Deretan Peristiwa Paling Dramatis di Dunia Sepanjang 2018
Di tahun ini, berbagai peristiwa penting dan tak terlupakan telah terjadi di dunia internasional.
Tahun 2018 akan berakhir dalam waktu dekat. Di tahun ini, berbagai peristiwa penting dan tak terlupakan telah terjadi di dunia internasional. Beritanya selalu menarik perhatian untuk disimak. Beberapa peristiwa memberikan kesan baik di mata pembaca, namun beberapa lainnya justru ada yang memicu kejengkelan, kemarahan, hingga kepiluan.
Sebelum memasuki 2019, tidak ada salahnya kita kembali mengingat peristiwa yang terjadi sepanjang tahun 2018. Hal ini bisa memperkaya pengetahuan kita dan juga bisa dijadikan sebagai refleksi diri agar menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Dikutip dari berbagai sumber, berikut rangkuman peristiwa-peristiwa paling dramatis di dunia di sepanjang 2018 versi merdeka.com:
-
Di mana Korea Utara terletak? Korea Utara merupakan negara yang terletak di Asia Timur. Ibu kotanya bernama Pyongyang dan berseberangan dengan Korea Selatan.
-
Siapa yang kuliah di Korea Selatan? Ariyo Wahab sangat bangga putrinya, Kyra Wahab, akhirnya bisa diterima di sebuah universitas di Korea Selatan. Dan bulan September lalu, putri sulungnya berangkat ke Korea.
-
Apa yang terjadi pada pemimpin oposisi Korea Selatan? Pemimpin partai oposisi Korea Selatan, Lee Jae-myung menjadi korban penyerangan oleh orang tak dikenal. Dia ditikam di lehernya ketika memberikan keterangan pers dalam kunjungannya di Busan, Korea Selatan, Selasa (2/1/2024).
-
Kapan Megawati tiba di Korea Selatan? Pemain voli putri Indonesia, Megawati Hangestri Pertiwi, telah sampai di Korea Selatan pada Rabu (4/9/2024) untuk mempersiapkan diri bersama klubnya, Daejeon Jung Kwanjang Red Sparks, menjelang musim Liga Voli Korea Selatan atau Korean V-League 2024/2025.
-
Kapan Korea Utara menguji coba rudal Hwasong-17? Sistem persenjataan ini pertama kali diuji coba pada 2017 lalu.
-
Di mana stroberi Korea biasanya ditanam? Korea mengaplikasikan teknologi pertanian modern dengan menggunakan sistem hidroponik dalam produksi stroberi. Perkebunan berada di dalam ruangan, melindungi tanaman dari hama dan pengaruh cuaca. Ini memberikan hasil berkualitas tinggi yang disukai banyak orang.
Angin Perdamaian Berhembus di Semenanjung Korea
Bukan rahasia lagi jika Korea Selatan dan Korea Utara adalah dua negara yang bermusuhan. Hal itu bermula dari berlangsungnya Perang Dunia II pada 1945 silam. Saat itu, Korea dibagi menjadi Korsel dan Korut. Pembagian tersebut membuat Korut dikendalikan Rusia sementara Korsel didukung oleh Amerika Serikat.
Selanjutnya, terjadi Perang Korea pada 1950 di mana atas izin Rusia, militer Korut melakukan invasi ke Korsel yang saat itu belum memiliki kekuatan militer untuk melawan serangan. Perang berlangsung selama tiga tahun yang berujung pada kesepakatan gencatan senjata. Kedua negara pun membangun Zona Demiliterisasi sebagai zona netral yang ditujukan untuk memisahkan kedua negara.
Meski sudah berada dalam posisi gencatan senjata, ketegangan selalu mewarnai hubungan kedua negara. Bahkan sejak saat itu, Korut pun semakin menutup diri dari dunia luar dan terus mengembangkan senjata nuklir sebagai bentuk perlindungan negara.
Baru setelah kematian pemimpin Korut Kim Il-sung pada 1994 lalu yang kemudian tahtanya digantikan oleh Kim Jong-il, hubungan antara Korut dan Korsel mulai melunak. Bukti melunaknya hubungan kedua negara adalah dengan digelarnya KTT pada tahun 2000 lalu.
