Investigasi Media Inggris: Dokter dari Gaza Disiksa, Ditelanjangi, dan Dibiarkan Sampai Mati di Penjara Israel
Sky News merilis laporan investigasi tentang kematian seorang dokter bedah terkenal dari Gaza di penjara Israel.
Media Inggris Sky News baru-baru ini mengungkap penyiksaan dan pembunuhan terhadap dokter bedah terkenal dari Gaza, Adnan al-Bursh, di Penjara Ofer di Tepi Barat, Palestina yang diduduki Israel pada Mei lalu.
Seorang rekan tahanan Dr. Bursh mengatakan kepada Sky News, sipir penjara menyiksa Dr. Bursh dengan kejam, kemudian meninggalkannya mati sendirian dengan kondisi mengenaskan telanjang dari bagian pinggang ke bawah di halaman penjara.
- Kesaksian Mengerikan Dokter Inggris Sepulang dari Gaza: Setelah Jatuhkan Bom, Drone Israel Tembaki Anak-Anak Palestina
- Kesaksian Dokter atas Kebiadaban Israel di Gaza: 500 Korban dalam 25 Menit
- Dokter Asing Ungkap Kebrutalan Israel, "Saya Melihat Kekejaman yang Sangat Mengerikan di Gaza"
- Akhirnya Dibolehkan Masuk Militer Israel, Tim Dokter PBB Kaget dengan Yang Mereka Temukan di RS Nasser Gaza
Tahanan Palestina tersebut, juga memberikan keterangannya kepada pengacara dari HaMoked, sebuah organisasi HAM Israel.
“Pada pertengahan April 2024, Dr. Bursh tiba di bagian 23 Penjara Ofer. Sipir membawa dokter itu ke penjara dalam kondisi yang menyedihkan,” katanya, seperti dilansir The Cradle, Senin (18/11). Dr. Bursh mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya dan telanjang.
Ia menambahkan bahwa para penjaga melemparkannya ke tengah halaman dan meninggalkannya di sana. Dr. Bursh tidak dapat berdiri. Salah satu tahanan membantunya dan menemaninya ke salah satu ruangan. Beberapa menit kemudian terdengar teriakan dari ruangan tempat mereka masuk dan Dr. Adnan Al-Bursh dinyatakan telah meninggal."
Diculik tanpa tuduhan kejahatan apapun
Dr Bursh dikenal sebagai salah satu dokter bedah terbaik di Gaza.
Sebelum diculik tentara Israel, Dr. Bursh bertugas di al-Shifa pada bulan November. Saat tentara Israel menyerang, dirinya kemudian melarikan diri ke Rumah Sakit Indonesia di Bait Lahia.
Ia mendokumentasikan pengalamannya dalam video termasuk saat Israel menembaki rumah sakit tersebut dan menewaskan 12 orang. Tak lama setelah itu, dirinya dipaksa meninggalkan Rumah Sakit Indonesia dan dipindahkan ke Rumah Sakit Al-Awda, di mana dirinya diculik oleh pasukan Israel.
Seorang rekan dokter di Al-Awda, Mohammad Obeid mengatakan tentara Israel mengancam akan menghancurkan Rumah Sakit Awda jika semua pria tidak keluar, termasuk Dr. Bursh. Kemudian, tentara Israel memanggil Dr. Bursh dan dengan kasar membawanya pergi.
Dr. Bursh kemudian dibawa ke kamp penahanan Sde Teiman yang terkenal di Gurun Negev. Penjara ini terkenal setelah para sipir penjara, dokter dan mantan narapidana memberikan kesaksian tentang para narapidana yang disiksa dan diperkosa. Dr. Bursh dipukuli dengan parah di Sde Teiman.
Dr. Khalid Hamouda, mantan narapidanan di Sde Teiman yang selamat, mengatakan kepada Sky News, dari 100 tahanan tempat dia ditahan, sekitar seperempatnya adalah pekerja medis.
“Ia mengira tulang rusuknya patah. Ia bahkan tidak bisa pergi ke toilet sendirian,” kata Dr. Hamouda tentang Dr. Bursh.
Bursh kemudian dipindahkan ke Penjara Ofer Israel, tetapi tidak pernah didakwa dengan kejahatan atau terorisme apapun.Setidaknya 43 tahanan telah meninggal di penjara Israel sejak peristiwa serangan 7 Oktober 2023.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti