Ketiduran, remaja Pakistan selamat dari pembantaian di sekolah
Wekernya tak berbunyi membuatnya jadi terlambat bangun dan akhirnya memutuskan bolos.
Ketiduran sebab weker tidak bekerja di pagi hari dan membuat kita terlambat melakukan pekerjaan tentu menjadi hal paling menyebalkan. Namun tidak untuk Daud Ibrahim. Dia sangat bersyukur lantaran weker tak bunyi hingga dia selamat dari pembantaian Taliban di Kota Peshawar, Pakistan.
Daud menjadi satu-satunya murid tingkat sembilan yang masih hidup. Dia memutuskan bolos setelah terlambat bangun sebab wekernya tak berfungsi. Tak disangka hari itu tempat dia menimba ilmu diserang ekstremis dan ratusan murid tewas, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Jumat (19/12).
Meski selamat namun Daud tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Apalagi dia harus menghadiri penguburan jenazah enam sahabatnya. "Sejak pembantaian itu dia tidak mau berbicara dnegan siapa pun. Dia bahkan tidak berbicara sama sekali," ujar Sufyan Ibrahim kakak Daud.
Daud tidak menunjukkan emosi sama sekali. Dia hanya diam dan menatap kosong saat mengetahui tak satu pun rekan kelas sembilannya yang selamat.
Sufyan menambahkan adiknya benar-benar sangat beruntung. Malam sebelum kejadian, Daud sekeluarga menghadiri pernikahan kerabat mereka. Kelelahan, Daud pun ketiduran, dan weker tak berfungsi akhirnya membuat dia masih terlelap. "Itu memang sudah takdirnya," kata Sufyan.