Namun, rupanya kehangatan itu tidak berlangsung lama. Kedua negara kembali berseteru pada 2002 setelah terjadi pertempuran antara angkatan laut kedua negara di Laut Kuning. Banyak tentara Korut tewas dalam peristiwa itu.
Di tahun 2018, terobosan baru dalam hubungan Korut dan Korsel kembali terjadi. Di bawah kepemimpinan Kim Jong-un dan Presiden Moon Jae-in, hubungan kedua negara kembali menghangat. Keduanya membentuk kesepakatan menggelar KTT pada 27 April lalu untuk membahas beberapa poin penting mengenai keberlanjutan hubungan kedua negara.
Undangan pertemuan disampaikan oleh Presiden Moon, yang langsung disambut baik oleh Kim. Saat itu, Korsel menjadi tuan rumah perhelatan Olimpiade Musim Dingin yang diikuti oleh para atlet dari Korut sebagai peserta ajang olahraga. Presiden Moon ingin, momen olimpiade ini dimanfaatkan juga sebagai upaya untuk memperbaiki hubungan kedua negara. Setelah melalui berbagai persiapan, keduanya akhirnya bertemu di Zona Demiliterisasi (DMZ) yang dijaga ketat oleh masing-masing tentara.
Moon Jae-in jalan-jalan ke gunung vulkanik Korut ©Pyeongyang Press Corps/Pool via REUTERS
Kesan permusuhan sama sekali tidak terlihat selama pertemuan tersebut. Boleh dibilang, pertemuan ini berlangsung lancar tanpa hambatan. Pertemuan diawali dengan jabat tangan dan saling melempar senyum. Keduanya kemudian menerima persembahan bunga dan mengambil foto dengan anak laki-laki dan perempuan dari desa Zona Demiliterisasi.
Setelah itu, Kim mengajak Moon untuk melintasi garis perbatasan Korut sebelum kemudian saling berpegangan tangan untuk kembali ke area Korsel. Kemudian keduanya menyapaikan pidato masing-masing. Perdamaian dan kemakmuran menjadi fokusi dari pidato disampaikan Kim dan Presiden Moon.
"Saya berharap untuk menulis bab baru di antara kami, ini adalah titik awal bagi kami. Kami akan membuat awal yang baru," kata Kim dalam pidatonya.
"Butuh waktu 11 tahun agar ini terjadi. Saat berdiri di sini saya bertanya-tanya mengapa harus membutuhkan waktu begitu lama," tambahnya.
Dia juga berharap diskusi ini bisa memberikan hasil yang baik tidak hanya bagi kedua negara tetapi juga bagi negara-negara lain. "Melalui pertemuan ini, saya harap kami tidak akan kembali ke masa lalu dan hal-hal yang membuat kami berselisih tidak terulang lagi," harapnya.
"Saya juga berharap kita bisa hidup sesuai dengan ekspektasi orang-orang. Semoga ada kesepakatan yang bisa memenuhi ekspektasi itu melalui pertemuan ini," lanjutnya.
Usai Kim menyampaikan sambutannya, Moon juga menyampaikan pidato sebelum meminta wartawan untuk memberi waktu bagi mereka melakukan dialog.
"Saya harap seluruh dunia memperhatikan musim semi yang sedang menyebar di seluruh semenanjung Korea," ujarnya.
"Ada beban berat di pundak kami. Namun kunjungan Anda ke garis perbatasan militer ini bisa menjadi simbol perdamaian bukan perpecahan."
Ada beberapa poin yang disepakati kedua pemimpin negara dalam pertemuan itu, seperti denuklirisasi Korut, pembangunan rel kereta api yang menghubungkan kedua negara, hingga kerja sama ekonomi yang nantinya diharapkan bisa memberi keuntungan bagi kedua negara. Bahkan dalam kesepakatan terbaru, kedua negara saling melucuti penjagaan ketat di Zona Demiliterisasi hingga hanya tersisa 35 personel tanpa senjata yang berjaga di pos perbatasan.
Skandal Megakorupsi yang Mengguncang Malaysia
Tahun 2018 menjadi titik balik bagi Najib Razak. Mantan perdana menteri Malaysia tersebut tersandung kasus skandal korupsi terbesar dalam sejarah Negeri Jiran. Kasus ini tidak hanya disorot di Malaysia, tetapi juga dunia internasional.
