Citra Satelit Ungkap Israel Bangun Koridor Darat Baru di Gaza, Ini Tujuannya
Koridor baru ini dibangun sejak November 2023, sekitar sebulan sejak perang genosida Israel berlangsung di Jalur Gaza, Palestina.
Israel disebut ingin menguasai Jalur Gaza, Palestina dan menempatkan pasukannya secara permanen di wilayah kantong tersebut. Ini berdasarkan hasil analisis citra satelit yang dilakukan kelompok peneliti Forensic Architecture.
Citra satelit menunjukkan pembangunan koridor darat baru tentara Israel di timur Kota Gaza sejak November 2023. Forensic Architecture mengatakan di X, koridor baru ini merupakan yang kedua yang dibangun penjajah Israel di jalur timur-barat di Gaza, setelah 'Koridor Netzarim'.
"Analisis pencitraan satelit kami dari November 2023 sampai Juli 2024 mengungkapkan bukti koridor militer baru Israel di timur Kota Gaza," jelas kelompok ini, dikutip dari The Cradle, Kamis (22/8).
“Koridor baru ini merupakan jalur timur-barat kedua yang dibangun Israel melalui Gaza, setelah apa yang disebut 'Koridor Netzarim.' Secara keseluruhan, koridor-koridor ini merupakan indikasi infrastruktur dari rencana kehadiran militer Israel secara permanen di bagian utara Jalur Gaza yang diduduki."
Koridor Netzarim dibangun pasukan penjajah Israel selama bulan-bulan awal perang genosida mereka di Gaza.
Menurut Forensic Architecture, koridor baru di timur Kota Gaza ini terletak di dekat daerah Beit Hanoun. Lahan pertanian dan kebun buah-buahan milik keluarga Abu Suffiyeh, juga rumah mereka, dihancurkan pasukan Israel untuk membangun koridor ini, yang dimulai pada November lalu. Jalan atau koridor ini memberikan akses langsung pasukan penjajah menuju Kota Gaza.
Koridor tersebut, yang melintasi bekas pemukiman lama Netzarim, membelah jalur tersebut menjadi dua dan mencegah kembalinya warga Palestina yang terlantar ke Gaza utara.
Ingin Kontrol Gaza Sepenuhnya
Pejabat pertahanan Israel mengungkapkan kepada Wall Street Journal pada Februari lalu, koridor itu merupakan bagian rencana Tel Aviv untuk mempertahankan kontrol keamanan di Gaza.
Koridor Netzarim terkait dengan ketentuan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam perundingan gencatan senjata yang menyatakan bahwa warga sipil yang mengungsi yang kembali ke jalur utara harus menjalani mekanisme penyaringan dan inspeksi.
Netanyahu mengatakan pada 20 Agustus, Israel menolak penarikan apa pun dari koridor Netzarim, serta koridor Philadelphi di perbatasan Gaza-Mesir, yang direbut oleh pasukan Israel pada Mei. Komentarnya menambah keraguan mengenai kemungkinan mencapai kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri perang, yang telah menghancurkan Jalur Gaza dan menewaskan sekitar 40.000 warga Palestina.