Keterlibatan milisi perempuan di Myanmar dibutuhkan untuk membantu perlawanan, sebab tak sedikit milisi pria Myanmar yang tewas dalam perlawanan mereka menghadapi junta militer Myanmar.
FOTO: Perempuan-Perempuan Tangguh Mandalay Tak Gentar Perangi Junta Militer Myanmar
Kekejaman rezim junta militer Myanmar telah melahirkan tentara etnis. Saat ini perkembangan mereka dari keanggotaan semakin bertambah. Bahkan peran para perempuan juga dibutuhkan dalam menambah personel untuk melawan junta militer Myanmar.
Keterlibatan milisi perempuan Myanmar sekarang ini sangat dibutuhkan untuk membantu perlawanan menghadapi junta militer.
Sebab tak sedikit milisi pria Myanmar yang tewas dalam perlawanan mereka terhadap junta militer Myanmar.
Para milisi perempuan pemberani ini ikut bergabung dengan pasukan Pertahanan Rakyat Mandalay (MYD-PDF).
Mereka bergabung untuk bertempur di garis terdepan melawan junta militer Myanmar yang telah mengudeta pemerintahan Aung San Suu Kyi.
Advertisement
Pasukan perempuan ini juga telah diajari cara menggunakan drone tempur untuk mata-mata maupun pemantauan sebelum melakukan penyergapan pasukan junta militer Myanmar.
Hingga kini junta militer Myanmar masih terus melakukan pembantaian terhadap etnis yang dianggap memberontak pemerintah kudeta militer.
Terbaru, milisi anti-junta ini telah melakukan serangan pada Kamis (21/12/2023). Mereka melaporkan, bahwa telah melakukan penyerangan markas Komando Militer Wilayah Pusat Myanmar yang berada di kompleks istana tua di Kotapraja Aungmyaythazan, Mandalay.
Dilansir dari kantor beritaRFA, "Serangan tersebut dilancarkan pada 21 Desember oleh Satuan Tugas Khusus dan Keamanan Mandalay yang merupakan Kelompok Pertahanan Rakyat dari Distrik Pyinoolwin, dan dua kelompok bersenjata lokal."
Selain menyerang markas komando militer, pasukan anti-junta juga menyerang sejumlah kantor polisi dan pos penjagaan Penjara Obo di Kota Mandalay dengan drone yang dipersenjatai bom.