Diiris suami, perempuan Indonesia dapat hidung buatan
Tiga tahun lalu perempuan itu diiris hidungnya oleh suaminya dengan parang.
Perempuan Indonesia bernama Yustince, 30 tahun, tiga tahun lalu diiris hidungnya oleh suaminya dengan parang. Kini Yustince sudah memakai hidung buatan berkat pertolongan Alec Gillis, artis efek tata rias pemenang Piala Oscar.
Yustince mengalami kekerasan dari suaminya dan harus hidup dalam persembunyian selama setahun dengan perban di wajahnya, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Kamis (21/2).
Kini Yustince akhirnya bisa melepas perban itu setelah Yayasan Grossman Burn, sebuah organisasi nirlaba di bidang kesehatan bermarkas di California, Amerika Serikat, meminta bantuan Alec Gillis untuk membuatkannya hidung buatan.
Gillis dikenal dengan efek tata riasnya di film-film Hollywood seperti Jumanji, Alien vs Predator, dan Cast Away.
"Kami biasanya menakut-nakuti orang dengan monster. Kini kami senang bisa menyembuhkan luka di wajah orang," kata dia.
Sebelumnya Gillis menyesuaikan dulu warna kulit objek dengan bahan efek tata riasnya. Hidung buatan itu bisa ditempel dengan lem langsung ke wajah tapi ada juga yang bisa ditempel dengan magnet atau klip yang terpasang pada kaca mata.
Ketua Yayasan Grossman Burn, Rebecca Grossman, menghubungi Gillis setelah mendengar kisah Yustince. "Saya mengatakan pada Gillis, 'apakah kamu bisa menolongnya?' Dia bilang, tak masalah."
Grossman lalu mengunjungi Indonesia untuk memasangkan hidung buatan itu di wajah Yustince.
Yayasan Grossman selama ini dikenal dunia dengan jasanya menangani seorang perempuan Afganistan 18 tahun yang hidung dan telinga dipotong oleh komandan Taliban. Wajah perempuan itu pernah menjadi sampul depan majalah Time.
Randy Roberson, wakil pendiri lembaga Bantuan Logistik Bencana (LTD), yang ikut menyaksikan saat-saat ketika Yustince mengenakan hidung buatan itu untuk pertama kalinya, mengisahkan pengalamannya.
"Saya memperhatikannya ketika dia diberi cermin untuk melihat wajah barunya. Dia terdiam dan menggeser-geser posisi cermin untuk melihat wajahnya dari berbagai sisi. Lalu saya melihat sudut mulutnya perlahan berubah menjadi senyum. Seperti senyum Monalisa."