Indonesia rayu lima negara di IORA buat berinvestasi
Indonesia rayu lima negara buat berinvestasi. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) melakukan pertemuan bilateral dengan perwakilan beberapa negara di sela-sela rangkaian acara puncak Konferensi Tingkat Tinggi Indian Ocean Rim Association (KTT IORA).
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) melakukan pertemuan bilateral dengan perwakilan beberapa negara di sela-sela rangkaian acara puncak Konferensi Tingkat Tinggi Indian Ocean Rim Association (KTT IORA). Negara-negara tersebut antara lain Oman, India, Singapura, Somalia, dan Tanzania.
Dari pertemuan tersebut, hasil yang didapatkan bukan saja mengenai peningkatkan hubungan bilateral tetapi juga dihasilkan beberapa kesimpulan khususnya mengenai kelanjutan kerja sama Indonesia dengan negara-negara tersebut.
"Di samping untuk meningkatkan hubungan bilateral, kami bertemu negara-negara ini juga untuk membicarakan tentang kemungkinan dalam kerja sama ekonomi, seperti contohnya investasi," kata Wapres JK saat ditemui di acara KTT IORA di Jakarta Convention Center, Jakarta Selatan, Selasa (7/3).
Wapres JK menuturkan bahwa negara-negara yang diundang dalam KTT IORA sebagai observer sekaligus mitra wicara memberikan undangan khusus kepada Indonesia.
"Mereka juga meminta kepada kita untuk datang ke negaranya seperti tadi Tanzania, Somalia, India, dan Singapura," ungkapnya.
Selain itu, Wapres JK menyebut secara khusus bahwa Singapura yang dalam pertemuan bilateral tersebut diwakili oleh Theo Chee Hean selaku Wakil perdana Menteri dan Menteri Koordinator Keamanan Nasional menyatakan minat besar dalam berinvestasi.
"Singapura tentu di samping menawarkan agar kita berinvestasi di negaranya, tetapi mereka juga menyatakan akan berinvestasi lebih banyak lagi dalam berbagai bidang ke negara kita," paparnya.
Pada kesempatan tersebut, Wapres JK juga kembali menekankan tentang pentingnya pertemuan bilateral terhadap Indonesia dan negara-negara mitra wicara. Sebab, selain membawa keuntungan bagi negara, melalui pertemuan bilateral, Indonesia juga bisa membantu negara lain yang tengah menghadapi kesulitan.
"Intinya adalah kita itu memang harus membina hubungan dengan dua hal yang berkaitan dengan kebijakan politik dan juga ekonomi masing-masing negara. Melalui pertemuan itu juga kita bisa saling membantu," tandasnya.