Skandal korupsi ini melibatkan 1Malaysia Development Berhard (1MDB) yang merupakan lembaga pembiayaan pemerintah untuk program-program pembangunan infrastruktur. Dimulai pada tahun 2009, pemerintah Malaysia menginvestasikan dana pinjaman untuk program 1MDB di mana saat itu Najib ditunjuk sebagai dewan penasihatnya setelah terpilih jadi PM.
Dana tersebut semula ditujukan untuk membiayai proyek untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara dan menarik investor luar negeri. Namun pembiayaan itu bermasalah. Sejak dibentuk pada 2009 sampai 2014, investasi 1MDB malah menemui kegagalan hingga menyebabkan negara memiliki catatan utang lebih dari USD 1 miliar.
Menurut laporan the Wall Street Journal, lebih dari USD 900 juta dari dana 1MDB malah masuk ke rekening pribadi Najib. Tercatat ada transaksi dilakukan Najib antara 2011 dan 2013 ke rekening bank Najib di bank Malaysia, AmBank.
Najib Razak jalani sidang dakwaan ©2018 REUTERS/Lai Seng Sin
Namun Najib membantah tuduhan tersebut dan menyebut bahwa isu ini adalah bagian dari konspirasi untuk menggulingkan pemerintahannya. Bahkan dia mengklaim dana yang ada dalam rekening pribadinya adalah hadiah dari anggota keluarga kerajaan Arab Saudi. Najib pun sempat lolos dari tuduhan korupsi 1MDB pada Januari 2016.
Namun sejumlah negara di belahan dunia lain seperti Swiss, Singapura, Inggris, dan Amerika Serikat melanjutkan penyelidikan dan dugaan pencucian uang yang melibatkan dana 1MDB.
Departemen Kehakiman AS pada Juli 2016 mengumumkan seruan untuk penyitaan dana sebesar lebih dari USD 1,3 miliar dalam bentuk aset yang diduga disedot dari 1MDB.
Itu adalah angka penyitaan terbesar yang diserukan Departemen Pemulihan Aset. Barang-barang aset yang disita termasuk kapal pesiar mewah, sejumlah apartemen, dan hak pembuatan film nominasi Oscar 'The Wolf of Wall Street,' yang didanai oleh anak tiri Najib, Riza Aziz.
Hingga kini kasus skandal megakorupsi Najib masih bergulir. Meski tidak ditahan, Najib terus menjalani persidangan untuk menemukan titik terang dari permasalahan ini. Selain Najib, sang istri Rosmah Mansor juga ikut terlibat dalam skandal korupsi.
Sejauh ini, Najib telah menghadapi hampir 40 persidangan terkait kasus korupsi, pencucian uang dan penyalahgunaan kekuasaan. Sementara Rosmah ikuti didakwa atas tuduhan penerimaan suap dari perusahaan yang mendapat proyek pemerintah sebesar RM 189 juta atau sekitar Rp 661 miliar.
Cerita Mengharukan Tim Sepak Bola Remaja Thailand Terperangkap Dalam Gua
Pertengahan tahun 2018, dunia internasional dikejutkan oleh berita terjebaknya tim sepak bola remaja Thailand dalam sebuah gua terlarang Tham Luang Nang Non. Kejadian bermula saat 12 pemain sepak bola remaja beserta pelatihnya mengunjungi tempat wisata tersebut pada Sabtu, 23 Juni lalu.
Ke-13 orang itu masuk ke dalam gua tanpa pikir panjang. Mereka menelusuri gua sepanjang 8 kilometer tersebut ketika hujan sedang mengguyur wilayah tersebut. Saat mereka hendak keluar, jalan dalam gua terhalang oleh air hujan yang menutupi hampir seluruh pintu masuk gua.
Gagal merangkak naik ditambah tidak bisa berenang, membuat remaja berusia 11 hingga 16 tahun dan pelatih mereka yang berusia 25 tahun terjebak di dalamnya. Selama berhari-hari, mereka menghabiskan waktu dalam gua tanpa makanan dan minuman serta tempat layak untuk beristirahat.
