Laporan: Tentara Israel Tidak Akan Tinggalkan Gaza Sebelum 2026
Menurut laporan media Israel, tentara mereka kini tengah mempercepat pembangunan pos-pos militer di Gaza.
Surat kabar Haaretz melaporkan militer Israel kini tengah mempercepat pembangunan beberapa pos militer permanen di seluruh Jalur Gaza dan tampaknya akan tetap berada di wilayah Palestina itu setidaknya hingga akhir 2025.
“Pekerjaan ini berjalan dengan kecepatan penuh. Jalan lebar sedang dibangun, antena seluler sedang dipasang, jaringan air, pembuangan limbah, dan listrik sedang dibangun, dan ada gedung-gedung, beberapa bersifat portabel dan beberapa lainnya tidak,” demikian laporan surat kabar tersebut.
Rencana ini mencakup penghancuran bangunan secara sistematis di seluruh Gaza, dengan tujuan memastikan bahwa pejuang kemerdekaan Palestina tidak dapat bersembunyi di dalamnya.
Pasukan Israel mengusir puluhan ribuan warga Gaza dari rumah mereka untuk diubah menjadi zona militer.
Dilansir laman the Cradle, Rabu (13/11), pekerjaan konstruksi dan pendirian pos-pos permanen tidak terbatas di wilayah utara. Militer Israel berusaha menguasai tidak kurang dari empat wilayah besar di berbagai bagian Jalur Gaza, salah satunya adalah koridor Netzarim.
Koridor Netzarim telah dibangun pada awal-awal pembantaian di Gaza yang membelah wilayah itu menjadi dua untuk mencegah kembalinya warga Palestina.
Memisahkan Gaza menjadi tiga bagian
“Jika dilihat di lapangan, militer Israel tidak akan meninggalkan Gaza sebelum tahun 2026," kata seorang perwira militer di Gaza kepada Haaretz.
“Jika Anda melihat jalan-jalan yang diaspal di sini, jelas bahwa jalan-jalan ini tidak dimaksudkan untuk manuver darat atau untuk penyerbuan oleh pasukan militer ke berbagai tempat. Jalan-jalan ini mengarah di antara tempat-tempat lain, ke tempat -tempat yang beberapa permukimannya telah dipindahkan,” imbuhnya.
Surat kabar Israel, Yedioth Net,melaporkan pada tanggal (10/11) tentara Israel telah mendirikan instalasi militer permanen di seluruh Gaza yang bertujuan untuk membangun kehadiran jangka panjang dan membagi jalur itu menjadi tiga zona terpisah.
Tentara Israel berniat memisahkan Gaza utara, tengah, dan selatan. Tak hanya itu, tentara Israel juga telah membangun beberapa koridor darat baru dalam beberapa bulan terakhir, termasuk satu koridor yang bertujuan untuk memisahkan kota-kota utara Beit Hanoun, Beit Lahia, dan Jabalia dari Kota Gaza.
Meski begitu, pemerintah Israel menyangkal tudingan Tel Aviv berupaya membangun kembali permukiman Yahudi di Jalur Gaza.
Namun, bulan lalu, Partai Likudnya Benjamin Netanyahu menggelar konferensi bertajuk “Persiapan untuk menetap di Gaza” yang dihadiri oleh beberapa menteri pemerintah Israel.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti