mungkin memberikan penilaian resmi pada saat ini. "Masih ada beberapa hal yang harus dilakukan, mengingat presiden AS saat ini akan tetap menjabat selama hampir satu setengah bulan lagi," lanjut Peskov dalam konferensi pers rutin. Hal ini menunjukkan bahwa Rusia tetap berhati-hati dalam menanggapi situasi politik di Amerika Serikat, terutama dalam konteks hubungan internasional yang rumit antara kedua negara.
Kebijakan yang diterapkan oleh Trump
Peskov menekankan pernyataan penting yang diungkapkan oleh Trump, termasuk keinginan yang diidentifikasi oleh Kremlin untuk menghentikan kebijakan yang ada demi mengakhiri perang yang berkepanjangan dan memulai yang baru.
"Saat dia bersiap memasuki, atau ketika sudah berada di dalam Ruang Oval, kami menyadari bahwa terkadang pernyataan yang disampaikan memiliki nada yang berbeda. Oleh karena itu, kami melakukan analisis secara mendalam, mengamati, dan akan menarik kesimpulan berdasarkan kata-kata serta tindakan tertentu," ungkap Peskov. "Kami telah berulang kali menyatakan bahwa AS memiliki kemampuan untuk membantu menyelesaikan konflik ini. Tentu saja, hal tersebut tidak dapat dicapai dalam waktu singkat."
Ketika ditanya mengenai kemungkinan Trump merasa tersinggung karena tidak menerima ucapan selamat dari Putin, juru bicara Kremlin menambahkan, "Hampir tidak mungkin hubungan ini memburuk lebih jauh. Saat ini, hubungan kita berada pada titik terendah dalam sejarah."
Pernyataan ini menunjukkan betapa rumitnya dinamika hubungan internasional yang melibatkan kedua negara, dan bagaimana pernyataan serta tindakan dari masing-masing pemimpin dapat mempengaruhi situasi yang ada.