Seorang petugas menemukan sejumlah sepeda dan sepatu di dekat jalan masuk gua. Namun dia tidak menemukan pemiliknya. Berdasarkan temuan itu, badan SAR nasional Thailand dan pasukan militer langsung mengerahkan pencarian terhadap korban. Dibantu oleh pasukan militer Amerika Serikat dan Inggris, mereka memulai pencarian ke dalam gua. Namun, upaya pencarian terhalang oleh hujan deras dan banjir. Genangan air pun terus naik dan hampir mencapai atap gua.
tim sepak bola remaja thailand hilang dalam gua ©Facebook
Sembilan hari berlalu sejak dilaporkan hilang, tim sepak bola remaja dan pelatihnya akhirnya berhasil ditemukan dalam keadaan selamat. Mereka ditemukan oleh dua penyelam asal Inggris yang berusaha menjangkau bagian dalam gua melalui celah-celah kecil.
Meski sudah ditemukan, para korban masih belum bisa dikeluarkan dari dalam gua. Mereka harus keluar dari celah dalam gua dengan cara menaiki tempat lebih tinggi sebab akses air dan lumpur semakin lama semakin naik. Saat itu, hanya ada dua pilihan agar bisa terbebas, yakni menyelam sampai keluar gua atau menunggu selama empat bulan hingga air dalam gua surut.
Setelah ditemukan, ke-13 orang tersebut ditemani oleh tim penyelam dalam gua. Tim penyelam lain juga menyusul untuk memenuhi semua kebutuhan korban dalam gua, mulai dari makanan dan minuman, tabung oksigen, pakaian, hingga obat-obatan. Mereka masih bertahan dalam gua sambil mendiskusikan bagaimana proses penyelamatan akan dikerahkan.
Pada 8 Juli, satu dari korban yang terjebak dalam gua diupayakan agar bisa keluar dalam gua. Sebelum memulai proses penyelamatan, tim penyelam profesional sudah mengajarkan cara-cara dasar menyelam dan pernapasan sebagai antisipasi, meskipun korban akhirnya dibawa keluar dari gua dengan cara digotong dalam keadaan dibius. Sementara itu, tim penyelamat di luar gua berusaha memompa air dalam gua keluar hingga 40 persen genangan berhasil dikeluarkan.
Berkat kerja sama solid antara tim penyelamat, akhirnya satu-persatu korban berhasil dibawa keluar dari dalam gua. Namun, ada cerita tragis di balik proses penyelamatan ke-13 orang terjebak dalam gua itu. Salah satu penyelam Angkatan Laut Thailand meninggal dalam misi penyelamatan. Dia kehabisan oksigen saat berusaha menempatkan tabung oksigen untuk para korban dalam gua.
Setelah semua korban diselamatkan dari dalam gua, mereka pun langsung dibawa ke rumah sakit untuk menerima perawatan dan pemulihan kondisi. Hal ini dilakukan karena kondisi kesehatan mereka yang menurut akibat terlalu lama terjebak dalam tempat lembab tanpa asupan gizi yang layak. Selain itu, mereka pun dirawat karena dikhawatirkan terkena penyakit gue yang umumnya diderita.
Krisis Ekonomi yang Semakin Mencekik Rakyat Venezuela
Venezuela merupakan negara kaya minyak. Cadangan minyak negara tersebut disebut-sebut sebagai yang terbesar di dunia. Hampir 95 persen pemasukan negara diperoleh dari ekspor minyak. Namun rupanya, kekayaan alam itu justru menjadi akar dari permasalahan ekonomi yang dihadapi Venezuela sekarang.
Saat dipimpin oleh Presiden Hugo Chavez dari 1999 sampai 2013, kehidupan rakyat Venezuela boleh dibilang sangat makmur. Chavez menggunakan pemasukan negara untuk membiayai sejumlah program agar kehidupan rakyat setara dan terhindar dari kemiskinan.
Pada 2013, Chavez meninggal dunia karena penyakit kanker yang dideritanya. Kemudian di tahun 2014, harga minyak anjlok sehingga pemerintah harus menanggung pembiayaan besar atas program-program yang selama ini digalangkan Chavez.
Tidak hanya itu saja kebijakan Chavez yang membawa dampak negatif pada negara. Saat memimpin, Chavez memberlakukan harga pokok yang terjangkau untuk masyarakat miskin namun hal itu membuat perusahaan pemasok bangkrut karena tidak bisa memperoleh keuntungan.
