Cerita wanita cantik Indonesia tewas kecelakaan pesawat di Australia
Cerita wanita cantik Indonesia tewas kecelakaan pesawat di Australia. Komisaris Polisi Australia Barat Stephen Brown mengatakan penyebab jatuhnya pesawat itu masih diselidiki. "Saya sedang berdiri di pinggir membelakangi sungai untuk keperluan tayangan langsung salah satu televisi ketika peristiwa tragis itu terjadi."
Endah Cakrawati (30), tewas dalam insiden kecelakaan pesawat amfibi di Kota Perth, Australia. Korban meninggal bersama kekasihnya bernama Lynch (52), ketika tengah bermanuver bersama di atas Sungai Swan dan disaksikan sekitar 60.000 pasang mata.
Insiden kecelakaan ini sontak membuat kaget semua penonton. KeKedua korban itu memakai pesawat Grumman G-73 dalam beraksi di udara pada Jumat kemarin, sekitar pukul 17.00 waktu setempat itu. Padahal aksi mereka sebenarnya merupakan sebagai rangkaian pesta kembang api tahunan merayakan Hari Australia. Akibat kejadian itu pesta kembang api dibatalkan.
Dari identitas para korban, Endah merupakan warga negara Indonesia (WNI). Di Australia, korban merupakan investor sekaligus manajer hubungan masyarakat di perusahaan tambang. Sudah tiga tahun dia bekerja di negeri Kanguru itu.
Endah juga pernah bekerja sebagai model dan sempat membintangi iklan televisi di Indonesia. Lewat akun media sosial Facebooknya, Endah membagikan beberapa foto kegiatannya termasuk saat dia bermain gitar dan mengikuti dunia modelling.
"Saya punya kehidupan menyenangkan. Teman-teman baik. Dan cinta yang luar biasa. Semuanya begitu sempurna," tulis Endah di Facebooknya enam bulan sebelum tewas, seperti dilansir dari laman Daily Mail, Jumat kemarin.
Sementara itu, Lynch merupakan pendiri perusahaan tempat Endah bekerja sekaligus juga kekasihnya. Lynch merupakan seorang ayah dari tiga orang anak. Dia belum lama berpisah dengan mantan istrinya bernama Laura, seorang geologis. Dikabarkan juga kalau pesawat tersebut merupakan kesayangan Lynch.
Komisaris Polisi Australia Barat Stephen Brown mengatakan penyebab jatuhnya pesawat itu masih diselidiki. "Saya sedang berdiri di pinggir membelakangi sungai untuk keperluan tayangan langsung salah satu televisi ketika peristiwa tragis itu terjadi," kata dia, seperti dilansir BBC.
"Pesawat itu jelas sekali jatuh ke sungai dan terbelah menjadi dua bagian lalu tenggelam cepat sekali," tambahnya.
Lynch memakai pesawat berusia 70 tahun. Bahkan pesawat amfibi itu juga pernah dipakai kepolisian Indonesia dari 1963 sampai 1975.
Menurut keterangan seorang penulis penerbangan, Geoffrey Thomas, kecelakaan tersebut merupakan masalah klasik, di mana sang pilot berbelok tajam ke kiri dengan kecepatan terlalu lambat sehingga menyebabkan pesawat macet.
"Tampaknya mesin pesawat itu macet karena tidak ada kecepatan udara yang cukup di bagian sayap sehingga tidak mendukung beban pesawat di udara. Pesawat itu berbelok terlalu tajam dengan kecepatan lambat," kata Thomas, seperti dilansir dari laman Perth Now.
Thomas belum bisa mengetahui penyebab pasti pesawat tersebut mengalami insiden mengenasan. Terutama dugaan pilot melakukan manuver tajam. Dia hanya menduga bahwa pesawat mengalami mati mesi ketika insiden itu terjadi.
"Bisa jadi pesawat mengalami masalah mesin atau mati listrik. Atau bisa juga pilotnya merasa terlalu dekat dengan pesawat lain sehingga dia mengambil upaya untuk menghindari potensi bertabrakan," terangnya.