Coba baju jarang beli, toko di Beijing larang warga China masuk
Konsumen China dianggap menyebalkan dan tak punya tata krama.
Sebuah toko busana di Ibu Kota Beijing, China bikin sebel warga Negeri Tirai Bambu itu. Mereka melarang masuk seluruh konsumen warga China lantaran kelakuannya dinilai menganggu.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Sabtu (29/11), tanda itu berbunyi 'orang China dilarang masuk kecuali untuk karyawan'. Pegawai di sana menerangkan ini sudah menjadi alasan bisnis namun beberapa lagi mengatakan ini lantaran konsumen China benar-benar bikin kesal.
Satu pegawai di toko di Jalan Yabaolu, wilayah belanja paling tersohor se-Beijing mengatakan konsumen China terutama perempuan sering mencoba seluruh pakaian namun mereka akhirnya tidak jadi beli apa pun.
Hal ini dibuktikan oleh jurnalis China bekerja untuk Beijing Youth Daily. Saat hendak masuk ke toko dia langsung dicegah pramuniaga toko mengatakan mereka tidak menjual baju pada warga China dengan alasan bajunya takut ditiru.
Tanda itu juga ditaruh lantaran ada turis yang kehilangan dompet dan toko itu wajib membayar ganti rugi. "Kami tidak bermaksud mengucilkan bangsa kami namun mereka sering bertindak kelewatan," ujar pegawai toko itu.
Di jejaring sosial China Weibo banyak penggunanya menghasut agar toko itu ditutup. Namun Profesor Li Xiandong dari Universitas Ilmu dan Pengetahuan Politik China mengatakan meski tanda itu sangat diskriminatif namun pemilik toko tidak melanggar peraturan. Belum ada hukum yang mengatur soal rasisme di Beijing.