Guru di Texas Sebut Polisi Pengecut karena Biarkan Muridnya Tewas Ditembak Pelaku
Sebelas muridnya tewas ketika si pelaku memasuki kelasnya sementara polisi hanya berdiam diri di ruang aula.
Seorang guru di Uvalde, Texas, Amerika Serikat, yang terluka karena penembakan bulan lalu menyebut polisi "pengecut" karena lamban bertindak sehingga muridnya tewas dibunuh pelaku.
Dalam wawancara dengan televisi ABC News, Arnulfo Reyes, nama guru di sekolah dasar Robb Elementary itu, mengatakan dia menyuruh murid-muridnya berpura-pura tidur ketika penembakan sedang terjadi.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan di sekolah? Korban diduga telah melakukan pelecehan terhadap para siswi di sekolah.
-
Apa bentuk kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Kenapa para pelajar ini diamankan? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. "Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Apa yang diajarkan di sekolah pencuri? Pendidikan kriminal mencakup serangkaian pelajaran yang menghasilkan gangster 'profesional' setelah 'lulus'.
-
Kapan kaki seribu sering terlambat sekolah? Soalnya kakinya banyak, jadinya kalau pakai sepatu kelamaan.
Sebelas muridnya tewas ketika si pelaku memasuki kelasnya sementara polisi hanya berdiam diri di ruang aula.
"Kalian punya rompi antipeluru, saya tidak punya apa-apa," kata dia menyebut polisi, seperti dilansir laman BBC, Rabu (8/6).
Insiden itu kemudian menewaskan 19 murid dan dua guru. Peristiwa tersebut memicu kembali perdebatan di AS soal kepemilikan senjata.
Reyes, guru kelas empat yang sudah mengajar selama 17 tahun mengatakan hari saat kejadian itu harusnya menjadi hari yang ceria.
Murid-muridnya sedang menonton film ketika penembakan terjadi. Dia menyuruh mereka bersembunyi di bawah meja dan berpura-pura tidur. Tapi si pelaku masuk ke kelas dan mulai melepaskan tembakan.
Reyes terkena tembakan dan dia terbaring di dekat mejanya. Dia bisa mendengar suara polisi yang sudah masuk ke sekolah.
"Saya berdoa dan terus berdoa agar tidak ada murid saya yang bersuara," kata dia. Saat itu dia yakin dirinya akan mati.
"Salah satu murid dari kelas lain terdengar berteriak, 'polisi, kami di sini. Kami di dalam sini,'" kata dia.
"Tapi polisi sudah pergi. Lalu si pelaku muncul dari belakang meja saya dan dia mulai menembak lagi."
Setelah simpang-siur informasi, polisi kemudian mengatakan pelaku berada di dalam kelas selama 77 menit sebelum akhirnya polisi masuk. Polisi Uvalde menuai kecaman karena lambannya aksi mereka.
Reyes mengaku dia merasa diabaikan oleh polisi.
"Mereka tidak punya alasan dan saya tidak akan bisa memaafkan mereka."
Baca juga:
Guru di Ohio AS akan Dipersenjatai di Sekolah Setelah Pelatihan 24 Jam
Lebih dari 110 Orang Mati Setiap Hari, Statistik Mencengangkan Penembakan di AS
Penembakan Texas, Polisi Baru Ungkap Kronologi Mengejutkan Berbeda dari Sebelumnya
Ini Sosok Salvador Ramos, Pelaku Penembakan Sekolah di Texas
Pelaku Penembakan Texas Sempat Unggah Status di Facebook Soal Serangan di Sekolah
Mengenal AR-15, Senjata Paling Favorit dalam Penembakan Massal di AS
Deretan Kasus Penembakan Massal Terbaru di AS, Angkanya Naik Setiap Tahun