Ilmuwan Rusia klaim temukan vaksin Ebola
Virus Ebola telah merenggut 1.229 nyawa dan menulari 2.240 lainnya.
Sebuah tim ahli dari Rusia tengah berangkat ke Guinea, Afrika, untuk membangun laboratorium buat penanganan pasien terkena virus Ebola.
Tim itu terdiri dari sejumlah epidemiolog, virolog, dan bakteriolog dari pusat penelitian di Novosibirsk dan Saratov. Mereka akan berada di Guinea selama sepekan untuk mengelola laboratorium itu, seperti dilansir surat kabar Russia Today, Jumat (22/8). Permintaan bantuan itu berasal dari pemerintah Guinea.
Menurut Kepala Laboratorium di Institut Epidemiologi dan Mikrobiologi Pasteur Aleksandr Semyonov Rusia kini telah menemukan vaksin untuk menangani Ebola dan sudah terbukti berhasil.
"Kami akan lihat apa yang akan terjadi kemudian," kata dia.
Virus Ebola telah merenggut 1.229 nyawa dan menulari 2.240 lainnya yang kini sedang dikarantina di sejumlah rumah sakit di Guinea, Liberia, Nigeria, dan Sierra Leone.
Pusat penelitian Virologi dan Bioteknologi bermarkas di Koltsovo, wilayah Novosibirsk, Rusia mengembangkan jenis obat Reaferon-Lipint beberapa tahun lalu. Vaksin itu terbukti mampu mengatasi virus Ebola dalam tes di laboratorium. Kini diharapkan vaksin itu bisa dibawa ke Guinea untuk menyelamatkan pasien.