Guru dan Pelajar di Myanmar Tolak Masuk Kelas Ketika Junta Membuka Kembali Sekolah
Sekolah di Myanmar dibuka kembali pada Selasa (1/6) untuk pertama kalinya sejak kudeta militer, tapi para guru dan siswa berencana menentang seruan junta untuk masuk kelas sebagai tanda perlawanan.
Sekolah di Myanmar dibuka kembali pada Selasa (1/6) untuk pertama kalinya sejak kudeta militer, tapi para guru dan siswa berencana menentang seruan junta untuk masuk kelas sebagai tanda perlawanan.
Junta bersikeras sekolah dibuka pada Selasa setelah setahun tutup karena Covid-19, tetapi banyak guru memutuskan mereka tidak dapat kembali bekerja.
-
Kapan HUT Kodam Jaya diperingati? Setiap tanggal 24 Desember diperingati HUT Kodam Jaya.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kapan R.A.A Kusumadiningrat memimpin? Sebelumnya, R.A.A Kusumadiningrat sempat memerintah pada 1839-1886, dan memiliki jasa besar karena mampu membangun peradaban Galuh yang cukup luas.
-
Kapan Umbul Manten ramai dikunjungi? Pada saat menjelang Bulan Ramadan, Umbul Manten sering dijadikan lokasi padusan.
-
Bagaimana KM Soneta tenggelam? Saat kejadian kondisi ombak sedang besar setinggi 2,5 meter dengan angin kencang dan arus deras. Sebanyak sembilan ABK yang terombang ambing diselamatkan oleh kapal KM Bintang Barokah yang sedang melintas.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
“Saya tidak takut dengan penangkapan dan penyiksaan mereka,” kata Shwe Nadi (nama samara), guru dari Yangon kepada AFP.
“Saya takut menjadi guru yang mengajarkan propaganda kepada siswa,” lanjutnya, dilansir France 24, Selasa (1/6).
Pria berusia 28 tahun merupakan salah satu dari ribuan guru dan akademisi yang dipecat karena mendukung gerakan pembangkangan sipil.
“Tentu saja saya merasa tidak enak kehilangan pekerjaan karena saya senang menjadi guru. Meskipun tidak dibayar dengan baik, kami memiliki kebanggaan menjadi guru karena orang lain menghormati kami,” katanya.
Nu May - bukan nama sebenarnya - di negara bagian selatan Mon juga menolak kembali ke sekolah.
Guru SD ini tidak digaji selama berbulan-bulan setelah bergabung dengan gerakan boikot nasional.
"Ketika saya melihat bagaimana mereka telah membunuh banyak orang, saya merasa saya tidak ingin menjadi guru mereka lagi," tambahnya.
Baca juga:
Junta Myanmar Sanksi 125.000 Guru karena Menentang Kudeta
AS, Kanada, dan Inggris Jatuhkan Sanksi Baru untuk Militer Myanmar
Lima Pemberontak Anti Kudeta Myanmar Tewas Setelah Diserang Junta Militer
Miss Myanmar Serukan Perlawanan Terhadap Junta Militer di Ajang Miss Universe
"Mereka Menembak di Kepala tapi Mereka Tidak Tahu Revolusi Bersemayam Dalam Hati"
"Kami tidak ingin pengkhianat"
Media yang dikelola junta dalam beberapa hari terakhir memuat foto-foto pejabat yang mengawasi pendaftaran sekolah dan menjanjikan orang tua akan "puas" dengan dibukanya kembali sekolah.
Para siswa di sebuah sekolah dekat ibu kota Naypyidaw mengikuti acara untuk menandai tahun ajaran baru dengan membawakan lagu "Pekan Pendaftaran Nasional" di depan menteri pendidikan, menurut surat kabar negara Global New Light of Myanmar.
Tetapi di salah satu sekolah menengah di wilayah Sagaing tengah, sebuah slogan yang ditulis dengan cat merah di bagian depan gedung mendesak ara staf sekolah untuk menjauh.
"Kami tidak ingin guru perbudakan militer," tulisnya.
"Kami tidak ingin guru pengkhianat."
Mahasiswa tolak masuk kampus
Sejumlah mahasiswa juga menolak kembali ke kampus.
"Tidak seorang pun dari teman saya akan masuk," kata seorang mahasiswa jurusan bahasa Inggris di sebuah universitas di Mawlamyine, sebuah kota yang mengalami tindakan keras brutal oleh pasukan keamanan terhadap pengunjuk rasa.
"Jadi saya memutuskan tidak masuk juga."
Kelasnya yang berisi 100 mahasiswa sekarang kosong, meskipun sejumlah profesor yang masih mengajar meminta mereka untuk masuk.
Para pengunjuk rasa telah menghalangi orang tua dan guru untuk mengirim anak-anak ke sekolah yang masih memiliki guru yang mau bekerja, mengatakan itu sama saja dengan mendukung rezim militer.