Penumpang Qantas Syok Film Dewasa Tiba-Tiba Diputar di Pesawat, Banyak Adegan Vulgar
Penerbangan Qantas dari Sydney ke Haneda diwarnai insiden memalukan saat film dewasa diputar di seluruh layar TV pesawat karena masalah teknis.
Insiden aneh sering kali terjadi selama penerbangan. Kali ini dialami oleh penumpang maskapai Qantas yang terbang dari Sydney menuju Haneda, Jepang. Tanpa sengaja, mereka menyaksikan film dewasa yang penuh dengan adegan vulgar secara bersamaan.
Masalah teknis pada sistem hiburan menjadi penyebab utama, sehingga penumpang tidak bisa memilih film yang ingin mereka tonton. Salah satu penumpang Qantas menceritakan pengalamannya di Reddit, bahwa setelah penerbangan tertunda selama satu jam, pilot akhirnya memutuskan untuk lepas landas.
"Namun, pilihan yang tersisa adalah kru harus memutar film di semua layar. Tidak ada cara untuk menjeda, meredupkan, atau mematikannya," tulisnya, seperti dikutip dari news.com.au, Senin (7/10)
"Yang menarik adalah film yang diputar sangat tidak pantas. Film itu menampilkan ketelanjangan secara grafis dan banyak sexting, sehingga penonton bisa membaca teks di layar tanpa perlu headphone," tambahnya.
Film tersebut berjudul 'Daddio', dibintangi oleh Dakota Johnson, yang berkisar pada seorang wanita muda yang kembali ke apartemennya di Manhattan setelah perjalanan, naik taksi yang dikemudikan oleh Sean Penn.
Film ini memiliki peringkat R karena mengandung materi seksual eksplisit dan ketelanjangan, termasuk gambar alat kelamin yang terbuka dan pesan teks bermuatan seksual.
"Butuh hampir satu jam sebelum mereka beralih ke film yang lebih sesuai untuk anak-anak, namun situasi ini sangat tidak nyaman bagi semua penumpang, terutama bagi keluarga dan anak-anak yang ada di pesawat," tutupnya.
Qantas Minta Maaf
"Bagaimana mungkin hal ini bisa diterima oleh maskapai besar?" keluh penumpang tersebut.
Qantas mengonfirmasi peristiwa itu. Mereka menjelaskansetelah menyadari film yang diputar tidak pantas untuk semua usia, kru berusaha untuk memperbaiki layar bagi penumpang yang tidak ingin menontonnya. Namun, ketika mereka menyadari bahwa itu tidak dapat dilakukan, film tersebut diganti dengan film anak-anak.
"Film itu jelas tidak layak ditayangkan sepanjang penerbangan, dan kami sangat meminta maaf kepada pelanggan atas pengalaman ini," ujar juru bicara Qantas kepada news.com.au.
"Semua layar dialihkan ke film yang ramah keluarga untuk sisa penerbangan, yang merupakan prosedur standar kami dalam situasi langka di mana pilihan film individual tidak memungkinkan. Kami sedang mengevaluasi proses pemilihan film," tambahnya.
Insiden serupa juga pernah terjadi di Jakarta, Indonesia. Meskipun tidak terjadi dalam penerbangan, video porno secara tidak sengaja ditayangkan melalui layar videotron di Kebayoran, Jakarta Selatan, pada hari Jumat, 30 September 2016.
Perusahaan yang Mengelola Videotron Memohon Maaf
Menurut laporan dari kanal Tekno Liputan6.com, PT Mediatrac Sistem Komunikasi menyatakan penyesalan atas tindakan tidak bertanggung jawab yang dilakukan oleh salah satu karyawannya, yang menjadi tersangka pemutar video mesum di videotron.
"Kami sangat menyesalkan tindakan yang diambil oleh karyawan tersebut, yang merupakan inisiatif pribadinya. Kami akan terus mendukung proses penegakan hukum," kata Tom Malik, Direktur PT Mediatrac Sistem Komunikasi, dalam pernyataan resminya pada Rabu, 5 Oktober 2016.
Perusahaan yang bergerak di bidang analisis big data ini menginformasikan bahwa mereka telah dihubungi oleh pihak kepolisian pada malam hari, 3 Oktober 2016, terkait dugaan penyalahgunaan koneksi internet dari salah satu laptop yang digunakan oleh karyawan tersebut. Tom menjelaskan mereka telah bekerja sama sepenuhnya dengan pihak kepolisian sejak awal untuk mendukung proses penyidikan. Pada Selasa, 4 Oktober 2016, mereka juga mendampingi kepolisian dalam pengambilan barang bukti dari karyawan tersebut di kediamannya. Tom menegaskan bahwa perusahaan akan menghormati proses hukum yang sedang berlangsung agar kasus ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tindakan Pelaku
Pelaku yang dikenal dengan inisial SAR adalah seorang ahli di bidang teknologi informasi. Kapolda Metro Jaya saat itu, Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan, menyatakan bahwa SAR berada di sekitar lokasi kejadian pada hari Jumat, 30 September 2016. Pada saat itu, pria berusia 24 tahun tersebut melihat username dan password yang ditampilkan di videotron.
"Dengan demikian, ia mengetahui password untuk login, mengontrol, dan menghubungi videotron tersebut. Setelah itu, ia kembali ke kantornya. Itu adalah penjelasan dari yang bersangkutan, dan kami akan mendalami lebih lanjut," kata Iriawan di Mapolda Metro Jaya pada Selasa, 4 Oktober 2016.
SAR kemudian melanjutkan aksinya di kantornya yang terletak di kawasan Senopati, Jakarta Selatan. Ia memasukkan username dan password ke dalam aplikasi tertentu, sehingga berhasil terhubung dengan videotron yang berada dekat dengan Kantor Wali Kota Jakarta Selatan.
"Setelah itu, tersangka membuka video porno di komputernya dan menghubungkannya dengan videotron di Jalan Wijaya. Akibatnya, gambar yang ada di komputernya ditampilkan di videotron," jelas Iriawan.