Harta karun Indonesia ratusan miliar dilelang di Singapura
Perairan Indonesia diperkirakan masih menyimpan banyak harta karun serupa.
Sejumlah harta karun berharga yang ditemukan di lepas pantai Cirebon, Jawa Barat, dilelang kemarin di Singapura. Pelbagai artefak yang berusia sekitar seribu tahun itu ditaksir bernilai 733 miliar rupiah, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Minggu (1/4).
Harta karun itu terdiri dari 250 ribu barang pecah belah dan perhiasan, meliputi guci keramik, mutiara, hingga emas. Benda-benda bersejarah ini berasal dari sebuah kapal China yang tenggelam tidak jauh dari Pelabuhan Cirebon.
Pihak yang menemukannya pertama kali adalah beberapa nelayan setempat, delapan tahun lalu. Mereka menemukan bangkai kapal itu di kedalaman 56 meter. Para nelayan segera melaporkannya ke Direktorat Cagar Budaya Bawah Air dan Warisan Kolonial Cirebon.
Upaya mengangkat bangkai kapal rupanya perlu teknologi canggih. Akhirnya diundang beberapa badan internasional buat membantu pemerintah mengangkut harta karun itu. Butuh waktu setahun dan melibatkan 22 ribu penyelam menyelesaikan seluruh proses pengangkatan.
Peneliti Belgia dari lembaga sejarah Cosmix Uni Emirat Arab, Luc Heymans, menyimpulkan temuan di Cirebon itu merupakan harta karun terbesar di wilayah Asia Tenggara. Dia memperkirakan perhiasan dan barang pecah belah ini berasal dari abad ke-10.
Sedianya, kapal pedagang China yang karam itu akan bertolak ke Timur Tengah. Penyebab kandasnya kapal disinyalir akibat cuaca buruk.
Atas persetujuan pemerintah Indonesia, sebagian harta karun Cirebon kini dilelang di Singapura. Upaya itu tahun lalu sempat terganjal karena alasan yang tidak dijelaskan. Sebagian lagi telah diberikan kepada Indonesia.
Heymans menilai kawasan perairan Indonesia berpotensi menyimpan banyak harta karun karena lalu lintas maritim padat di masa lampau. Masalahnya, tertarikkah pemerintah mencari harta karun di perairan lain buat menutupi subsidi bahan bakar yang sedang melonjak akhir-akhir ini?