Dari Tel Aviv Sampai Jakarta, Varian Delta Mencengkeram Dunia
Setahun setengah sejak virus mulai menyebar ke seluruh dunia, pandemi kembali bangkit dengan cepat, membawa varian-varian baru, khususnya varian Delta yang sangat menular yang pertama kali teridentifikasi di India. Dari Afrika sampai Asia, negara-negara mencatat rekor kasus infeksi dan kematian akibat Covid-19,
Mimpi buruk itu kembali lagi.
Di Indonesia, penggali kubur bekerja sampai malam, saat ketersediaan oksigen dan vaksin langka. Di Eropa, negara-negara kembali menutup pintu mereka, menerapkan karantina dan larangan perjalanan. Di Bangladesh, buruh garmen di kota mudik ke desa-desa untuk menghindari lockdown yang dikhawatirkan justru dapat menyebabkan lonjakan kasus di kampung halaman mereka.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Dan di negara-negara seperti Korea Selatan dan Israel yang nampaknya berhasil menghentikan penyebaran virus, muncul klaster baru.
Pada Senin, pejabat kesehatan China mengumumkan mereka akan membangun pusat karantina raksasa dengan kapasitas sampai 5.000 kamar untuk mengkarantina para pelancong internasional.
Sementara itu Australia memerintahkan warganya tetap diam di rumah.
Setahun setengah sejak virus mulai menyebar ke seluruh dunia, pandemi kembali bangkit dengan cepat, membawa varian-varian baru, khususnya varian Delta yang sangat menular yang pertama kali teridentifikasi di India. Dari Afrika sampai Asia, negara-negara mencatat rekor kasus infeksi dan kematian akibat Covid-19, bahkan ketika negara-negara kaya dengan tingkat vaksinasi tinggi telah lengah, mengabaikan kewajiban masker dan menikmati kehidupan yang kembali normal.
Para ilmuwan percaya varian Delta mungkin dua kali lebih menular dari virus corona asli, dan potensinya untuk menginfeksi beberapa orang yang divaksinasi sebagian mengkhawatirkan pejabat kesehatan masyarakat. Populasi yang tidak divaksinasi, baik di India atau Indiana, dapat berfungsi sebagai inkubator varian baru yang dapat berkembang dengan cara yang mengejutkan dan berbahaya, dengan Delta memunculkan apa yang oleh peneliti India disebut Delta Plus. Ada juga varian Gamma dan Lambda.
“Kita sedang berlomba melawan penyebaran varian virus,” ujar Prof. Kim Woo-joo, spesialis penyakit menular di Rumah Sakit Guro Universitas Korea di Seoul, dilansir The New York Times, Kamis (1/7).
Perdebatan politik yang sedang berlangsung dari Malaysia hingga Seychelles – apakah akan menerapkan lockdown dan kewajiban masker – mulai bergema di negara-negara dengan sumber daya yang jauh lebih banyak, termasuk vaksin yang berlimpah.
Pada Senin, pejabat kesehatan di Los Angeles County, di mana infeksi varian Delta meningkat, mendesak penduduk, bahkan yang telah divaksinasi untuk memakai masker di dalam ruangan. (Namun, banyak ilmuwan mengatakan masker tidak diperlukan di daerah di mana virus tidak menyebar.)
Namun ketika muncul gambar baru dari Nepal atau Kenya dimana ICU dibanjir pasien dan dokter yang sekarat memunculkan kenangan buruk bagi Barat.
Sebagian besar vaksin yang ada tampaknya efektif melawan varian Delta, dan penelitian awal menunjukkan mereka yang terinfeksi cenderung mengalami kasus ringan atau tanpa gejala. Tetapi bahkan di negara-negara terkaya — kecuali segelintir negara dengan populasi kecil — kurang dari setengah orang yang divaksinasi penuh. Para ahli mengataka, dengan penyebaran varian baru, tingkat vaksinasi yang jauh lebih tinggi dan tindakan pencegahan lanjutan diperlukan untuk menjinakkan pandemi.
Asap yang kembali membubung dari krematorium di negara-negara yang kurang makmur mempertegas jurang pemisah antara si kaya dan si miskin di dunia. Ketimpangan besar dalam pembangunan ekonomi, sistem perawatan kesehatan dan — terlepas dari janji para pemimpin dunia — akses vaksin telah membuat lonjakan terbaru jauh lebih besar dan jauh lebih mematikan.
“Negara-negara maju menggunakan sumber daya yang tersedia karena mereka memiliki sumber daya dan mereka ingin melindungi rakyatnya terlebih dahulu,” jelas Dono Widiatmoko, dosen senior bidang kesehatan dan perawatan sosial di Universitas Derby dan anggota Asosiasi Kesehatan Masyarakat Indonesia.
“Itu wajar, tetapi jika kita melihat dari sudut pandang hak asasi manusia, setiap kehidupan memiliki nilai yang sama.”
