Iran Nyatakan Serangan Balasan ke Israel Sudah Berakhir, Ancam Serangan Berikutnya Akan Lebih Dahsyat
Iran Nyatakan Serangan Balasan ke Israel Sudah Berakhir, Ancam Serangan Berikutnya Akan Lebih Dahsyat
"Serangan ini bisa dianggap selesai," kata utusan Iran untuk PBB dalam unggahan pesan di X.
- AS Pasang Badan Kirim Pasukan & Senjata Canggih, Israel Vs Iran Bakal Segera Perang?
- Mengapa Iran Tidak Juga Melancarkan Serangan Balasan ke Israel? Begini Analisis Pakar
- 'Iran Lumpuhkan Israel Tanpa Berbuat Apa-Apa', Serangan Balasan Tak Kunjung Terjadi
- Iran Batal Serang Israel dengan Rudal Jelajah Jarak Jauh Jika Syarat Ini Dipenuhi, Begini Tuntutannya
Iran Nyatakan Serangan Balasan ke Israel Sudah Berakhir, Ancam Serangan Berikutnya Akan Lebih Dahsyat
Iran hari ini mengatakan kepada Israel agar tidak melancarkan serangan balasan setelah Negeri Mullah itu meluncurkan ratusan rudal dan pesawat nirawak (drone) ke Israel pada Sabtu malam.
Serangan Iran itu adalah balasan terhadap serangan udara Israel ke Konsulat Iran di Ibu Kota Damaskus, Suriah awal bulan ini yang menewaskan sejumlah perwira Pasukan Garda Revolusi.
"Serangan ini bisa dianggap selesai," kata utusan Iran untuk PBB dalam unggahan pesan di X beberapa jam setelah serangan ke Israel tadi malam.
"Namun jika rezim Israel kembali membuat kesalahan maka balasan Iran akan lebih dahsyat," kata utusan Iran, seperti dilansir laman Channel News Asia, Ahad (14/4).
Pasukan Garda Revolusi Iran pada Sabtu malam mengumumkan mereka meluncurkan sejumlah drone dan rudal ke target militer di wilayah Israel.
"Aksi militer Iran adalah balasan terhadap agresi rezim Zionis terhadap gedung diplomatik kami di Damaskus," kata utusan Iran di PBB.
Serangan Iran, kata sang utusan, "sesuai dengan Pasal 51 Piagam PBB mengenai pertahanan yang sah."
Meski militer Israel menyebut 99 persen serangan drone dan rudal Iran itu berhasil dicegah dengan bantuan Amerika Serikat dan sekutunya, namun kepala staf angkatan bersenjata Iran Muhammad Bagheri mengatakan serangan Iran sudah "mencapai semua tujuan".
Bagheri mengatakan serangan balasan Iran menargetkan "pusat intelijen" dan pangkalan militer tempat jet tempur Israel F-35 lepas landas untuk menyerang Damaskus pada 1 April lalu.
"Kedua tempat itu hancur dan tidak bisa digunakan lagi," kata dia meski Israel menyebut hanya terjadi kerusakan kecil.
"Tidak ada niatan lagi untuk melanjutkan operasi ini," kata dia seraya menyerukan Israel untuk menghindari aksi lebih jauh terhadap Iran yang bisa menimbulkan balasan lebih besar.
Sebelumnya Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, AS tidak akan ikut membantu Israel membalas serangan Iran. Demikian kata pejabat Gedung Putih kepada kantor berita Axios.
Biden dan para penasihat seniornya sangat khawatir balasan serangan Israel ke Iran akan memicu perang di kawasan yang lebih besar dengan dampak yang luar biasa.
Dalam pernyataannya usai pembicaraan lewat telepon dengan Netanyahu, Biden mengatakan AS sudah mengerahkan jet tempur dan sistem pertahanan penghancur rudal balistik ke wilayah Timur Tengah dalam sepekan terakhir yang membantu Israel dalam mengantisipasi serangan rudal yang datang dari Iran, Yaman, Suriah, dan Irak.
"Saya mengatakan kepada Perdana Menteri Netanyahu, Israel sudah memperlihatkan pertahanan yang luar biasa dalam menghadapi serangan Iran ini--dan itu menjadi pesan yang jelas bagi musuh-musuh Israel bahwa mereka tidak bisa mengancam keamanan Israel," kata Biden.
Presiden AS itu mengatakan dia akan mengadakan pertemuan dengan para pemimpin G7 untuk merespons serangan Iran secara diplomatik.