Cerita Korban Tragedi Halloween Itaewon, Telepon Polisi 2 Kali Tapi Tidak Ada Respons
Padahal selama ini polisi Korsel biasanya cukup andal dalam menangani kerumunan dan sejumlah demonstrasi di negara itu sering tampak sudah diantisipasi sebaik-baiknya.
Seorang anak perempuan bernama Seo Na-yeon menjadi saksi atas tragedi halloween Itaewon yang sedikitnya memakan 153 korban jiwa. Anak perempuan berumur 14 tahun itu menceritakan dia datang merayakan halloween bersama dengan temannya.
Seo mengatakan acara halloween Itaewon sangat ramai. Dia juga menceritakan jumlah kerumunan yang sangat ramai sudah terasa berbahaya ketika dia dan temannya datang sekitar pukul 18.00 ke acara itu.
-
Kapan kemacetan horor itu terjadi? Kemacetan di Puncak terjadi sejak siang hingga tengah malam, pada Minggu 15 September 2024.
-
Kenapa kemacetan horor itu terjadi? Kemacetan sepanjang jalan di Kawasan Puncak merupakan imbas libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW.
-
Dimana kemacetan horor itu terjadi? Viral di media sosial kemacetan horor terjadi kembali di kawasan wisata Puncak Bogor, Jawa Barat, saat libur panjang akhir pekan.
-
Di mana tragedi ini terjadi? Hari ini, 13 November pada tahun 1998 silam, terjadi demonstrasi besar-besaran di kawasan Semanggi, Jakarta.
-
Kapan tragedi ini terjadi? Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998. Kejadian ini menyebabkan tewasnya 17 warga sipil.
-
Apa yang terjadi di Tragedi Semanggi 1? Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998. Kejadian ini menyebabkan tewasnya 17 warga sipil.
Melihat kerumunan yang berbahaya, Seo dan temannya segera menelepon polisi. Mereka pun memberi tahu polisi harus mengatur lalu lintas yang padat. Operator telepon menjelaskan pihak berwajib akan segera mengambil tindakan.
Tetapi, Seo melihat polisi yang berada di acara itu tidak mengatur kerumunan yang ramai.
Dikutip dari The New York Times, Senin (31/10), setelah berjalan-jalan, Seo dan temannya segera pergi ke gang sempit menuju stasiun kereta bawah tanah. Seo menceritakan gang sempit itu sangat padat, bahkan dia terdorong banyak orang yang mengantre di gang itu.
Suatu saat, kerumunan menjadi semakin ramai di gang itu. Orang-orang pun mulai saling dorong-mendorong. Kerumunan pengantre pun berteriak “turun! Turun!”, jelas Seo.
Akhirnya Seo dan temannya berhasil keluar dari gang sempit itu. Mereka segera mencari tempat perlindungan di ujung jalan masuk dekat toko sepatu.
Sekitar jam 21.00, Seo dan temannya menelepon polisi lagi agar mereka dapat melakukan sesuatu. Namun Seo tidak melihat adanya respons polisi meski dia sudah menelepon dua kali.
Padahal selama ini polisi Korsel biasanya cukup andal dalam menangani kerumunan dan sejumlah demonstrasi di negara itu sering tampak sudah diantisipasi sebaik-baiknya.
Melewati semua itu, Seo dan temannya berhasil kembali ke rumah dengan selamat.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
Baca juga:
Korsel Batalkan Konser K-Pop dan Tetapkan Enam Hari Berkabung Nasional
Kesaksian WNI Tragedi Halloween Itaewon: Aku Kegencet Sampai Gak Bisa Injak Lantai
Tragedi Itaewon Renggut 153 Jiwa, Dokter Jelaskan Bahaya Berdesakan dalam Kerumunan
"Saya Terjebak di Langkan, Menyaksikan Orang-Orang Meregang Nyawa"
355 Orang Dilaporkan Hilang Setelah Tragedi Malam Halloween Itaewon Korsel
Jokowi Sampaikan Duka Cita Tragedi Itaewon: Indonesia Berkabung Bersama Korea Selatan