Cerita Perlawanan Perempuan Afghan,"Pendidikan Bisa Selamatkan Kami dari Kegelapan"
Telah hampir setahun anak-anak perempuan Afghanistan tak bersekolah. Mereka dilarang masuk sekolah sejak Taliban berkuasa pada Agustus 2021.
Diam-diam, anak-anak perempuan Afghanistan berkumpul di sebuah ruang kelas. Ruang kelas itu tersembunyi di sebuah permukiman, di sebuah sekolah 'rahasia'.
Bangunan sekolah itu memang kecil, tapi bisa dianggap sebagai aksi perlawanan terhadap Taliban. Ada belasan anak yang sedang belajar matematika.
-
Bagaimana Thariq Halilintar melafazkan ijab kabul? Thariq, dengan penuh khidmat, melafazkan ijab kabul dengan lantang sambil menggenggam tangan Mudji Massaid, ayah Aaliyah, yang bertindak sebagai wali nikah.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata diam dalam konteks ini? Kata-kata diam adalah salah satu cara yang efektif untuk menggambarkan bagaimana kita diam apa makna di balik diamnya kita.
-
Siapa yang berkomitmen untuk memperhatikan para penyintas terorisme? Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) komitmen perhatikan para penyintas.
-
Kapan Gaun Tarkhan ditemukan? Bukti tertua yang diberikan oleh para ahli arkeologi adalah Gaun Tarkhan, yaitu kemeja linen dengan leher V yang ditemukan di makam Dinasti Pertama di pemakaman Tarkhan, Mesir kuno, oleh ahli Mesir kuno, Flinders Petrie.
-
Bagaimana cara umat Muslim berdoa agar turun hujan? Doa Agar Turun Hujan اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفَّارًا فَأَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَارًاAllaahumma innaa nastaghfiruka, innaka kunta ghaffaaraa, fa arsilis samaa'a 'alainaa midraaraa.Artinya: Ya Allah, kami memohon ampunan Engkau karena hanya Engkaulah yang Maha Pengampun. Ya Allah, kirimkanlah hujan yang lebat kepada kami. Curahkanlah hujan yang menyuburkan, memberi manfaat, dan tidak membahayakan. Hujan yang segera diturunkan bukan yang ditangguhkan.
Telah hampir setahun anak-anak perempuan Afghanistan tak bersekolah. Mereka dilarang masuk sekolah sejak Taliban berkuasa pada Agustus 2021.
"Kami tahu ancamannya dan kami khawatir soal itu," kata salah seorang guru, dikutip dari BBC, Rabu (18/5).
Namun, sambungnya, pendidikan anak perempuan sepadan "dengan risiko apapun".
SMP dan SMA khusus perempuan di Afghanistan diperintahkan tetap tutup oleh Taliban. Tapi di sekolah 'rahasia' yang dikunjungi tim BBC, sebuah ruangan diubah layaknya seperti ruang kelas dengan meja serta kursi berwarna putih dan biru.
"Kami melakukan yang terbaik yang kami bisa diam-diam," kata guru perempuan tersebut.
"Bahkan jika mereka menangkapku, mereka memukulku, itu sepadan."
Sekolah untuk anak perempuan rencananya dibuka pada Maret lalu. Tapi sejam setelah para pelajar tiba di sekolah, pemimpin Taliban mengumumkan perubahan kebijakan.
Murid di sekolah rahasia itu masih merasakan kesedihan karena gagal kembali ke sekolah.
"Sudah dua bulan sekarang, dan sekolah-sekolah masih belum buka lagi," kata seorang pelajar berusia 19 tahun.
"Itu membuatku sangat sedih," lanjutnya, seraya menutup wajah dengan tangannya menahan air mata.
Kecewa dengan kebijakan Taliban, muncul juga rasa ingin melawan.
Siswa yang lainnya yang berusia 15 tahun ingin menyampaikan pesan kepada anak perempuan lainnya di Afghanistan: "Beranilah, kalau kamu berani, tidak ada yang bisa menghentikanmu."
Ulama dukung pendidikan perempuan
Pejabat Taliban berulang kali menyatakan sekolah untuk anak perempuan akan dibuka kembali, tapi juga mengakui pendidikan perempuan adalah isu "sensitif" bagi mereka. Selama berkuasa pada 1990-an, Taliban juga melarang anak perempuan sekolah.
Menurut sumber-sumber BBC, masih ada pemimpin Taliban yang ingin menerapkan larangan tersebut. Namun secara pribadi, beberapa anggota Taliban lainnya kecewa dengan keputusan tidak kunjung dibukanya sekolah untuk anak perempuan. Bahkan beberapa pejabat senior Taliban mengirim anak-anak perempuan mereka sekolah ke Qatar atau Pakistan.
Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah ulama yang memiliki keterkaitan dengan Taliban mengeluarkan fatwa mendukung hak perempuan untuk belajar. Salah satunya Sheikh Rahimullah Haqqani. Rahimullah Haqqani adalah orang Afghanistan tapi tinggal di Peshawar, Pakistan. Dia sangat dihormati Taliban dan bulan lalu berkunjung ke Kabul bertemu pejabat pemerintahan Taliban.
Dia mengatakan tidak ada hukum syariah yang melarang perempuan sekolah.
"Tidak ada dasar kebenaran dalam (hukum) syariah yang menyebut pendidikan perempuan tidak diizinkan. Tidak ada dasarnya sama sekali," jelasnya kepada BBC.
"Semua teks-teks agama telah menyatakan pendidikan perempuan diperbolehkan dan wajib, karena, contohnya, jika seorang perempuan sakit, dalam lingkungan Islami seperti Afghanistan atau Pakistan, dan butuh perawatan, jauh lebih baik kalau dia dirawat dokter perempuan."
Fatwa yang sama dikeluarkan ulama di Provinsi Herat dan Paktia, Afghanistan. Tak hanya kalangan ulama, seorang anggota Taliban dengan pengikut banyak di media sosial mengkritik penutupan sekolah untuk anak perempuan, juga aturan terbaru Taliban yang meminta PNS laki-laki menumbuhkan jenggot. Namun menurut salah seorang sumber, anggota Taliban ini dipanggil departemen intelijen Taliban untuk diperiksa. Dia lalu menghapus cuitannya di Twitter dan meminta maaf.
'Pendidikan bisa selamatkan kami'
Sementara itu, para aktivis hak-hak perempuan Afghanistan berupaya memastikan generasi muda perempuan tidak ditinggalkan di belakang.
Di sekolah rahasia tersebut, para siswa belajar satu atau dua jam per hari, fokus mempelajari matematika, kimia, fisika, dan biologi.
Guru yang mengajar di sana mengatakan banyak anak perempuan yang ingin ikut belajar, tapi mereka masih kekurangan tempat dan sumber daya. Dia juga mengatakan sekolah rahasia itu perlu dijaga agar tidak terpantau.
Dia tidak terlalu berharap sekolah reguler segera dibuka kembali, tapi dia bertekad melakukan apapun yang dia bisa.
"Sebagai perempuan berpendidikan, itu tugas saya. Pendidikan bisa menyelamatkan kami dari kegelapan ini," pungkasnya.