Demonstran Myanmar Bentangkan Jemuran Kain untuk Lindungi Diri dari Aparat
Para pengunjuk rasa di Myanmar membentangkan jemuran kain yang biasa dipakai perempuan di sepanjang jalan-jalan untuk membatasi gerak polisi dan tentara karena berjalan di bawah jemuran pakaian ini dianggap akan membawa sial bagi pria.
Para pengunjuk rasa di Myanmar membentangkan jemuran kain yang biasa dipakai perempuan di sepanjang jalan-jalan untuk membatasi gerak polisi dan tentara karena berjalan di bawah jemuran pakaian ini dianggap akan membawa sial bagi pria.
Kain atau sejenis sarung, dikenal sebagai longyi, digantung menggunakan tali jemuran. Kadang-kadang ada juga yang menggunakan pakaian dalam perempuan.
-
Apa yang dilakukan Maudy Ayunda di Kalimantan? Lebih Sering Berada di Desa Rumbih Selama di sana, istri Jesse Choi ini lebih sering berada di Desa Rumbih yang terletak sekitar 2 jam perjalanan dengan mobil dari Sintang.
-
Siapa Aty Kodong? Aty Kodong dikenal sebagai runner-up Dangdut Academy yang berhasil meningkatkan perekonomiannya.
-
Kapan Ayu Ting Ting merayakan HUT Kemerdekaan RI? Hari ini seperti biasa setiap tahun, kami berkumpul dengan warga di dekat rumah untuk merayakan 17-an.
-
Kapan Kadek Devi mendampingi suaminya? Kadek Devi menunjukkan pesona yang memikat saat mendampingi Dewa Yoga yang baru saja menyelesaikan Sespimmen 63 Polri di Lembang, Bandung.
-
Kapan Soeharto dipanggil 'monyet'? Saat Perang kemerdekaan, Kolonel Gatot Soebroto memerintahkan Mayor Soeharto untuk bertahan di puncak sebuah bukit yang strategis.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
“Alasan mengapa kami gantung longyi di sepanjang jalan karena kami punya kepercayaan tradisional jika kita lewat di bawah longyi, kita bisa kehilangan keberuntungan,” jelas seorang pengunjuk rasa berusia 20 tahun yang menolak disebutkan namanya.
“Generasi yang lebih muda belakangan ini tak mempercayainya lagi, tapi para tentara masih percaya, dan itu kelemahan mereka. Jadi, kami bisa punya lebih banyak waktu untuk lari jika mereka mendatangi kami jika keadaan darurat,” lanjutnya, dilansir The Straits Times, Minggu (7/3).
Video di media sosial menunjukkan polisi menurunkan jemuran tersebut sebelum melintasinya. Secara tradisional berjalan di bawah barang-barang yang digunakan untuk menutupi bagian pribadi perempuan bukan hanya bisa sial, tetapi juga bisa membuat pria impoten.
Reuters belum bisa menghubungi polisi untuk dimintai komentar terkait hal ini.
Lebih dari sebulan demonstran berunjuk rasa di seluruh Myanmar menentang kudeta militer 1 Februari dan penangkapan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan ratusan pejabat lainnya. Lebih dari 50 pengunjuk rasa dibunuh pasukan keamanan.
Jemuran tersebut tak menghentikan polisi menggunakan gas air mata, peluru karet, dan granat setrum. Beberapa pengunjuk rasa juga tewas karena peluru tajam.
Baca juga:
Tentara & Polisi Myanmar Ancam Demonstran Lewat TikTok, "Saya Akan Tembak Siapa Saja"
CEK FAKTA: Hoaks Pasukan Keamanan PBB dan AS Siap Perang Melawan Militer Myanmar
Revolusi Bergolak di Myanmar dan Kaum Perempuan Berada di Garis Paling Depan
Aksi Polisi Myanmar Pukuli Pengunjuk Rasa Antikudeta
Demonstran Myanmar Bentangkan Jemuran Kain untuk Lindungi Diri dari Aparat
Aparat Myanmar Bongkar Makam Kyal Sin “Everything Will Be OK” & Autopsi Jasadnya
Delapan Polisi Myanmar Tolak Perintah Atasan, Kabur ke India Minta Perlindungan