Buka-bukaan Keluarga dr Aulia Risma: Pernah Lapor Dugaan Perundungan ke Undip tapi Tak Ditanggapi
Selain dugaan perundungan, dr Aulia Risma juga pernah melaporkan beban kerja ke Undip namun tak direspons.
Keluarga almarhumah mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anastesi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, dr Aulia Risma Lestari blak-blakan soal dugaan perundungan.
Kuasa hukum keluarga dr Aulia, Misyal Achmad mengatakan, dr Aulia pernah melaporkan dugaan perundungan maupun beban kerja yang berat selama menempuh pendidikan kepada Undip. Namun, laporan itu tidak pernah ditanggapi.
"Keluarga bahkan sudah menyampaikan kondisi tersebut ke ketua program studi, namun tidak ada tanggapan," kata Misyal, dikutip dari Antara, Jumat (6/9).
Menurut dia, keluhan sudah berkali-kali disampaikan sejak tahun 2022. Dia menduga terdapat pembiaran sehingga praktik perundungan tersebut terus terjadi.
"Ibu almarhum sudah melaporkan, namun tidak ada perubahan," katanya.
Misyal menambahkan, ibu almarhumah dr Aulia, Nuzmatun Malina sudah melaporkan secara resmi dugaan perundungan yang dialami anaknya ke Polda Jawa Tengah. Sejumlah barang bukti telah disampaikan ke polisi, termasuk data rekening bank milik almarhumah.
Minta Kemendikbudristek Turun Tangan
Misyal meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ikut turun tangan dalam mengungkap dugaan perundungan di PPDS Undip.
"Ini sebenarnya bukan ranah Kementerian Kesehatan. Kementerian Pendidikan yang seharusnya bertanggung jawab," ujar Misyal.
Menurut dia, pihak keluarga memang belum berkomunikasi langsung dengan Kementerian Pendidikan. Namun, dia meyakini Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan telah berkomunikasi terkait dengan kasus ini.
Dia menyebut kasus perundungan di dunia pendidikan pencetak dokter ini sebagai fenomena gunung es.
"Banyak kasusnya, namun tidak ada yang berani melapor," tambahnya.
Undip Bantah dr Aulia Tewas karena Perundungan
Sementara Undip Semarang membantah kematian dr Aulia yang diduga bunuh diri, dipicu oleh masalah perundungan.
"Berdasarkan hasil investigasi internal kami, hal tersebut tidak benar," kata Manajer Layanan Terpadu dan Humas Undip Semarang Utami Setyowati.
Menurut dia, dr Aulia memiliki permasalahan kesehatan yang mempengaruhi proses belajar yang sedang ditempuhnya. Dia menuturkan, almarhum sempat mempertimbangkan untuk mengundurkan diri akibat kondisi tersebut.
"Namun, almarhum mengurungkan niat karena secara administratif terikat pada ketentuan penerima beasiswa," katanya.
Dr Aulia mahasiswi PPDS Fakultas Kedokteran Undip Semarang meninggal dunia, diduga bunuh diri di tempat indekosnya di Jalan Lempongsari, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Korban yang ditemukan pada Senin (12/8) lalu, tersebut diduga berkaitan dengan perundungan di tempatnya menempuh pendidikan.