Hamas-Israel Sepakat Perpanjang Gencatan Senjata 48 Jam, 33 Warga Palestina Bakal Dibebaskan
Pengumuman gencatan senjata tahap dua ini diumumkan Qatar selaku mediator dan juga Hamas.
Sebelumnya gencatan senjata berlangsung selama empat hari.
Hamas-Israel Sepakat Perpanjang Gencatan Senjata 48 Jam, 33 Warga Palestina Bakal Dibebaskan
Hamas dan Israel sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata selama dua hari di Jalur Gaza, Palestina. Sebelumnya gencatan senjata berlangsung selama empat hari.
Perpanjangan gencatan senjata ini diumumkan Hamas dan Qatar, beberapa jam sebelum gencatan senjata empat hari berakhir. Qatar berperan sebagai mediator dalam kesepakatan ini.
"Negara Qatar mengumumkan bahwa, sebagai bagian dari mediasi yang sedang berlangsung, telah dicapai kesepakatan untuk memperpanjang gencatan senjata kemanusiaan tambahan selama dua hari di Jalur Gaza," tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, di X.
Sumber: Al Jazeera
- Bukan Solusi Dua Negara, Netanyahu Blak-Blakan Soal Nasib Palestina di Masa Depan
- Israel Bebaskan 117 Tahanan Palestina, di Saat yang Sama Kembali Tangkap 116 Warga Tepi Barat
- Senjata AS Marak Digunakan Pemukim Israel untuk Serang Warga Palestina, "Kami Dihancurkan Kekuatan Uang dan Senjata Amerika"
- "Kami Satu Bangsa, Satu Darah, Bahasa Kami Satu. Palestina akan Segera Merdeka"
Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir terlibat dalam perundingan intensif untuk membentuk dan memperpanjang gencatan senjata di Gaza. Para mediator mengatakan gencatan senjata ini dirancang untuk diperpanjang.
Perpanjangan ini diumumkan ketika Hamas mengatakan telah menerima daftar nama-nama tahanan yang akan dibebaskan pada hari Senin ini sebagai pertukaran untuk tahanan Israel, tulis Hamas di saluran Telegram-nya.
Daftar tersebut mencakup tiga tahanan perempuan dan 30 anak.
Sementara itu, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan telah memberitahu keluarga tentang identitas tawanan yang akan dibebaskan pada hari Senin.
Selama gencatan senjata empat hari pertama, Hamas diperkirakan membebaskan 50 tahanan sipil, semuanya perempuan dan anak-anak. Sebagai gantinya, 150 tahanan Palestina yang ditahan Israel juga dibebaskan dan lebih banyak bantuan kemanusiaan lebih akan diizinkan masuk ke Gaza.
"Kemungkinan perpanjangan itu tertulis dalam perjanjian, bahwa jika Hamas memberikan lebih banyak sandera, akan ada lebih banyak hari gencatan senjata," terangnya kepada Al Jazeera.
"Kami sekarang setuju untuk melepaskan lebih banyak tahanan dan memperpanjang perjanjian selama dua hari. Ini adalah kabar baik bagi rakyat kami, terutama rakyat Gaza," sambungnya.
"Saya harap kita dapat memperpanjangnya hingga kita mencapai akhir perang ini. Kami ingin mengakhiri perang. Kami berada dalam gencatan senjata sementara, tetapi kami mencoba memperpanjangnya. Ada banyak dukungan dari Qatar, Mesir, dan banyak pemerintah Barat untuk mengakhiri bencana ini."
Selama tiga hari pertama gencatan senjata, 39 tahanan Israel dibebaskan sebagai imbalan untuk 117 tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel. Sebagai hasil dari perundingan bersama yang dipimpin Qatar, 17 warga negara Thailand, satu warga Filipina, dan satu tahanan berkewarganegaraan ganda Rusia-Israel juga dibebaskan oleh Hamas.
Melaporkan dari Ramallah di Tepi Barat yang diduduki israel, Nida Ibrahim dari Al Jazeera mengatakan keluarga di seluruh wilayah Palestina yang diduduki Israel merasa lega dengan perpanjangan ini.
"Ini adalah sumber kelegaan bagi banyak keluarga, bukan hanya keluarga tahanan, tetapi juga orang-orang lain di Tepi Barat yang menyaksikan kengerian Jalur Gaza yang terkepung.
"Kami tidak hanya merujuk pada pembunuhan dan anak-anak yang kehilangan nyawa mereka tetapi juga pada orang-orang yang telah diungsikan, orang-orang yang terluka, orang-orang yang lapar dan berada dalam situasi yang sangat sulit."