Warga Venezuela mencari obat ke Kolombia ©AFP/SCHNEYDER MENDOZA
Hal lain yang juga menjadi penyebab kekacauan kondisi ekonomi Venezuela sekarang adalah saat Chavez memutuskan untuk mengendalikan pasar mata uang asing. Pemerintah membuat aturan penukaran mata uang bolivar dengan dolar yang nilainya ditentukan oleh pemerintah, itu pun hanya berlaku bagi masyarakat yang memiliki alasan kuat untuk menukar uang.
Karena banyak rakyat yang tidak bisa membeli dolar dengan bebas, berkembanglah pasar gelap yang kemudian berimbas pada peningkatan inflasi. Krisis ekonomi negara tersebut pun diperparah dengan adanya utang negara di mana menurut laporan sekitar 21 persen utang terbebankan kepada PDVSA, utang luar negeri melalui dana China 5 persen, hingga utang CADIVI sebanyak 9 persen.
Hingga November 2017, diperkirakan utang Venezuela mencapai USD 105 miliar dengan cadangannya sebesar USD 10 miliar.
Kondisi ekonomi yang kacau balau tentu saja berimbas kepada kehidupan masyarakat. Tingginya harga kebutuhan membuat rakyat berlomba-lomba mencari cara agar tetap bisa bertahan hidup, salah satunya adalah dengan bermigrasi ke negara lain seperti Brasil.
Ironisnya, ada juga masyarakat yang melakukan cara tidak halal untuk memenuhi kebutuhan mereka, seperti menjadi pekerja seks komersial atau PSK. Padahal, pekerjaan mereka sebelum menjadi PSK tergolong terhormat, seperti menjadi guru, dokter, atau karyawan di perusahaan besar.
Kemudian, ada juga para orangtua yang dalam keadaan sadar menyerahkan anak-anak mereka ke panti asuhan. Mereka beralasan tidak bisa lagi menyuplai kebutuhan sang anak mulai dari makanan, obat-obatan, susu formula, hingga popok. Menyerahkan anak ke tempat tersebut menjadi pilihan terakhir orangtua.
Dalam kasus yang lebih menyedihkan, rakyat Venezuela rela makan-makanan tak layak dikonsumsi. Demi mengenyangkan perut, mereka mau-mau saja makan daging berwarna kehitaman dan tidak segar yang biasanya digunakan untuk pakan anjing. Meski setelah mengonsumsinya mereka harus menahan sakit, namun mereka tak punya pilihan lain.
Kematian Misterius Jamal Khashoggi yang Gegerkan Dunia
Menjelang akhir tahun, dunia internasional dikejutkan oleh berita pembunuhan terhadap wartawan asal Arab Saudi Jamal Khashoggi (59 tahun). Khashoggi merupakan kolumnis untuk surat kabar Amerika Serikat Washington Post. Pria penyuka buku tersebut terkenal dengan tulisan-tulisannya yang kritis terhadap pemerintahan Saudi, khususnya terkait Pangeran Muhammad bin Salman (MBS).
Sebelum menjadi pengkritik nomor satu MBS, Khashoggi pernah menjadi pemimpin redaksi surat kabar al Watan dan dan konsultan media bagi Pangeran Turki al-Faisal, duta besar Saudi untuk Inggris. Saat itu dia berpikir untuk membuat Saudi kembali menjadi negara hebat. Dia ingin Pangeran Saudi sukses memimpin negara.
Namun belakangan, Khashoggi mulai merasa ada perubahan drastis dari MBS. Terutama saat pemimpin muda Saudi itu memerintahkan penangkapan terhadap pengusaha dan juga keluarga lain atas tuduhan korupsi. Mereka semua dilaporkan ditahan di Hotel Ritz Carlton, Riyadh. Khashoggi kemudian mendapat laporan menyebut mereka disiksa dan dipaksa menyerahkan ribuan dolar kepada pemerintah. Khashoggi menilai, MBS memimpin Saudi dengan cara yang salah.
Khashoggi mengasingkan diri dari Saudi ke Washington, AS, pada 18 September 2017. Sejak saat itu, Khashoggi mulai menulis kolom untuk harian Washington Post di mana isinya mengkritik kebijakan MBS yang telah menimbulkan krisis kemanusiaan terparah sampai penculikan Perdana Menteri Libanon Saad Hariri. Khashoggi pun dianggap pembangkang oleh pemerintah Saudi.