Buka Pertemuan BDF di Bali, Menlu Retno Tegaskan Demokrasi Harus Dipertahankan
Selama 10 tahun berlalu BDF telah banyak menciptakan untuk membuat kontribusi di Indonesia pada kemajuan nilai-nilai demokrasi, pluralisme, dan modernisasi, baik di kawasan Asian Pasifik maupun dalam tataran global.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, membuka secara resmi Bali Democracy Forum (BDF) ke-11 yang bertema 'Democracy For Prosporety'. Forum ini dilangsungkan di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, pada Kamis (6/12).
Pertemuan BDF ini akan berlangsung selama 2 hari mulai dari tanggal 6 sampai 7 Desember 2018. Menteri Retno dalam jumpa persnya menyampaikan bahwa BDF ini dihadiri oleh 92 negara dan 7 organisasi internasional dengan jumlah peserta sekitar 470 orang.
-
Apa yang Marsha Aruan kenakan saat berlibur di Bali? Marsha Aruan memilih salah satu outfit berupa dress model kemben atau off shoulder saat berlibur di Bali.
-
Kenapa Dewi Perssik merantau ke Jakarta? Ia memulai kariernya dari nol setelah mengambil keputusan untuk merantau ke Jakarta demi mewujudkan impiannya sebagai penyanyi.
-
Siapa saja musisi yang terlibat dalam konser "Dunia Saat Mata Terpejam" Aksan Sjuman di Bali? Konser menawan ini didukung oleh musisi handal, antara lain Indra Lesmana dan SB Acoustics. Aksan Sjuman memimpin orkestra, membimbing penonton dalam perjalanan musik yang memikat dengan melodi memukau yang dihasilkan oleh Sjuman + Renanda The Awakening Grand Concert Piano.
-
Apa yang dilakukan Nia Ramadhani di Bali? Baru-baru ini, Nia Ramadhani melakukan perjalanan ke Bali untuk mengikuti acara half marathon di sebuah resor mewah.
-
Apa yang dilakukan Syahrini di Jakarta? Tidak ada perubahan, Syahrini selalu terlihat anggun dan menenangkan sekali.
-
Mengapa mertua Indah Permatasari mengunjungi Jakarta? Mertua Indah Permatasari beberapa waktu lalu datang ke Jakarta mengunjungi anak, menantu dan cucu mereka.
Selama dua hari di dalam BDF akan membahas secara komprehensif mengenai demokrasi untuk kemakmuran rakyat.
"Kegiatan BDF ini tidak bertujuan untuk menunjukkan bahwa Indonesia adalah pemenang demokrasi, namun menjadikan forum bersama ini sebagai forum bagi negara-negara untuk bertukar pengalaman dan saling belajar," ujarnya.
Menteri Retno juga mengungkapkan, selama 10 tahun berlalu BDF telah banyak menciptakan untuk membuat kontribusi di Indonesia pada kemajuan nilai-nilai demokrasi, pluralisme, dan modernisasi, baik di kawasan Asian Pasifik maupun dalam tataran global.
"BDF dalam kedepannya akan tetap konsisten dalam mempromosikan nilai-nilai demokrasi. Karena kita, sadar adanya tantangan-tantangan baru. Dengan BDF, pemerintah Indonesia terus menunjukkan bahwa demokrasi merupakan alat untuk menghilangkan ketimpangan, mereduksi kesenjangan dan demokrasi memberikan kesempatan untuk kemajuan ekonomi dan politik secara seimbang," imbuhnya.
Maka menurut Menteri Retno, dalam rangka memajukan dan memakmurkan rakyat, untuk tahun ini mengambil tema Democracy For Prosporety.
"Dalam dua hari ini kita akan melihat bagaimana demokrasi membantu kesejahteraan untuk semua dan tanpa mengurangi dari sifat keberlanjutan dari pembangunan ekonomi tersebut," jelas Menlu Retno.
Selain itu, dalam tahun ini BDF juga menghadirkan para pelaku usaha. Menurut Menteri Retno kehadiran mereka akan mengikuti diskusi panel untuk berbagi pengalaman dalam kesuksesan di dunia bisnis dan juga kontribusi mereka terhadap kemajuan demokrasi selama ini.
Selain itu, di BDF tahun ini juga diselenggarakan Bali Democracy Student Coferens (BDSC) dan Bali Democracy Civil Society and Media Forum.
"Tujuannya agar pembahasan demokrasi dilakukan secara inklusif dan komprehensif dari sudut pandang yang beragam. Untuk pertemuan BDSC, yakni pelajar untuk generasi penerus dan pilar demokrasi di masa mendatang, agar mereka tidak apatis terhadap demokrasi. Kita memerlukan energi para milenial ini, untuk terus melanjutkan perjuangan dalam mempromosikan demokrasi," ungkapnya.
Sedangkan untuk pertemuan Bali Democracy Civil Society and Media Forum, akan diulas peran masyarakat madani dan media sebagai penyeimbang proses tumbuh kembangnya demokrasi.
"Intinya kunci demokrasi adalah inklusifitas yang dapat di akses dan dinikmati oleh semua, tidak ada yang dimarjinalkan karena kohesi sosial dibentuk untuk mendukung kesejahteraan," ujarnya.
"Saya ingatkan kembali BDF ini adalah forum untuk saling berbagi pengalaman. Karena tidak ada negara demokrasi yang tidak rentan terhadap kemunduran. Untuk itu, keberlangsungan demokrasi harus terus dipertahankan melalui saling belajar dan membangun kolaborasi yang kuat antara sesama negara demokrasi," tutupnya.
(mdk/ias)