Ketakutan jurnalis Saudi dijadikan target pembunuhan setelah Jamal Khashoggi hilang
Dugaan pembunuhan terhadap Khashoggi di tanah Turki menunjukkan bukti bahwa siapapun yang memiliki suara berbeda dengan pemerintah Saudi, akan dijadikan target di manapun dia berada.
Jurnalis, aktivis, dan tokoh-tokoh terkemuka lainnya mengungkapkan kekhawatiran tentang keamanan mereka sejak kabar hilangnya wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi.
Khashoggi diberitakan hilang pada 2 Oktober lalu setelah memasuki kantor konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Menurut sumber kepolisian di Turki, wartawan yang secara vokal mengkritik pemerintahan Saudi itu telah dibunuh dan mayatnya dimutilasi dalam kantor konsulat tersebut oleh dua orang Saudi.
-
Kapan kepala ular raksasa tersebut ditemukan? Pasca kejadian gempa bumi yang berkekuatan 7,6 skala richter ini telah merusak beberapa bangunan dan salah satu sekolah hukum di kota ini. Pada proses pembongkaran ternyata pada pondasi bangunan ini ditemukan sebuah patung yang berasal dari zaman Aztec 500 tahun lalu.
-
Kapan Sumpah Pemuda diikrarkan? Setiap tanggal 28 Oktober selalu diperingati sebagai hari yang sangat bersejarah bagi para pemuda di Indonesia. Ya, hari itu biasa dikenal sebagai Hari Sumpah Pemuda. Pada tahun 2023 ini, Sumpah Pemuda akan masuk pada tahun yang ke-95 sejak pertama kali diucapkan pada 1928.
Turki mengklaim memiliki bukti rekaman saat Khashoggi disiksa dengan cara diseret lalu dibunuh secara brutal. Namun pihak Saudi membantah klaim tersebut dan menyebut tudingan dilayangkan kepadanya adalah sebuah kebohongan tak berdasar.
Kini kabar-kabar yang belum terungkap kebenarannya itu telah memicu ketakutan para jurnalis, aktivis, dan tokoh-tokoh lain. Sebab, mereka pun cukup aktif dalam memberi kritik terhadap kebijakan dan rezim Saudi Mereka pun mengungkapkannya melalui akun media sosial.
Direktur Think Tank Liberal Kawaakibi Foundation, Iyad el-Baghdadi, mengungkapkan kekhawatiran akan dijadikan target berikutnya. Meski saat ini dia tinggal di Norwegia, namun hal itu tidak membuatnya merasa sepenuhnya aman.
"Saya pernah menerima ancaman pembunuhan sebelumnya. Sekarang saya telah meminta perlindungan dari pihak otoritas Norwegia. Siapapun dari kita bisa menjadi target selanjutnya," tulis el-Baghdadi dalam serangkaian kicauan.
"Saat ini pihak Saudi telah melaporkan akun saya secara massal. Jika saya tidak bisa lagi mengakses dan ditangguhkan dari akun saya, seperti yang pernah dilakukan Twitter pada akhir 2015 lalu, maka kalian tahu apa yang terjadi," tambahnya.
Selain el-Baghdadi, jurnalis Al Jazeera Inggris dan Al Jazeera Arab, Jamal Elshayyal, juga merasakan ketakutan serupa. Melalui akun Twitternya dia mengatakan bahwa saat ini ada sejumlah informasi palsu dibuat tentangnya. Dia yakin hal itu dimaksudkan untuk menghasut dilakukan tindakan terhadapnya.
"Beberapa 'artikel' mulai bermunculan di media informasi milik Saudi seperti berita ini. Mereka menyebarkan kebohongan dan ketidakbenaran tentang saya dalam upaya yang jelas-jelas untuk menghasut. Tampaknya pemerintah Saudi tidak akan berhenti membunuh," tulisnya seraya menyertakan tautan berita.
Sementara itu, aktivis HAM Bahrain Maryam Alkhawaja mengatakan bahwa dugaan pembunuhan terhadap Khashoggi di tanah Turki menunjukkan bukti bahwa siapapun yang memiliki suara berbeda dengan pemerintah Saudi, akan dijadikan target di manapun dia berada.
"Pikiran otomatis saya begitu mendengar berita ini adalah, tak ada satu pun dari kita yang bisa selamat, di mana pun kita berada," ungkapnya.
Sebagai informasi, Khashoggi melarikan diri dari Arab Saudi pada 2017 lalu karena tindakan keras pemerintah terhadap suara-suara kritisnya. Saat itu dia mulai menjadi kolumnis untuk media Amerika Serikat, Washington Post.
Beberapa tulisan Khashoggi berisi tentang kritikan terhadap kebijakan Arab Saudi terhadap Qatar dan Kanada, perang Yaman, hingga tindakan keras terhadap media dan aktivis.
Khashoggi sebelumnya pernah menjadi pemimpin redaksi surat kabar Saudi Watan dan menjabat sebagai penasihat media untuk Pangeran Turki al-Faisal selama masa jabatannya sebagai duta besar di London dan Washington.
Baca juga:
Wartawan Saudi kerap kritik pemerintah hilang di Turki
4 Wartawan bernasib tragis setelah selidiki kasus penting
Trump sesalkan hilangnya Jamal Khashoggi, namun tetap ingin kerja sama dengan Saudi
Saudi bantah kerahkan regu pembunuh untuk habisi nyawa Jamal Khashoggi
Saudi bentuk tim gabungan dengan Turki selidiki kasus hilangnya Jamal Khashoggi