Kronologi Santri di Jambi Tewas Penuh Luka: Telepon Ibu Mau Kasih Kejutan, 2 Jam Kemudian Meninggal
Pihak pesantren mengaku korban tewas tersentrum
Pihak pesantren mengaku korban tewas tersentrum
Penyebab kematian AH (13), santri di pondok pesantren Raudhatul Mujawwidin di Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi masih menjadi misteri. Apalagi, hasil visum dan autopsi menunjukkan perbedaan.
Salim Harahap, ayah korban AH menceritakan kronologi memilukan pada tanggal 14 November 2023 silam. Sebelum AH meninggal dengan kondisi mengenaskan. Pihak pondok pesantren menyebut AH meninggal karena tersentrum aliran listrik.
Sebelum kejadian, AH sempat menelepon ibunya di pagi hari tanggal 14 November. Dalam percakapan itu, AH sempat bertanya apakah ibunya akan datang ke pesantren atau tidak hari itu.
Tetapi sang ibu hanya menjawab "Insya Allah jika tidak hujan, ada apa?"
Saat itu, AH juga mengatakan akan ada kejutan yang akan disampaikan jika ibunya jadi datang. Saat ditanya kejutan apa, AH hanya berjanji akan menceritakan jika sang ibu benar datang menjenguknya ke pondok.
"Kalau bisa datang agak pagi. Cepat datang ya Mak," kata AH pada ibunya yang diceritakan kembali oleh ayahnya kepada merdeka.com, Senin (18/3).
Dua jam setelah AH mengakhiri telepon, ibunda didatangi tetangga yang baru saja mendapat telepon dari pondok pesantren. Kebetulan, anak tetangga tersebut juga menjadi santri di pondok pesantren yang sama dengan AH. Tetangga dan mengabarkan ada santri yang meninggal. Kemudian disebutlah nama AH.
Dalam perbincangan telepon juga, pihak pondok pesantren juga menyampaikan bahwa jenazah sudah dimandikan dan dikafankan. Sehingga orang tua tidak perlu ke pondok pesantren. Ayahnya diminta menunggu di rumah.
"Jadi ayah korban ini langsung menunggu anaknya di simpan untuk menuju di rumahnya, dalam hal tersebut utusan pondok datang," kata ayahnya.
Ayah AH sempat bertanya kenapa anaknya bisa meninggal dunia. Dijawab oleh utusan pondok saat antar jenazah karena tersengat aliran listrik.
Ditambahkan Rifki selaku pengacara, ayah korban tidak puas atas keterangan pondok pesantren sehingga dilakukan visum lah di klinik Rimbo medical center.
Merasa kematian anaknya jangga, ayah AH membuat laporan ke Polres Tebo pada 17 November 2023. Pihak kepolisian melakukan autopsi terhadap jenazah tersebut yang mana korban sudah dimakamkan selama 7 hari dari peristiwa tersebut.
Saat dilakukan autopsi yang dilakukan oleh dokter ahli forensik Bhayangkara Jambi, Dokter Erni Situmorang, ternyata ditemukan sejumlah luka di tubuh AH.
"Dari hasil autopsi tersebut dikatakan ditemukan luka akibat benda tumpul memar di mata, batang tengok belakang patah, rahang patah, patah tulang bahu dan tulang rusuk patah," ujar pengacara keluarga.
Seorang suami di Tuban cekik istri hingga tewas lalu meminta menginap di kantor polisi.
Baca SelengkapnyaCerita ahli forensik Indonesia pernah ungkap kasus pembunuhan dari hasil otopsi.
Baca SelengkapnyaAkibat kekerasan tersebut korban mengalami luka dan hasil pemeriksaan dari dokter bahwa gendang telinga sebelah kiri mengalami gangguan.
Baca SelengkapnyaTemuan itu sejalan dengan kondisi hasil rontgen kepala korban yang tidak ditemukan anak peluru dalam rongga kepala.
Baca SelengkapnyaIdentitas pelaku didapat setelah petugas mengecek tangkapan layar dari CCTV di sekitar TKP penemuan jasad RN.
Baca SelengkapnyaMelihat itu, dokter MY meninggalkan ruangan. Sementara TA keesokan harinya melapor ke Polda Sumsel.
Baca SelengkapnyaKebakaran tersebut diduga lantaran adanya ledakan kompresor dari dalam ruko.
Baca SelengkapnyaKedua pelaku dikenakan pasal 340 KUHP dengan ancaman 20 tahun penjara atau seumur hidup.
Baca SelengkapnyaPembuktian penyebab kematian bocah tersebut melalui pelbagai pendekatan penyidikan atau Crime Scientific Investigation (CSI).
Baca Selengkapnya