Santri di Tebo Jambi Meninggal Tak Wajar, Polisi Periksa 47 Saksi
Kasus kematian santri pondok pesantren Raudhatul Mujawwidin di Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi, yang bernama Airul Harapan masih penuh misteri.
Dari 47 saksi, 36 di antaranya merupakan santri, 9 orang pengurus pondok pesantren, 1 orang dokter klinik, dan 1 orang dari rumah sakit umum daerah.
Santri di Tebo Jambi Meninggal Tak Wajar, Polisi Periksa 47 Saksi
Kasus kematian santri pondok pesantren Raudhatul Mujawwidin di Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi, yang bernama Airul Harapan masih penuh misteri. Diduga korban meninggal usai mendapat kekerasan.
Kepolisian Daerah (Polda) Jambi sudah memeriksa 47 orang saksi terkait kasus tersebut.
Dari 47 saksi, 36 di antaranya merupakan santri, 9 orang pengurus pondok pesantren, 1 orang dokter klinik, dan 1 orang dari rumah sakit umum daerah.
“Itu semua sudah dimintai keterangannya, namun saat ini penyidik akan melakukan pendalaman kepada saksi dan koordinasi dengan ahli forensik,” kata Kabid Humas Polda Jambi Kombes Pol Mulia Prianto, saat diwawancarai pada Minggu (17/03).
Menurut dia, saat ini pihak Ditreskrimum Polda Jambi akan terus membackup Polres Tebo untuk mengungkap peristiwa tersebut.
“Kita bisa sama-sama mengungkap dan saling koordinasi dengan wilayah di sana serta kami selaku Kabid Humas Polda Jambi bisa menyampaikan update terkini tentang kasus tersebut,”
ujarnya.
merdeka.com
Selain itu, pihak tim dari Ditreskrimum Polda Jambi sudah turun langsung ke Polres Tebo untuk melakukan asistensi. Kasus itu pun sudah naik penyidikan.
Dalam waktu dekat, penyidik Polres Tebo dan Polda Jambi akan melakukan gelar perkara.
Mulia mengatakan, pada 30 November 2023 lalu telah dilakukan autopsi jenazah Airul. Autopsi dilanjutkan pada 06 Desember 2023.
“Itu mendapat hasil autopsi jenazah korban, yang disampaikan oleh tim dokter diduga penyebabnya yaitu patah batang tulang tengkorak dan pendarahan di otak,”
tutup Mulia.
merdeka.com
Sementara itu, dalam postingan video di akun Instagram pengacara Hotman Paris Hutapea @hotmanparisofficial, ibu korban meminta bantuan kepada Kapolri untuk mengungkapkan kasus kematian anaknya.
Orang tua korban meyakini bahwa anaknya Airul Harapan meninggal dunia bukan karena tersengat aliran listrik. Namun patah tulang rusuk.
“Saya minta bantuannya pak Kapolri untuk pelakunya minta ditangkap segera,” kata ibu korban sambil menangis mengucapkan hal tersebut.
Dalam video yang sama, Hotman mengaku sudah berkomunikasi dengan dokter yang melakukan autopsi korban. Menurut keterangan dokter, kata Hotman, penyebab kematian Airul patah tulang tengkorak, rusuk, dan bahu. Sementara penyebab kematian yang beredar adalah terkena sengatan listrik.
“Bapak Kapolri, bapak Kadiv Propam sudah waktunya untuk menurunkan tim ke Polres Tebo. Karena saya sudah mendapatkan laporan dari dokter tidak mungkin tersengat listrik bisa menyebabkan patah tulang tengkorak rusuk dan lainnya,” kata Hotman.