Hindari Kekerasan Militer, Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke India
Sejumlah pertempuran sengit antara kelompok milisi pemberontak dan militer terjadi di Negara Bagian Chin yang berbatasan dengan India.
Ribuan warga Myanmar mengungsi ke India untuk menghindari kekerasan militer.
Dikutip dari laman Reuters, Kamis (10/6), menurut perkiraan pejabat dan kelompok masyarakat mada, tiga negara bagian India yakni Mizoram, Manipur, dan Nagaland, kini menampung sekitar 16.000 penduduk Myanmar. Angka itu diperkirakan akan semakin bertambah dalam beberapa bulan ke depan.
-
Bagaimana militer Myanmar menanggapi Pemberontakan 8888? Meskipun aksi protes tersebut sebagian besar berlangsung damai, tanggapan dari pihak militer sangat brutal. Pasukan bersenjata dikerahkan untuk menekan demonstrasi dengan kekerasan, menembaki para demonstran tanpa pandang bulu.
-
Apa yang terjadi di bawah permukaan Bumi India? Sebuah studi mengungkapkan bahwa India mulai mengalami perubahan drastis di bawah permukaan Bumi. Para ilmuwan mengklaim bahwa perubahan terjadi secara horizontal dan lempeng tersebut terbelah menjadi lapisan-lapisan terpisah.
-
Apa yang dimakan oleh ular piton Burma dalam kejadian langka tersebut? Peristiwa ini benar-benar buat ilmuwan melongo. Bagaimana mungkin ular piton Burma (Python bivittatus) terlihat memangsa piton batik (Malayopython reticulatus).
-
Apa yang dilakukan Bunga Zainal saat berada di India? Kali ini, Bunga membagikan potret saat mengikuti prosesi ibadah agama Sikh di India.
-
Kapan Nursyah mulai menari ala India? Nursyah sendiri sebelumnya telah sering membagikan video dirinya menari ala India di media sosial.
-
Apa yang ditemukan di kuburan massal di India? Selain itu, para ilmuwan menemukan berbagai artefak pemakaman, seperti lebih dari 100 gelang dan 27 manik yang terbuat dari cangkang, vas keramik, mangkuk, piring, periuk, kendi kecil, gelas kimia, pot tanah liat, cangkir air, botol, dan toples.
Di Mizoram, daerah yang paling banyak warga pengungsi Myanmar, aparat memantau sejumlah kelompok pro-demokrasi yang bergabung dengan para pengungsi melintasi perbatasan di tengah hutan melewati Sungai Tiau.
"Kami memantau ini dari dekat," kata penasihat negara bagian India kepada Reuters, seperti dilansir Aljazeera. Dia menuturkan sejumlah milisi Myanmar juga sempat melintasi perbatasan dengan bantuan orang India tapi mereka kini sudah kembali lagi.
"Kami tidak akan membiarkan mereka berlatih di Mizoram," kata si pejabat. "Kalau Anda mengganggu Mizoram, bakal jadi masalah bagi pengungsi."
Awal Mei lalu sekelompok warga Myanmar terdiri dari sedikitnya 50 orang melakukan pelatihan militer di Mizoram, kata pejabat kepolisian setempat dan salah satu anggota kelompok milisi kepada Reuters.
Kamp pelatihan di Distrik Champhai, Mizoram, tidak terlibat dengan penggunaan senjata dan kamp itu sudah dibubarkan setelah tentara India menyelidiki daerah itu, kata salah satu anggota milisi yang menolak disebut namanya.
"Semua anak muda itu sudah kembali lagi ke Myanmar," kata dia.
Sejauh ini sedikitnya sudah 850 orang tewas akibat kekerasan militer sejak peristiwa kudeta yang menyingkirkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi pada Februari lalu.
Sejumlah pertempuran sengit antara kelompok milisi pemberontak dan militer terjadi di Negara Bagian Chin yang berbatasan dengan India.
Seorang anggota parlemen yang sudah dipecat junta militer mengatakan sejumlah milisi dari Negara Bagian Chin mendapatkan senjata dari India dan dari Pasukan Arakan, milisi etnis dari Negara Bagian Rakhine. Kondisi ini makin meramaikan perdagangan senjata gelap di kawasan itu.
"Biasanya mereka ini ingin melawan junta. Menurut saya, mereka ini ingin mendapatkan senjata dari sini (India)," kata pejabat kepolisian Mizoram.
Perbatasan India-Myanmar yang membentang sepanjang 1.600 kilometer selama ini ditempati oleh sejumlah kelompok pemberontak yang menentang pemerintahan India. Mereka beroperasi di dua sisi perbatasan dan meraup keuntungan dari penjualan narkotika dari Asia Tenggara, kata pejabat keamanan India.
Juru bicara militer Myanmar tidak menjawab permintaan tanggapan dari Reuters untuk menjelaskan situasi di perbatasan.
Baca juga:
Di Balik Ngototnya AS Selidiki Kemungkinan Asal Usul Virus Corona dari Lab Wuhan
Apoteker di AS Divonis Tiga Tahun Penjara karena Rusak Ratusan Dosis Vaksin Covid-19
Warga Myanmar Terancam Mati Massal karena Kelaparan dan Penyakit
“Militer Tidak Memiliki Rasa Kemanusiaan, Mereka Bisa Membunuh Kami Kapan Saja”
"Hanya dengan Tembakan, bukan Demo, yang Akan Tumbangkan Militer"
Dua Jurnalis Myanmar Divonis Dua Tahun Penjara karena Liput Demo Anti Kudeta
Guru dan Pelajar di Myanmar Tolak Masuk Kelas Ketika Junta Membuka Kembali Sekolah