Ricuh! Demonstran Desak Bubarkan Muktamar PKB Dorong Polisi dan Lempar Botol
Seperti diketahui, sejumlah massa menggelar aksi unjuk rasa di depan Lapangan Lagoon di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, pada Sabtu (24/8) sore.
Para massa aksi yang menuntut membubarkan Muktamar PKB ke-6 di Bali masih bertahan dan sempat ricuh dengan mendorong petugas kepolisian hingga ada anggota kepolisian terjatuh.
Selain itu, ada juga massa aksi melempar botol mineral dan ada juga yang melempar batu ke arah petugas kepolisian yang menghadang mereka untuk menuju tempat acara Muktamar PKB. Tetapi dari pantauan tidak ada yang terluka dalam aksi tersebut.
Kemudian, massa aksi berhasil ditertibkan dan mulai kondusif. Massa aksi masih bertahan di depan Lapangan Lagoon atau di Jalan Pratama Raya, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, hingga pukul 17.46 WITA dan belum membubarkan diri.
Seperti diketahui, sejumlah massa menggelar aksi unjuk rasa di depan Lapangan Lagoon di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, pada Sabtu (24/8) sore.
Para massa aksi ini mengenakan baju Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan membawa spanduk yang bertuliskan,"Muhaimin Pengkhianat Gus Dur," dan juga ada tulisan, "Tangkap Muhaimin," dan "Kembalikan PKB ke NU,". Mereka juga menerima yel-yel,"Bubarkan Muktamar,". Dan membakar atribut spanduk dan bendera PKB.
Sementara, tempat unjuk rasa dari lokasi Muktamar PKB sekitar 1,5 kilo meter, massa aksi dihadang oleh aparat kepolisian dah pecalang agar tidak menuju ke lokasi Muktamar PKB di BNDCC Nusa Dua, hingga pukul 16:54 WITA para massa aksi masih bertahan.
Arwan salah satu Koordinator Aksi unjuk rasa tersebut mengatakan, bahwa pihaknya menggelar massa aksi menuntut untuk membubarkan Muktamar PKB ke-6 dan menilai Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tidak sesuai dengan amanah Gus Dur pendiri PKB.
"Iya kami menuntut agar muktamar PKB dibubarkan. (Alasannya) karena tidak sesuai, Muhaimin tidak sesuai dengan amanah yang disampaikan oleh pendiri partai (Gus Dur)," ujarnya.
Ia juga menyatakan, kenapa meminta Muhaimin ditangkap karena dia menilai bahwa Muhaimin Iskandar atau Cak Imin seperti raja kecil.
"Seperti saya bilang tadi, amanah dari pendiri-pendiri partai. Beliau, Cak Imin seperti raja kecil di partainya yang bebas memecat dan memilih pengurus-pengurus dan sebagainya. Banyak hal, Dewan Syuroh dimatikan oleh dia dan sebagainya," ujarnya.
Pihaknya mengaku akan tetap bertahan untuk menggelar massa aksi sampai Muktamar PKB dibubarkan.
"Kita bertahan, nanti kita lihat situasi. tuntutannya bubarkan. Dari kemarin kita sudah standby di sini, (masa aksi) ada dari Bali, ada dari Jawa," ujarnya.