Demo di Bandung Ricuh, Satu Mahasiswa Terancam Buta Karena Luka
Fauzi menjelaskan saat massa aksi berlarian karena dibubarkan pihak kepolisian, Andi mencoba membantu mahasiswa yang terluka.
Seorang mahasiswa Bernama Andi Andriana dikabarkan meninggal dunia dalam aksi unjuk rasa penolakan revisi RUU Pilkada di depan Gedung DPRD Jabar, Kamis (22/8).
Namun, informasi itu dipastikan hoaks. Hanya saja, mahasiswa Universitas Bale Bandung itu mengalami luka parah di satu bagian mata hingga terancam kehilangan indera penglihatannya.
Presiden Mahasiswa Unibba, Fauzi Septian menegaskan Andi masih hidup. Pada saat aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh pada malam hari, Andi harus menjalani perawatan karena luka yang dialami akibat benda tumpul.
"Banyak berita yang bertebaran kalau korban itu anak Unisba (Univesitas Islam Bandung) dan meninggal, itu informasi salah. Yang jadi korban adalah anak Unibba nama Andi. Dia tidak meninggal tapi sedang dirawat di RS Cicendo untuk perawatan," ucap dia, Jumat (23/8).
Fauzi menjelaskan saat massa aksi berlarian karena dibubarkan pihak kepolisian, Andi mencoba membantu mahasiswa yang terluka. Hanya saja, situasi yang ricuh membuat Andi terpisah dan saat itulah mendapat luka akibat lemparan benda tumpul.
"Ada yang melemparkan sesuatu entah batu atau botol dari belakang ke arah polisi, dan dari arah polisi melemparkan sesuatu itu batu (kea rah massa), kena Andi," terangnya.
"Andi langsung dievakuasi oleh tim medis ke RSHS (Rumah Sakit Hasan Sadikin) dan akhirnya harus dirujuk ke RS Cicendo untuk dioperasi," jelas dia.
Hasil CT Scan dan Rontgen Andi sendiri, ia mengatakan dalam keadaan baik. Namun, korban terancam kehilangan mata kiri akibat terkena lemparan batu.
"Hasil operasi, mau dijahit atau diangkat (satu) bola matanya Andi kehilangan indera penglihatannya atau buta permanen," tutup Fauzi.