Lonjakan kasus di Indonesia
Ketika varian Delta mendatangkan malapetaka di India musim semi ini, menewaskan lebih dari 200.000 orang dan melumpuhkan ekonomi, varian ini melewati perbatasan nasional, menginfeksi pendaki di Gunung Everest, demonstran pro demokrasi di Myanmar dan pelancong di Bandara Heathrow London. Saat ini, telah terdeteksi di setidaknya 85 negara dan merupakan varian dominan di beberapa bagian Eropa, Asia dan Afrika.
Penularan ganas varian ini terjadi di Indonesia, negara berpenduduk terpadat keempat di dunia.
Pada Mei, kasus infeksi di Indonesia berada pada titik terendah sejak dicekam oleh pandemi tahun lalu. Pada akhir Juni, Indonesia mengalami rekor beban kasus ketika varian Delta bertahan setelah hari raya keagamaan yang tersebar di seluruh nusantara. Pada Selasa, Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah memperingatkan Indonesia "di ambang malapetaka."
Kurang dari 5 persen orang Indonesia telah divaksinasi penuh, dan pekerja medis garis depan diimunisasi dengan Sinovac, vaksin buatan China yang mungkin kurang efektif dibandingkan dengan vaksin lainnya. Sedikitnya 20 dokter Indonesia telah menerima dua dosis Sinovac meninggal dunia. Saat negara-negara Barat menimbun vaksin yang tampaknya lebih efektif, negara-negara seperti Indonesia dan Mongolia tidak punya pilihan banyak selain alternatif buatan China.
Pekan lalu, Hong Kong melarang masuknya penerbangan penumpang dari Indonesia, dan hal yang sama dilakukan dengan melarang penerbangan dari Inggris mulai 1 Juli.
Portugal tutup pintu untuk turis
Pada Mei, Portugal mencoba menghidupkan kembali industri pariwisatanya dengan menyambut kembali wisatawan dari Inggris, meskipun ada laporan tentang penyebaran varian Delta di sana. Dalam beberapa minggu, pemerintah Inggris memberlakukan karantina untuk pelancong dari Portugal, termasuk wisatawan yang pulang ke Inggris.
Dengan kasus varian Delta yang meningkat tajam, Lisbon melakukan lockdown akhir pekan, dan Jerman menganggap Portugal sebagai "zona varian virus." Sekarang Portugal kembali menutup pintu untuk turis dan mengharuskan pelancong Inggris yang tidak divaksinasi untuk dikarantina.
Beberapa pelaku bisnis perhotelan Portugal putus asa. Isabel Pereira, seorang pemilik wisma, mengatakan setengah dari pemesanannya telah dibatalkan, dan dia memahami kekhawatiran para turis.
"Sayangnya saya bahkan tidak bisa memberi tahu mereka dengan pasti apa yang akan terjadi besok, apalagi minggu depan," ujarnya.
Bangladesh lockdown
Di Bangladesh, para ilmuwan menemukan hampir 70 persen sampel virus corona dari ibu kota negara, Dhaka, yang diambil antara 25 Mei dan 7 Juni adalah varian Delta. Tingkat kepositifan tes virus corona pekan ini sekitar 25 persen, dibandingkan dengan 2 persen di AS.
Pada Rabu, Bangladesh mencatat jumlah kasus harian tertinggi. Jumlahnya tampaknya akan naik lebih tinggi ketika pekerja migran kembali ke desa mereka menjelang lockdown nasional 1 Juli, yang berpotensi memaparkan virus ke masyarakat di desa.
Saat lockdown nasional, semua jaringan transportasi umum domestik akan ditangguhkan dan semua toko tutup setidaknya selama sepekan. Namun pemerintah menahan diri untuk tidak menghentikan operasional pabrik dan pabrik garmen, karena perekonomian Bangladesh yang dihantam pandemi bergantung pada sektor ini.
“Mereka adalah pekerja keras,” kata mantan Wakil Presiden Asosiasi Produsen dan Eksportir Garmen Bangladesh, Mohammed Nasir.
“Sistem kekebalan mereka lebih kuat.”
Jika sejarah pandemi adalah preseden, tempat ramai seperti itu, seperti penjara atau pertemuan massal keagamaan, dapat berubah menjadi cawan petri infeksi. Namun, banyak pekerja garmen yang putus asa untuk mempertahankan pekerjaan mereka, terutama dengan bonus tahunan yang akan segera jatuh tempo.
Meskipun ada janji dari berbagai negara dan organisasi internasional, pengiriman vaksin ke Bangladesh kurang memuaskan. Kurang dari 3 persen orang Bangladesh telah divaksinasi lengkap.
“Kami bekerja untuk membuat keseimbangan,” ujar Nasir.
“Antara kehidupan dan penghidupan.”
(mdk/pan)