Kapten kapal WNI diculik di Malaysia, polisi tak yakin Abu Sayyaf
Harman Mangga (30) diculik 3 Agustus lalu, namun polisi Sabah menilai modus operandinya tak mirip Abu Sayyaf
Seorang Warga Negara Indonesia kembali diculik di perairan perbatasan Malaysia-Filipina. Kali ini yang mengalaminya adalah Harman Mangga (30), kapten kapal ikan yang sedang berlayar di Perairan Kinabatangan. Penculik menuntut tebusan 10 ribu Ringgit Malaysia (setara Rp 32.4 juta) untuk pembebasan Harman.
Dari informasi polisi Kota Kinabalu, Malaysia, Harman sedang berada di kapal bersama dua anak buahnya ketika sebuah kapal cepat berisi sekelompok pria merapat. Mereka hanya membawa Haman, sementara dua anak buahnya dibiarkan tetap di atas kapal setelah ditawan dua hari. Penculikan ini terjadi 3 Agustus lalu, namun awak kapal tersebut baru bisa melapor dua hari sesudahnya.
-
Siapa yang diwisuda? Samarra Anaya Amandari, sosok yang begitu memesona dengan kecantikannya, baru saja menyelesaikan pendidikan di tingkat SMP.
-
Siapa yang mewakili TNI dalam perundingan Wonosobo? Pasukan TNI diwakili Kolonel Sarbini, sedangkan dari Belanda diwakili Kolonel Breemouer.
-
Bagaimana anggota TNI dikeroyok oleh warga? Personel dari Koramil yang dikeroyok menerima banyak sekali pukulan dan tendangan dari warga.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Kenapa warga mengeroyok anggota TNI? Pada momen itulah warga yang sedang berada di situasi tersulut emosi kemudian melakukan pengeroyokan terhadap anggota TNI tersebut.
The Star melaporkan, Minggu (7/8), polisi menduga penculikan ini tidak didalangi oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf. Kecurigaan polisi dimulai dari jumlah tebusan yang diminta, 'hanya' 10 ribu Ringgit, sedangkan aksi Abu Sayyaf bulan lalu menculik 10 WNI menghasilkan tuntutan 20 juta Ringgit. Ke-10 WNI itu sampai sekarang belum dibebaskan.
Faktor lainnya, teroris di selatan Filipina biasanya tidak melepas sandera setelah diculik hanya dalam hitungan jam. Dalam kasus kali ini, dua awak kapal itu mengaku dibawa ke dua pulau kosong sekitar Sandakan, lantas dilepas karena diminta mencari uang tebusan sesegera mungkin.
"Kami berusaha memastikan insiden ini benar-benar penculikan. Kami terus mendalami keterangan awak kapal," kata Abdul Rashid Harun, Kepala Polisi Sabah.
Kapal pimpinan Harman berangkat dari Sandakan pada 31 Juli. Polisi masih belum bisa memastikan, apakah TKP penculikan berada di perairan Malaysia atau sudah memasuki Filipina. Kendati demikian, laporan penculikan ini adalah yang ketiga kalinya dalam kurun sebulan di Sabah.
Dalam keterangan terpisah, dua awak itu meyakini sudah diculik oleh kelompok bersenjata Filipina. Mereka mengaku para penculik Harman mengenakan seragam loreng, penutup kepala, serta berbicara dalam bahasa Melayu patah-patah.
Baca juga:
Duterte ajak dialog MILF, singgung pembebasan WNI korban Abu Sayyaf
Wapres JK desak Presiden Duterte bebaskan WNI disandera Abu Sayyaf
RI, Malaysia, Filipina sepakat patroli laut di 'jalur tengkorak'
Wiranto pastikan patroli bersama Filipina & Malaysia jamin keamanan
Penyandera 4 ABK beri tenggat waktu, ini tanggapan Menlu Retno
Penyandera ABK Charles juga minta uang logistik
Abu Sayyaf beri tenggat waktu bayar tebusan 4 ABK selama 15 hari
Ryamizard bertemu Menhan Malaysia & Filipina, bahas ancaman perompak